web analytics
Connect with us

Ekspresi

Sajak lan Geguritan

Published

on

geguritan

Oleh  Sekti Rokhani (Anggota P3A Sentolo, Kulon Progro)

1. Kuarungi samudera mimpi bersamamu
kupijakkan kaki teriring kasih
rasa ini tak pupus tertelan gelapnya malam
aku ingin tidur bersanding bayangmu

2. Apakah kau tahu?
Dalam tiap tarikan nafasku ada wajahmu
Apakah kau tahu?
Dalam tiap denyut nadi ini kau hadir
Apakah kau tahu?
Dalam hari-hariku kau buat aku mabur, walau aku tak minum
Dan apakah kau tahu?

Di relung hati ini ada ruang yang indah ‘tuk kita
Dan apakah kau tahu?
Di sini, di sudut hati kecilku, aku selalu menunggumu
Bersama lagi bagai waktu tempo dulu
Yah … dirimu tak dapat tergantikan oleh apa pun, siapa pun, sampai kapan pun

3. udan gerimis wengi iku
udan tangis wengi iku
aku lan sliramu ketemu
aku lan sliramu nunggal sawektu
aku lan sliramu napak’i woting kalbu
ajur jerjeraning jejeran Kamis ndalu

matahun-tahun kasimpen kasuntakno
jroning dodo
jroning pikir
ati lan lathi

branti kang dadi seksi
najan ndangu ra bakal lali

katresnanku janji-janji iku
nambah trenyuh atiku

wengi iku
duh … wengi iku
dene pepenggihan mujud’ake awal pepisahan

Jum’at, 15 Februari 2014
Plataran Branti kang Pungkasan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ekspresi

Edukasi Pencegahan Kekerasan Anak di Jalan Bagi Pendidik di Kulon Progo

Published

on

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Kulon Progo mengadakan edukasi untuk mencegah kekerasan anak di jalan. Sosialisasi ini diadakan di Aula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Rabu (6/3/2024). Kepala Dinsos-PPPA Kulon Progo, Bowo Pristiyanto, mengatakan bahwa 50 kepala SMA/SMK diundang dalam sosialisasi ini. Mereka diharapkan menjadi agen informasi dalam mencegah kekerasan anak di jalan.

Bowo menilai sekolah dapat menjadi tempat untuk mencegah kekerasan anak di jalan. Guru dapat berkomunikasi langsung dengan orang tua murid untuk memberikan edukasi tentang pencegahan kekerasan. Bowo juga melihat bahwa anak-anak di Kulon Progo sering berkumpul di berbagai lokasi hingga larut malam. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kekerasan.Bowo berharap wali pelajar juga berperan dalam mencegah kekerasan anak di jalan. Menurutnya para guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan anak.

Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Rifai Anas Fauzi, mengatakan bahwa terdapat 17 kasus kekerasan anak di jalan yang dilaporkan dari tahun 2023 hingga awal Maret 2024. Kasus ini terjadi di 8 kapanewon, dengan Pengasih dan Wates sebagai yang terbanyak dengan 8 kasus. Rifai menduga bahwa sebenarnya ada lebih banyak kasus kekerasan anak di jalan yang tidak dilaporkan.

Wahyu Tanoto dari Organisasi Kemasyarakatan Mitra Wacana mengatakan bahwa pandangan orang dewasa terhadap anak sering kali memperkuat stigma dan perlakuan tidak adil terhadap anak. Tanoto mengatakan bahwa orang dewasa, termasuk pendidik, perlu mengubah sudut pandangnya terhadap anak dengan cara melibatkan mereka dalam proses pencegahan kekerasan. Tanoto juga mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki banyak peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah yang dapat dijadikan pedoman dalam mencegah kekerasan terhadap anak di jalan. “Yang terpenting sekarang adalah implementasi dan pengawasan yang serius.”. Ujarnya. (Tnt).

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending