web analytics
Connect with us

Opini

Pengalaman Magang di Mitra Wacana

Published

on

Mahasiswa Magang UNY Jurusan Bahasa Jepang
Mitra wacana

Ruliyanto

Oleh : Ruliyanto (Divisi Media Mitra Wacana)                            

Beberapa mahasiswa semester akhir, mempunyai tugas untuk magang di sebuah lembaga, perusahaan atau institusi tertentu. Penempatan magang tergantung minat dan bakat dari mahasiswa tersebut. Kegiatan magang ini dilakukan oleh beberapa kampus atau universitas ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan pemahaman terkait dunia kerja secara langsung. Diharapkan dengan adanya kegiatan magang ini, setiap mahasiswa bisa mudah menyesuaikan diri dengan dunia kerja saat mereka lulus nantinya.

5 (lima) mahasiswa dari jurusan bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta melakukan kegiatan magang di Mitra Wacana Yogyakarta mulai dari 14 November 2018 – 14 Januari 2019. Kelima mahasiswa semester 7 (tujuh) tersebut  atas nama Siti Afifah, Dwi Amanah, Nuri Laily Fadhila, Margaretha Asadama dan Dea Anggraeni melakukan banyak kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan magang di Mitra Wacana. Berikut ini beberapa kegiatan yang telah diikuti selama pelaksanaan magang antara lain :

  1. Menerjemahkan beberapa dokumen lembaga
  2. Mengikuti diskusi rutin lembaga dengan tema :
    1. HIV – AIDS
    2. Kesehatan Reproduksi
    3. Membebaskan perempuan dari kekerasan seksual
  3. Narasumber diskusi tentang perempuan di negara Jerman
  4. Narasumber diskusi tentang proses penerjemahan dokumen
  5. Menjadi notulen di kegiatan lembaga
  6. Mengikuti workshop peningkatan kapasitas lembaga dan evaluasi program

Mitra Wacana memberikan kebebasan kepada peserta magang untuk mengaktualiasikan diri mereka dengan belajar tentang berbagai hal yang ada di lembaga. Dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan maka peserta magang mendapatkan manfaat sebagai berikut :

  1. Meningkatkan kemampuan komunikasi

Kerja di bidang apa pun pasti memerlukan kemampuan berbicara yang baik. Kompetensi tersebut akan berkembang seiring dengan jam terbang yang banyak. Sehingga proses magang di Mitra Wacana ini sangat bermanfaat bagi teman –  teman mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya

  1. Memperluas jejaring

Saat magang, teman – teman bisa bertemu dengan orang-orang yang berkompeten diisu tertentu seperti gender, kesehatan reprodusi, buruh migran atau lainnya. Saat berproses bersama dengan pegiat Mitra Wacana maupun jaringannya maka secara tidak langsung mereka sedang membangun jaringan sesuai dengan isu yang mereka sukai.

  1. Membiasakan kedisiplinan

Magang juga bisa menjadi ajang untuk membiasakan kedisiplinan, kerja tepat waktu dan meminimalisir kesalahan. Dengan membiasakan diri untuk disiplin selama magang maka akan terbawa kebiasaan tersebut setelah selesai magang di Mitra Wacana.

  1. Memahami budaya kerja

Budaya kerja tidak bisa dipahami dengan hanya membaca buku. Dengan magang langsung di lembaga maka peserta magang bisa memahami dan mengikuti budaya kerja  yang ada di Mitra Wacana. Nilai-nilai budaya kerja yang peserta magang jalankan, bisa membantu meningkatkan kompetensi mereka sendiri.

  1. Belajar menjadi pemecah masalah

Mitra Wacana menjadi tempat  untuk mempraktikkan ilmu dan teori yang didapat di kampus. Dalam pelaksanaan magang selama dua bulan ini tentunya menghadapkan mereka dengan masalah yang mungkin tidak ditemukan dalam teori saat kuliah. Pada saat seperti itulah justru setiap peserta magang punya kesempatan untuk menjadi seorang pemecah masalah.

Selama belajar dan berproses bersama Mitra Wacana selama dua bulan ini, tentunya memberikan berbagai macam kesan yang dirasakan oleh setiap peserta magang. Setiap pengalaman meraka sangat berharga dan menjadi refleksi bagi Mitra Wacana untuk selalu memperbaiki dalam pengelolaannya.

Berikut ini pengalaman teman – teman magang selama dua bulan di Mitra Wacana :

Mahasiswa Jurusan Bahasa Jerman Siti Afifah

Disini saya mendapatkan banyak pengalaman baru mulai dari menerjemahkan dokumen dari Mitra Wacana, presentasi, hingga diskusi mengenai tema-tema yang menarik seperti HIV-AIDS, kesehatan reproduksi, dan isu mengenai perempuan. Selain itu saya mendapatkan keluarga baru di Mitra Wacana yang sangat baik dan memberikan saya banyak pengetahuan baru.

Harapan saya, semoga Mitra Wacana lebih baik lagi, bisa membantu lebih banyak masyarakat dengan memberikan edukasi terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang, gender dan sebagainya. Mitra Wacana semakin besar dan bisa menjangkau masyarakat baik di wilayah Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta.

Mahasiswa Magang di Mitra WacanaNuri Laily Fadhila

Mitra Wacana merupakan tempat magang yang nyaman dan santai. Selain itu, orang-orangnya  sangat baik dan suka  bercanda sehingga suasananya tidak tegang.

Semoga Mitra Wacana semakin dikenal oleh masyarakat, semakin maju, dan semakin solid.

 

 

Mahasiswa Magang Jurusan Bahasa JermanDea Anggraeni

Pengalaman yang saya dapat selama magang terjemahan di Mitra Wacana sangat mengesankan dan menyenangkan. Saya senang karena banyak belajar dari teman-teman Mitra Wacana yang sangat baik. Suasana yang hangat dan kekeluargaan membuat magang terjemahan di Mitra Wacana terasa nyaman. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Mitra Wacana. Teruntuk Mas Sugeng dan Mas Noto yang membantu dan membimbing kelompok magang terjemahan pendidikan bahasa Jerman Universitas Negeri Yogyakarta hingga selesai. Mudah-mudahan ilmu yang saya dapatkan selama magang dapat bermanfaat kelak saat terjun di dunia kerja. Pesan saya semoga Mitra Wacana menjadi lembaga yang lebih baik lagi. Semoga visi dan misi Mitra Wacana dapat tercapai. Amin.

Mahasiswa Magang Jurusan Bahasa JermanMargaretha Asadama

Selama melaksanakan magang di Mitra Wacana banyak hal baru yang saya pelajari. Dari tujuan awal yang hanya seputar menerjemahkan bahasa asing, namun yang didapat ternyata lebih dari itu. Tidak hanya tahu seperti apa dunia kerja itu, tetapi juga bagaimana kerja sama dalam tim yang memiliki nilai kekeluargaan yang sangat tinggi. Dari suasana yang dibangun itulah yang menjadikan munculnya suasana kerja yang nyaman. Saya belajar bagaimana orang-orangnya dapat mengatur dan menyeimbangkan profesionalitas dalam bekerja tapi juga tetap menjaga suasana yang nyaman dalam bekerja.

Satu hal yang selalu saya lihat dari Mitra Wacana bahwa orang-orangnya yang selalu membudayakan diskusi dalam waktu apapun itu. Budaya diskusi itu menghasilkan orang-orang yang kritis dan berwawasan luas.

Kebiasaan diskusi ini pun ditularkan kepada saya selama proses magang berlangsung. Sering sekali diadakan diskusi tentang materi yang sudah dipelajari oleh saya dibangku kuliah. Antusias teman-teman mitra wacana dalam menanggapi dan bertanya jawab seputar materi yang didiskusikan membuat kami lebih bersemangat. Pegiat mitra wacana selalu memberikan arahan kepada saya agar kita selalu berfikir kritis terhadap sebuah permasalahan yang sedang dihadapi. Harapan saya semoga rencana kegiatan yang telah disusun oleh Mitra Wacana dapat berjalan dengan lancara dan tetap terjaga suasana kekeluargaan.

Mahasiswa Magang Jurusan Bahasa JermanDwi Amanah Rahmawati Mahardhika

Saya banyak belajar dari Mitra Wacana, mendapatkan banyak pelajaran baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Saya juga diajarkan untuk mempersiapkan dunia kerja diluar sana, bagaimana memecahkan suatu masalah beserta solusinya dan lebih bertanggung jawab dengan kerjaan yang telah diberikan. Saya pribadi sangat berterima kasih kepada Mitra Wacana yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk magang selama dua bulan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opini

25 Juta Jiwa Jadi Korban Perdagangan manusia

Published

on

Pegiat Mitra Wacana

   Wahyu Tanoto

Oleh Wahyu Tanoto

Perdagangan manusia adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang maha serius dan bersifat global. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perdagangan manusia adalah “perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan seseorang dengan cara seperti ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk lainnya. Pemaksaan, penculikan, penipuan atau penipuan untuk tujuan eksploitasi.” Eksploitasi tersebut dapat berupa kerja paksa, perbudakan, pelacuran, atau bentuk-bentuk eksploitasi seksual lainnya.

Rumit dan Multidimensi

Perdagangan manusia adalah masalah yang terbilang rumit dan multidimensi. Pelakunya boleh jadi berasal dari berbagai latar belakang, termasuk individu, kelompok, atau bahkan organisasi. Korban perdagangan manusia juga berasal dari berbagai latar belakang, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak.

Merujuk United Office on Drugs and Crime (UNODC) dan International Labour Office (ILO), terdapat hampir 25 juta korban; perempuan, laki-laki dan anak-anak di seluruh dunia untuk tujuan eksploitasi seksual dan kerja paksa. Karenanya, perdagangan manusia merupakan pelanggaran berat terhadap martabat manusia dan menargetkan kelompok rentan seperti migran, serta pengungsi pada khususnya. Salah satu tren yang paling memprihatinkan adalah meningkatnya jumlah anak-anak yang menjadi korban, meningkat tiga kali lipat dalam 15 tahun. Kejahatan ini dilaporkan menghasilkan lebih dari $150 miliar per tahun di seluruh dunia. Hal ini semakin dianggap sebagai masalah keamanan global karena memicu korupsi, migrasi tidak teratur, dan terorisme.

Pada 2023, Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan besar dalam mengatasi kasus Tindak Pidana Perdagangan manusia (TPPO). Menurut data yang dihimpun oleh Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), mencatat dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, terdapat 1.418 kasus dan 1.581 korban TPPO yang dilaporkan. Dari data tersebut  menunjukkan sebanyak 96% korban perdagangan orang adalah perempuan dan anak

Bahkan, yang paling gres sebanyak 1.047 mahasiswa dari 33 universitas di Indonesia diduga menjadi korban eksploitasi kerja dengan modus magang di Jerman (ferienjob) pada Oktober sampai Desember 2023. Diadaptasi dari Tempo.co, perihal kronologi kejadiannya, para mahasiswa mendapat sosialisasi dari CVGEN dan PT. SHB. Mereka dibebankan biaya pendaftaran sebesar Rp 150.000, dan membayar 150 Euro untuk membuat LOA (Letter of Acceptance).

Dampak yang mengerikan

Perdagangan manusia memiliki dampak yang menghancurkan bagi korban. Mereka, para korban perdagangan manusia kerapkali mengalami kekerasan fisik, psikologis, seksual (termasuk di ranah luring). Mereka juga mengalami kerugian ekonomi dan sosial.

Meskipun perdagangan manusia merupakan masalah yang bersifat global, namun, hal ini sering kali terlupakan dan luput dari perhatian. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ketidaktahuan masyarakat tentang perdagangan manusia, termasuk: (1) Perdagangan manusia sering terjadi di belakang layar dan sulit dideteksi; (2) Korban perdagangan manusia kerap takut untuk bersuara dan melapor; (3) Masyarakat sering tidak menyadari bahwa perdagangan manusia sebagai masalah serius yang bisa menimpa siapa saja; (4) Peraturan perundangan-undangan dan kebijakan belum sepenuhnya dipahami oleh semua lapisan masyarakat, dan (5) Bentuk dan upaya pencegahan biasanya  dianggap seremonial.

Upaya Negara

Untuk mengatasi masalah perdagangan manusia, diperlukan upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga internasional, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum. Upaya-upaya tersebut diantaranya mencakup: 1) Peningkatan kesadaran masyarakat tentang perdagangan manusia, 2) Peningkatan dukungan bagi korban perdagangan manusia.  3) Peningkatan upaya penegakan hukum untuk memerangi perdagangan manusia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah perdagangan manusia. Indonesia menetapkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan manusia. Undang-undang tersebut didukung oleh pembentukan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan manusia melalui ditetapkannya Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2008.

Meskipun begitu, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah perdagangan manusia di Indonesia. Pemerintah memiliki kewajiban mengoptimalkan pencegahan, pemantauan berkala, mengimplementasikan penegakan hukum, dan berkolaborasi dengan warga masyarakat demi meningkatnya kesadaran tentang kerentanan, bahaya dan dampak perdagangan manusia. Hadirnya organisasi masyarakat sipil yang konsen terhadap isu perdagangan manusia memang relatif belum massif, namun, pemerintah perlu memberikan apresiasi terhadap mereka yang telah berkontribusi-memiliki kepedulian-untuk memerangi perdagangan orang. ***

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending