web analytics
Connect with us

Uncategorized @id

Pelestarian Lingkungan Untuk Peningkatan Perekonomian

Published

on

Narasumber Talkshow radio Kartika Indah Suara M Farid Cahyono. Foto:Tnt

Kerjasama talkshow Mitra Wacana WRC WRC dengan Radio Kartika Indah Swara Jogja selalu dilaksanakan setiap bulan. Untuk bulan ini jadwal talkshow di radio tersebut pada Senin, 18 Desember 2017. Tema khusus yang diangkat adalah Ekonomi dan Lingkungan. Kegiatan siaran mendapatkan slot waktu sekitar 1 jam, yakni pukul 11.00-12.00 WIB. Namun karena tema dirasa cukup menarik, diskusi dengan pendengar melebihi waktu yang ditentukan hingga ada penambahan sekitar setengah jam. Tema ini sengaja dipilih karena kondisi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang beberapa waktu lalu sempat dilanda bencana banjir. Untuk itu Mitra Wacana WRC memandang perlunya memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pelestarian lingkungan dan bagaimana memanfaatkan kegiatan ini untuk meningkatkan ekonomi.

Narasumber yang dihadirkan pada talkshow kali ini adalah Bapak M. Farid Cahyono (aktivis lingkungan). Pemaparan menarik dari beliau mampu memantik para pendengar untuk bertanya lebih jauh tentang lingkungan dan bagaimana tanaman mampu diberdayakan sebagai pendukung perekonomian. Ulasan-ulasan tentang tanaman yang memiliki komoditas ekenomi tinggi, bagaimana cara menanam dan merawatnya, hingga cara menjual produk akhir dari tanaman agar berdaya beli tinggi di pasaran menjadi titik utama pembahasan. Menurut beliau, dalam pengelolaan perekonomian berbasis pelestarian lingkungan harus memiliki perencanaan yang matang untuk jangka panjang, misalnya seperti penanaman pohon jati sebagai investasi.

Dalam talkshow kali ini pendengar sangat aktif bertanya hingga beberapa ada yang berulang kali menelephon ke radio, yakni Bapak Danil dan Bapak Syamsuri. Ketertarikan pendengar lebih banyak tentang bagaimana cara menanam dan merawat tanaman terutama pohon jati, agar tepat teknologi dan tepat pemasaran, serta perencanaan ke depan untuk menjual produk tidak hanya sebagai kayu mentah saja. Karena kebetulan narasumber adalah seorang petani jati maka diskusipun mampu mengupas tuntas menjawab permasalahan dari para pendengar. Tidak hanya itu saja, beliau juga memberikan analisis bisnis dan apa yang akan diperoleh dari aktivitas pelestarian lingkungan untuk mendukung perekonomian. Beliau sangat mendorong dan mendukung masyarakat untuk melestarikan lingkungan, bahkan beliau membawakan 50 bibit pohon jati jenis Kumbokarno ke stasiun radio untuk dibagikan ke masyarakat secara gratis bagi yang membutuhkan.

Pelestarian lingkungan sangat banyak manfaatnya meskipun tidak harus selalu ditujukan untuk perekonomian. Pelestarian lingkungan melalui penghijauan akan mampu meningkatkan kadar oksigen bersih, merawat ekosistem, mengurangi bencana banjir dan kekeringan, serta berkontribusi besar terhadap pengurangan efek rumah kaca. Oleh karena itu, masyarakat sangat perlu melestarikan lingkungan agar kualitas kehidupannya juga meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan kualitas pendidikan. Selain itu, manfaat besar yang tak kalah penting adalah untuk mewariskan generasai mendatang tempat tinggal yang nyaman dan pemandangan alam yang menawan. (Muna/Tnt)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opini

KONSTRUKSI MEDIA MASSA TERHADAP CITRA PEREMPUAN

Published

on

Sumber: Freepik
TANTANGAN GERAKAN PEREMPUAN DI ERA DIGITAL

Lilyk Aprilia Volunteer Mitra Wacana

Di era globalisasi, media massa menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat baik digunakan sebagai alat untuk komunikasi, mencari informasi, atau hiburan. Media massa terus mengalami perkembangan dari yang mulanya konvensional hingga sekarang menjadi modern . Berbicara mengenai media massa tentu ada hal yang menjadikan media massa memiliki nilai tarik tersendiri terlebih jika dihubungkan dengan keberadaan perempuan.

