Kebutuhan remaja seringkali terabaikan dan tidak menjadi prioritas dalam penanggulangan krisis kesehatan. Padahal remaja dapat mengalami berbagai kerentanan sebagai akibat terpisah dari keluarga, mengalami kekerasan termasuk kekerasan seksual, kemiskinan dan eksploitasi, masalah gizi, rasa aman serta risiko lain yang dapat berpengaruh pada kesehatan reproduksi mereka. Di sisi lain, remaja memiliki ketahanan seperti kemampuan untuk dapat bangkit kembali setelah mengalami tekanan atau stress, mudah beradaptasi, penuh ide dan energik. Karenanya, kelompok remaja harus dipertimbangkan tidak hanya sebagai penerima manfaat, akan tetapi dapat berperan aktif sebagai mitra dan pemimpin pelaksanaan program-program penanggulangan pada krisis kesehatan.