Opini
Bentuk-Bentuk Kekerasan di Tempat Kerja
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/litespeed/avatar/7b2182ffd20343bea173934cdb1da86a.jpg?ver=1737019637)
Published
1 year agoon
By
Mitra Wacana![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2023/09/Angry-boss-shouting-at-workers-in-office-scaled.jpg)
Oleh Wahyu Tanoto
Menurut studi yang dilakukan oleh Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) pada 2016 di Amerika Serikat, sekitar 75% orang yang mengalami pelecehan di tempat kerja tidak melaporkan kejadian kepada manajer, supervisor, atau perwakilan serikat pekerja. Salah satu alasan utama adalah karena merasa takut akan keamanan kerja serta takut kehilangan sumber pendapatan mereka. Selain itu ada beberapa faktor lain, seperti:
- Faktor relasi kuasa. Salah satu pihak memiliki kekuatan, posisi atau jabatan yang lebih tinggi atau dominan dibandingkan korban. Misalnya, antara bos dengan karyawan.
- Kebijakan perlindungan pekerja masih tidak jelas. Absennya perlindungan terhadap korban dapat menyebabkan korban merasa takut untuk melapor karena khawatir pelaku akan balas dendam dan melakukan kekerasan yang lebih parah.
- Mekanisme penanganan kasus kekerasan seksual yang tidak tersedia. Misalnya, perusahaan belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP) mengenai kekerasan seksual, sehingga tidak ada jalur pelaporan atau sanksi yang jelas.
- Budaya yang kerap menyalahkan korban, seperti: “Kamu sih ke kantor pakai baju seperti itu!” “Kamu ngapain memangnya sampai bos marah begitu?”
Namun, kemungkinan lain adalah karena banyak orang belum memahami atau tidak yakin perilaku apa saja yang melanggar batas dan dapat dikategorikan sebagai pelecehan atau kekerasan. Maka dari itu, yuk kita bahas apa saja bentuk-bentuk pelecehan dan kekerasan di tempat kerja!
Kekerasan verbal
Kekerasan verbal termasuk ucapan yang merendahkan, melakukan gerakan yang ofensif, memberikan kritik yang tidak masuk akal, memberikan cercaan atau komentar yang menyakitkan, serta melontarkan lelucon yang tidak sepantasnya. Beberapa contohnya adalah:
- Mengirim email dengan lelucon atau gambar yang menyinggung identitas seseorang, seperti identitas gender, orientasi seksual, ras, atau agama.
- Berulang kali meminta kencan atau ajakan seksual, baik secara langsung atau melalui pesan.
- Membuat komentar yang menghina tentang disabilitas seseorang.
- Mengolok-olok aksen berbicara (logat) seseorang.
Kekerasan psikologis
Perilaku berulang atau menjengkelkan yang melibatkan kata-kata, perilaku, atau tindakan yang menyakitkan, menjengkelkan, memalukan, atau menghina seseorang. Ini termasuk:
- Mengambil pengakuan atas pekerjaan orang lain.
- Menuntut hal-hal yang mustahil.
- Memaksakan tenggat waktu (deadline) yang tidak masuk akal pada karyawan tertentu.
- Secara terus-menerus menuntut karyawan untuk melakukan tugas-tugas merendahkan yang berada di luar lingkup pekerjaannya.
Kekerasan fisik
Pelecehan di tempat kerja yang melibatkan ancaman atau serangan fisik, termasuk sentuhan yang tidak diinginkan. Misalnya:
- Menyentuh pakaian, tubuh, baju, atau rambut orang lain.
- Melakukan penyerangan fisik. Misalnya: memukul, mencubit, atau menampar.
- Melakukan ancaman kekerasan.
- Merusak properti pribadi. Misalnya: mengempeskan ban kendaraan, melempar ponsel orang lain.
Kekerasan berbasis digital
Ini merupakan berbagai bentuk kekerasan atau pelecehan yang dilakukan di ranah daring (online), seperti:
- Memposting ancaman atau komentar yang merendahkan di media sosial.
- Membuat akun palsu dengan tujuan merundung seseorang secara online.
- Membuat tuduhan palsu.
- Menyebarkan foto atau rekaman orang lain yang bersifat privat atau bernuansa seksual.
Kekerasan seksual
- Rayuan seksual yang tidak diinginkan.
- Melakukan sentuhan yang tidak pantas atau tidak diinginkan.
- Melontarkan lelucon bernuansa seksual.
- Membagikan media pornografi.
- Mengirim pesan yang bersifat seksual.
- Pemerkosaan dan kegiatan seksual lain yang dilakukan dengan paksaan.
- Meminta hubungan seksual sebagai imbalan atau promosi pekerjaan.
Jika kamu atau teman kerjamu mengalami salah satu atau beberapa bentuk kekerasan seperti yang disebutkan di atas dan membutuhkan bantuan lembaga layanan, kamu bisa cek website https://carilayanan.com/ atau belipotbunga.com ya. Jangan ragu untuk segera mengontak lembaga layanan, karena mereka ada untuk membantu kamu!
Sumber
You may like
Opini
Mitra Wacana dan LBH APIK Yogyakarta: Penguatan Jaringan Untuk Kesetaraan Gender dan HAM
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/litespeed/avatar/7b2182ffd20343bea173934cdb1da86a.jpg?ver=1737019637)
Published
22 hours agoon
17 January 2025By
Mitra Wacana![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/473526165_10227839872604817_4406269080992849426_n.jpg)
Pada Kamis, 16 Januari 2025, Mitra Wacana menerima kunjungan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK Yogyakarta. Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 12.00 WIB ini disambut langsung oleh Ketua Dewan Pengurus Mitra Wacana, Ibu Istiatun. Sebanyak enam perwakilan dari LBH APIK hadir dalam kunjungan ini, membawa semangat untuk memperkuat jaringan kerja sama antara kedua lembaga yang memiliki visi serupa dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kunjungan dimulai dengan sesi perkenalan dan presentasi dari Mitra Wacana. Wahyu Tanoto memaparkan sejarah berdirinya organisasi ini, fokus isu yang diusung, serta berbagai program dan kegiatan yang telah dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mendorong kesetaraan gender di Indonesia. Presentasi ini menjadi kesempatan bagi LBH APIK untuk memahami lebih dalam tentang pendekatan dan strategi yang diterapkan oleh Mitra Wacana dalam menangani berbagai isu krusial, seperti kekerasan berbasis gender, akses terhadap keadilan, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Setelah sesi presentasi, diskusi hangat dan interaktif pun berlangsung. Kedua lembaga berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi dalam menjalankan misi masing-masing. LBH APIK, yang berfokus pada layanan bantuan hukum untuk perempuan korban kekerasan, berbagi cerita mengenai kompleksitas kasus dan berbagai tantangan yang dihadapi. Di sisi lain, Mitra Wacana membagikan strategi pemberdayaan berbasis komunitas yang melibatkan masyarakat lokal dalam upaya advokasi dan edukasi.
Dalam diskusi ini, kedua pihak juga menjajaki potensi kolaborasi di masa depan. Salah satu ide yang mencuat adalah kemungkinan mengadakan program bersama dalam penanganan korban. Program ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak perempuan, terutama di wilayah pedesaan, yang sering kali menjadi korban kekerasan namun minim akses terhadap informasi dan bantuan hukum.
LBH APIK menyampaikan harapannya agar pertemuan ini menjadi awal dari hubungan yang lebih erat antara kedua lembaga. Mereka mengapresiasi pendekatan inklusif Mitra Wacana yang berfokus pada pemberdayaan akar rumput, dan menilai hal ini sebagai pelengkap yang ideal untuk layanan hukum yang mereka berikan.
Sementara itu, Mitra Wacana menyambut baik inisiatif LBH APIK untuk menjalin kemitraan yang lebih strategis. “Kerja sama seperti ini penting untuk memperkuat dampak yang ingin kita capai. Dengan bersinergi, kita dapat menjangkau lebih banyak perempuan yang membutuhkan dukungan,” ujar Ibu Istiatun.
Kunjungan ini menjadi langkah awal yang menjanjikan untuk menciptakan kolaborasi yang lebih solid antara Mitra Wacana dan LBH APIK Yogyakarta. Dengan menggabungkan keahlian dan pengalaman masing-masing, kedua lembaga berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan HAM di Indonesia.
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/473526165_10227839872604817_4406269080992849426_n-80x80.jpg)
Mitra Wacana dan LBH APIK Yogyakarta: Penguatan Jaringan Untuk Kesetaraan Gender dan HAM
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-16-at-16.43.09-1-80x80.jpeg)
Kunjungan Talithakum: Berbagi Cerita dan Menguatkan Keluarga Purna Migran P3A Rengganis
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-16-at-13.11.47-1-80x80.jpeg)
MITRA WACANA DAN FORUM PEREMPUAN HARGOTIRTO EDUKASI KESEHATAN MENTAL DI DUSUN SEKENDAL, HARGOTIRTO
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-13-at-15.16.24-1-80x80.jpeg)
P3A Kalurahan Banaran (P3A Pesisir) Membuat Perencanaan Organisasi Tahun 2025
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/473526165_10227839872604817_4406269080992849426_n-80x80.jpg)
Mitra Wacana dan LBH APIK Yogyakarta: Penguatan Jaringan Untuk Kesetaraan Gender dan HAM
![](https://mitrawacana.or.id/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-16-at-13.11.47-1-80x80.jpeg)
MITRA WACANA DAN FORUM PEREMPUAN HARGOTIRTO EDUKASI KESEHATAN MENTAL DI DUSUN SEKENDAL, HARGOTIRTO
Trending
- Opini22 hours ago
Mitra Wacana dan LBH APIK Yogyakarta: Penguatan Jaringan Untuk Kesetaraan Gender dan HAM
- Kulonprogo24 hours ago
MITRA WACANA DAN FORUM PEREMPUAN HARGOTIRTO EDUKASI KESEHATAN MENTAL DI DUSUN SEKENDAL, HARGOTIRTO
- Kulonprogo24 hours ago
Kunjungan Talithakum: Berbagi Cerita dan Menguatkan Keluarga Purna Migran P3A Rengganis