      (Suharko, 1998)  bahwa tubuh perempuan digunakan sebagai simbol untuk menciptakan citra produk tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif suatu produk.  Media massa dan perempuan merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Terutama dalam bisnis media televisi. Banyaknya stasiun televisi yang berlomba-lomba dalam menyajikan sebuah program agar diminati oleh masyarakat membuat mereka mengemas program tersebut semenarik mungkin salah satunya dengan melibatkan perempuan. Perempuan menjadi kekuatan  media untuk menarik perhatian masyarakat. Bagi media massa tubuh perempuan seolah aset terpenting yang harus dimiliki oleh media untuk memperindah suatu tayangan yang akan disajikan kepada masyarakat sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

     Media massa memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai wadah untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada masyarakat salah satunya dalam bentuk iklan sebuah produk atau layanan jasa . Iklan merupakan sebuah informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai hal yang berhubungan dengan suatu produk atau jasa yang dikemas dengan semenarik mungkin.  Memiliki tujuan untuk menarik minat konsumen membuat salah satu pihak menjadi dirugikan . Pasalnya pemasang iklan dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat sering kali memanfaatkan perempuan sebagai objek  utama untuk memikat para konsumen. Memanfaatkan wajah dan bentuk tubuh sebagai cara untuk menarik perhatian masyarakat membuat citra perempuan yang dimuat pada iklan terus menjadi sumber perdebatan karena dinilai menjadikan tubuh perempuan sebagai nilai jual atas produk yang ditawarkan . Ironisnya hal ini terus menerus dilakukan. 

         Memanfaatkan fisik sebagai objek untuk diekploitasi sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Terlihat dari citra perempuan yang digambarkan oleh tayangan iklan ataupun acara program televisi. Kecantikan perempuan dijadikan sebagai penghias tampilan dari suatu program acara. Dipoles sedemikian rupa untuk mendapatkan tampilan yang cantik kemudian dikonsumsi oleh publik. Demi untuk mengedepankan kepentingan media bahkan hak hak perempuan yang seharusnya dimiliki mereka dikesampingkan oleh media .  

     Selain sebagai wadah informasi untuk masyarakat media massa juga berfungsi sebagai hiburan.. Tayangan televisi yang sampai saat ini menempati rating tertinggi yaitu dalam kategori sinetron. Gambaran dalam tayangan tersebut banyak yang melibatkan perempuan dengan menggambarkan posisi perempuan selalu dibawah laki-laki. Tidak terlalu memperhatikan  pesan tersirat apa yang terkandung dalam tayangan tersebut, masyarakat terus-menerus mengkonsumsinya seolah tayangan tersebut tidak memiliki pesan yang bermasalah. Jika diperhatikan lebih lanjut banyak sekali peran perempuan yang digambarkan dari sisi lemahnya atau hanya melakukan pekerjaan domestik saja. Dengan begitu apa yang disajikan oleh media akan tertanam difikiran mereka sehingga menganggap pesan media massa sebagai realitas yang benar dan menjadi nilai yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

 Kekuatan Media Massa Dalam Membentuk Citra Perempuan

      Media massa memiliki kemampuan dalam membentuk citra . Bermula dari gambaran atas kenyataan yang ada dimasyarakat kemudian dikembangkan dengan menggunakan bahasa yang mengandung makna baru  namun masih memiliki acuan terhadap fakta yang ada kemudian disajikan kepada masyarakat secara terus menerus.  Dengan begitu citra yang dibentuk oleh media massa akan mempengaruhi realitas kehidupan dimasyarakat. Mengingat minat masyarakat terhadap objektifikasi perempuan cukup tinggi, media massa berlomba-lomba membentuk citra perempuan yang sempurna untuk mencapai target pasar dengan menggiring opini publik dalam menetapkan standar ‘cantik’ menurut media. Perempuan kerap kali dijadikan alat oleh media massa sebagai ladang untuk mendapatkan keuntungan dengan menampilkan kemolekan dan kecantikan fisiknya. Konstruksi sosial pada citra perempuan yang terjadi pada media massa bukan lagi hal baru dan tabu, fenomena ini terus berulang seolah menjadi kebenaran dalam mengkotakkan citra perempuan. 

     Selain itu pembenaran yang terus dilanggengkan oleh media massa terkait citra perempuan menjadikan sudut pandang masyarakat berkiblat pada standar yang digaungkan media massa tersebut sehingga menjadi salah satu agen budaya yang berpengaruh terhadap realita di kehidupan masyarakat.  Penggambaran terhadap perempuan oleh media massa semakin memperjelas bahwa posisi perempuan diranah publik masih lemah.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending