web analytics
Connect with us

Opini

5 Manfaat dan 7 Tips Ampuh Menjalankan Puasa yang Harus Kamu Ketahui !

Published

on

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa bagi tubuh dan jiwa. Salah satu manfaat utama puasa adalah membersihkan tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya yang terakumulasi selama periode makan normal. Selain itu, puasa juga dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan mental dan spiritual, serta meningkatkan disiplin diri.

Selain manfaat kesehatan, puasa juga memiliki manfaat sosial yang penting. Puasa mengajarkan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung, meningkatkan kepedulian sosial, dan mempererat hubungan antarindividu. Dengan menjalankan puasa, seseorang juga dapat merasakan kebersamaan dan solidaritas dalam menjalani ibadah bersama.

Untuk menjalankan puasa dengan lancar dan mendapatkan manfaat optimal, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan untuk sarapan dengan makanan yang mengandung serat tinggi dan protein sebelum waktu imsak. Hal ini akan membantu menjaga stamina dan energi selama berpuasa. Kedua, perbanyak konsumsi air putih saat berbuka dan sahur untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Selain itu, penting juga untuk memilih makanan yang seimbang saat berbuka dan sahur. Konsumsilah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta serat untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh. Hindari makanan yang mengandung gula berlebihan dan gorengan yang berlemak tinggi agar tubuh tetap sehat selama bulan puasa.

Selama menjalankan puasa, penting juga untuk menjaga pola tidur yang teratur dan cukup. Istirahat yang cukup akan membantu tubuh dalam proses detoksifikasi dan memperbaiki sel-sel yang rusak selama berpuasa. Selain itu, hindari aktivitas yang terlalu berat di siang hari agar tidak merusak kesehatan tubuh.

Terakhir, tetaplah aktif selama bulan puasa dengan menjaga pola aktivitas fisik yang seimbang. Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau senam ringan di rumah untuk menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan metabolisme. Dengan tips-tips sederhana ini, menjalankan puasa akan menjadi lebih lancar dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kesehatan fisik, mental, dan spiritual Anda.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan emas ini! Dapatkan manfaat luar biasa dan ikuti tips-tips ampuh ini untuk menjalankan puasa dengan lancar dan meraih kesehatan optimal selama bulan suci ini! (rl)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Opini

Catatan dari IGD: Anak Itu Pergi Setelah Disapa Sungai

Published

on

Oleh : Ferdi Ardian Saputra mahasiswa Sastra Indonesia,Universitas Andalas

Hari itu aku datang ke kampus Universitas Andalas dengan satu tujuan: latihan teater. Kami tengah bersiap untuk sebuah pertunjukan yang akan digelar bulan Juli mendatang. Latihan berjalan seperti biasa di salah satu sudut kampus yang ramai. Tapi suasana mendadak berubah ketika seorang anggota kelompok teater lain tiba-tiba jatuh pingsan.

Perempuan itu kira-kira setinggi bahuku—dan tinggi badanku 175 sentimeter. Ia mengenakan rok hitam, atasan bergaris biru-putih, dan jilbab hitam. Sekelompok teman perempuan dan beberapa senior laki-laki segera mengerubunginya. Bersama salah satu temannya, aku membawanya ke IGD Rumah Sakit Universitas Andalas.

Namun catatan ini bukan tentang dia, bukan tentang Intan—nama perempuan itu—melainkan tentang seseorang yang kutemui secara tak terduga di ruang gawat darurat itu. Seorang anak laki-laki, mungkin seusia murid kelas enam sekolah dasar, terbaring di atas kasur besi, tepat di zona merah—”redline”—ruang rawat bagi pasien paling kritis.

Tubuhnya kecil dan pucat, nyaris tak bergerak. Di sekelilingnya berdiri keluarga—ibu, nenek, sanak saudara. Wajah mereka penuh kecemasan, gelisah, dan mungkin sudah setengah pasrah. Saat itu, seorang dokter perempuan keluar dari ruangan. Ia mengenakan jas putih khas dokter, masker biru, jilbab putih, dan kemeja biru muda yang mengintip dari balik jasnya.

Dengan suara lembut namun serius, ia berbicara kepada ibu anak itu.

“Bu, kami minta izin untuk menangani anak Ibu. Kalau diizinkan, apa pun yang terjadi, Ibu harus ikhlas ya.”

Seketika, dunia seakan diam. Sang ibu menunduk, menahan tangis, lalu mengangguk. Hanya itu. Isyarat kecil yang membawa beban besar: menyerahkan nasib anaknya sepenuhnya pada tangan-tangan medis.

Aku berdiri agak jauh, hanya bisa menyaksikan. Tapi rasa penasaran mendorongku bertanya pada seorang nenek yang duduk tak jauh dariku. Ia ternyata nenek dari si anak. Dengan suara pelan, ia mulai bercerita.

“Anak ko pai main ka Batu Busuk patang jo kawan-kawannyo, pulang dari sinan langsung lameh… ternyata nyo tasapo dek mandi-mandi di sinan.”

Tersapa. Dalam kepercayaan masyarakat sekitar, “tersapa” berarti terkena gangguan halus—dalam hal ini, saat bermain di kawasan Batu Busuk. Bukannya langsung dibawa ke rumah sakit, sang anak justru dibawa ke seorang medium kampung. Upaya tradisional itu berlangsung berhari-hari, hingga minggu ketiga. Saat kondisinya makin menurun, barulah ia dilarikan ke rumah sakit.

Waktu terus berjalan. Suasana IGD penuh dengan ketegangan tak bersuara. Tiba-tiba, dokter yang tadi keluar lagi dari balik pintu. Kali ini ia tak membawa harapan.

“Maaf, Bu… kami sudah mencoba. Kami mohon maaf, kami tidak bisa menyelamatkan anak Ibu.”

Sejurus kemudian, rumah sakit seperti runtuh oleh tangisan. Ibu itu meraung. Keluarga menjerit. Para petugas medis hanya bisa berdiri—mereka sudah terbiasa, tapi tak pernah benar-benar kebal terhadap duka yang berulang.

Di pojok ruangan, aku berdiri mematung. Baru saja tadi aku datang untuk latihan teater. Tapi di rumah sakit itu, aku menyaksikan panggung yang jauh lebih nyata—tentang kehilangan, pasrah, dan seorang anak kecil yang berpulang setelah “disapa” oleh sesuatu yang tak kasatmata.

Satu hal yang membuat aku tersendu, ketika kakak anak ini berkata “Maaf dek, ini salah kakak, kakak yang tidak melarang kamu untuk kesana”.

 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending