web analytics
Connect with us

Ekspresi

Nglayung

Published

on

CURHAT AJA

oleh Anggitanipun Sekar Rengganis (P3A Rengganis Salamrejo Sentolo KulonProgo)

Udan grimis wengi iku
Udan tangis wengi iku
Aku lan sliramu nunggal sa’wektu
Aku lan sliramu napa’I wotting kalbu
Ajur jejeraning jer jeran dining sedalu…
Nelesi jroning dodo,
Ironing piker, ati lan lathi
Branti kang dadi seksi
Nadyan dangu, aku ra bakal lali
Laras esemu…
Tansah gawe kangene atiku
Esem sing kebak katentreman
Esem sing ngrangkul keselarasan
Telung windu datan kroso
Rogo iki ngendem roso
Nlongso jero dodo…
Tanpo ono seng sudi mirunggu
Tumetesing luh iki, tansah mrebes mili ono pipi
Nanging lathi tan kwowo nglahir ‘ake
Bisu…
Tanpo ono sworo wani metu
Impenku…
Kadyo peksi mabur duwur tanpo lar
Nggayuh roso rasaning ratri
Tuwuh ayem loh jinawi
Kapan anggonku biso nemoni
Endahing margi sing tak liwati
Mituhu urip mung sawiji

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ekspresi

Edukasi Pencegahan Kekerasan Anak di Jalan Bagi Pendidik di Kulon Progo

Published

on

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Kulon Progo mengadakan edukasi untuk mencegah kekerasan anak di jalan. Sosialisasi ini diadakan di Aula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Rabu (6/3/2024). Kepala Dinsos-PPPA Kulon Progo, Bowo Pristiyanto, mengatakan bahwa 50 kepala SMA/SMK diundang dalam sosialisasi ini. Mereka diharapkan menjadi agen informasi dalam mencegah kekerasan anak di jalan.

Bowo menilai sekolah dapat menjadi tempat untuk mencegah kekerasan anak di jalan. Guru dapat berkomunikasi langsung dengan orang tua murid untuk memberikan edukasi tentang pencegahan kekerasan. Bowo juga melihat bahwa anak-anak di Kulon Progo sering berkumpul di berbagai lokasi hingga larut malam. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kekerasan.Bowo berharap wali pelajar juga berperan dalam mencegah kekerasan anak di jalan. Menurutnya para guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan anak.

Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Rifai Anas Fauzi, mengatakan bahwa terdapat 17 kasus kekerasan anak di jalan yang dilaporkan dari tahun 2023 hingga awal Maret 2024. Kasus ini terjadi di 8 kapanewon, dengan Pengasih dan Wates sebagai yang terbanyak dengan 8 kasus. Rifai menduga bahwa sebenarnya ada lebih banyak kasus kekerasan anak di jalan yang tidak dilaporkan.

Wahyu Tanoto dari Organisasi Kemasyarakatan Mitra Wacana mengatakan bahwa pandangan orang dewasa terhadap anak sering kali memperkuat stigma dan perlakuan tidak adil terhadap anak. Tanoto mengatakan bahwa orang dewasa, termasuk pendidik, perlu mengubah sudut pandangnya terhadap anak dengan cara melibatkan mereka dalam proses pencegahan kekerasan. Tanoto juga mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki banyak peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah yang dapat dijadikan pedoman dalam mencegah kekerasan terhadap anak di jalan. “Yang terpenting sekarang adalah implementasi dan pengawasan yang serius.”. Ujarnya. (Tnt).

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending