Oleh Dwinda Nurika (P3A BABORAN Petuguran, Punggelan, Banjarnegara)
Ayah…
Ayah mesti tanganmu tak selembut ibu
Namun jiwa dan langkahmu tertuju pada satu keyakinan dan kebenaran
Doaku selalu mengiringi setiap langkah kepergianmu
Takan pernah kulupakan setiap pengorbananmu
Karna ku percaya kau akan selalu menyayangiku
Waktu matahari terbit hingga tenggelam
Bintang dan bulan muncul hingga menghilang
Kau tetap menyayangiku dengan penuh perasaan
Andai aku bisa menghitung berapa kebaikanmu
Alangkah dengan mudahnya aku membalasnya
Tetapi kebaikanmu sungguh tak terhingga
Sehingga aku tidak akan mungkin bisa membalas semuanya
Saat aku mengeluh, bersedih
Kau belai rambutku, meski
Kutau tanganmu tak selembut ibu
Tapi itulah tanda kecil dari sebuah pengorbananmu