Kulonprogo
Graha Media dan Karang Taruna Adakan Diskusi Managemen Organisasi

Published
1 year agoon
By
Mitra Wacana
Tim Grahamedia beserta Karang Taruna Anjir melakukan pertemuan rutin di Dusun Anjir Kalurahan Hargorejo pada jum’at, 12 Januari 2024 pukul 20.00-22.00 wib . Pertemuan ini membahas tentang managemen organisasi.
Pertemuan ini dihadiri oleh 23 orang perwakilan dari grahamedia, anggota karang taruna anjir, KKN dari UMY beserta pendamping / CO dari Mitra Wacana. Pertemuan dibuka oleh pengurus karang taruna dukuh anjir kemudian mempersilahkan CO untuk memulai kegiatan diskusi tentang management organisasi. Sebelum masuk ke materi terlebih dahulu CO memoderatori pertemuan tersebut untuk sesi perkenalan KKN dari UMY sekaligus penyampaian program kerja apa yang akan dilakukan selama 1 bulan ini. Dari pemaparan tersebut kemudian karang taruna dan KKN mendiskusikan program apa saja yang perlu untuk dikolaborasikan.
Setelah diskusi tersebut rampung kemudian CO membuka diskusi tetang managemen organisasi. CO menggali pengetahuan peserta dengan menanyakan apa itu managemen organisasi. Mbak anisa dari grahamedia mengungkapkan bahwa managemen organisasi itu ya mengatur arah jalannya organisasi, kemudian dari perwakilan KKN juga mengungkapkan bahwa managemen organisasi itu bagaimana kita mengelola organisasi tersebut. Kemudian CO bertanya lagi tentang tujuan dari organisasi itu apa? Mengapa penting sebuah organisasi memiliki tujuan. Pertanyaan ini dilakukan agar para peserta melakukan refleksi kembali akan tujuan dan keberadaan karang taruna yang selama ini mereka ikuti.
Setelah sesi brainstorming selesai kemudian dilanjutkan ke pembahasan materi. Dalam pembahasan ini CO menyampaikan beberapa poin materi antara lain :
1. Definisi manajemen organisasi
2. Latar belakang pelaksanaan manajemen organisasi
3. Tahapan manajemen organisasi, dari mulai perencanaan hingga pengendalian
4. Komponen yang harus ada dalam pelaksanaan manajemen organisasi
CO menganalogikan sebuah organisasi seperti sebuah kendaraan yang harus memiliki tujuan. Apakah selama ini kendaraan tersebut sudah melalui rute yang ditentukan atau malah sebaliknya hanya berputar-putar saja di tempat. Hal ini perlu direfleksikan bersama. Banyak faktor yang mempengaruhi berkembangnya sebuah organisasi mulai dari SDM, Komitmennya, Finansialnya sampai dengan Visi yang ingin di capainya. Untuk itu perlu dipersiapkan dan diatur sedemikan rupa agar rute dari organisasi ini agar sesuai dengan perencanaan yang disusunnya.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh pak dukuh padukuhan anjir. Pak dukuh menyampaikan harapannya kepada pengurus karang taruna yang baru ini agar mampu membawa perubahan positif di lingkungannya. Karang taruna juga diharapkan mampu menggali potensi” baik SDM maupun potensi lainnya untk kemajuan dukuh anjir ini. diakhir sesi pak dukuh mempersilahkan KKN untuk melakukan program-program yang telah disusunnya berkolaborasi dengan karang taruna. (ruly)
You may like
Berita
Workshop DRPPA: Dalam Diskusi Bahas Strategi Pemberdayaan Perempuan di Tengah Efisiensi Anggaran

Published
4 weeks agoon
27 March 2025By
Mitra Wacana
Workshop Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang diinisiasi oleh Mitra Wacana, Senin, (24/3/2025). Kegiatan yang diadakan di Balai Langit, Kalurahan Salamrejo ini merupakan transformasi dari program Rumah Bersama Indonesia (RBI), disesuaikan dengan perubahan kebijakan pemerintah terbaru. Meski berganti nama, komitmen untuk mewujudkan desa yang inklusif bagi perempuan dan anak melalui pemenuhan hak serta perlindungan dari kekerasan tetap menjadi inti agenda.
Acara dihadiri oleh perwakilan tiga kalurahan (Salamrejo, Sentolo, Demangrejo), dan Mitra Wacana. Denagn tema “Strategi Pemberdayaan Perempuan di Tengah Kebijakan Efisiensi Anggaran” mengemuka, menyoroti dampak kebijakan nasional seperti Inpres No. 1/2025, MBG (Makan Bergizi Gratis) dan efisiensi dana desa terhadap program pemberdayaan.
Dampak Kebijakan Pusat pada Perencanaan Desa
Pak Teguh, Lurah Sentolo, menjelaskan bahwa perubahan kebijakan pusat seringkali mengganggu perencanaan jangka panjang desa. “RPJMKal (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kalurahan) yang disusun 8 tahun harus menyesuaikan instruksi baru, seperti program ketahanan pangan yang tiba-tiba memerlukan penyertaan modal BUMDes. Ini berdampak pada alokasi anggaran untuk pemberdayaan perempuan dan anak,” ujarnya.
Aji Jogoboyo, mewakili Lurah Demangrejo, menambahkan bahwa efisiensi anggaran tidak hanya mengalihkan dana tetapi memotongnya langsung. “Contohnya, anggaran untuk kelompok P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Anak) sempat tertunda, sehingga kami harus berkolaborasi dengan mitra seperti Mitra Wacana untuk menjaga keberlanjutan program,” paparnya.
Suara dari Kelompok Perempuan: Tantangan Nyata di Lapangan
Ibu Sri Hari Murtiati dari Tim Penggerak PKK Salamrejo menyoroti dampak langsung pemangkasan anggaran pada program pemberdayaan perempuan. “Terus terang, dampaknya terasa hingga ke tingkat bawah. Misalnya, program cor blok jalan dua jalur yang tidak ramah bagi ibu hamil atau kurangnya polisi tidur yang aman. Padahal, infrastruktur yang inklusif adalah hak dasar perempuan,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan keprihatinan atas kasus perundungan (bullying) di Sentolo. “Kami berencana mengadakan sosialisasi di sekolah, tetapi anggaran yang dipotong membuat kegiatan ini terancam. Meski begitu, PKK berkomitmen untuk tetap bergerak, sekalipun dengan dana terbatas.”
Lebih lanjut, Ibu Sri menekankan pentingnya membangun ketangguhan perempuan. “Perempuan tangguh bukan hanya mampu mengelola ekonomi, tetapi juga menjadi ‘penyejuk’ dan ‘pemanas’ keluarga. Tanggung jawab kami besar: merawat suami, anak, sekaligus aktif di masyarakat. Karena itu, dukungan untuk PKK sebagai ujung tombak pemberdayaan perempuan dan anak harus tetap menjadi prioritas,” tandasnya.
Strategi Kolaborasi dan Inovasi Lokal
Pak Dani, Lurah Salamrejo, menekankan pentingnya memberdayakan perempuan sebagai kunci pembangunan. “65% penduduk kami adalah perempuan. Mereka adalah garda terdepan dalam pendidikan anak dan penguatan ekonomi keluarga. Kami fokus pada program non-fisik seperti pelatihan dan pendampingan,” tegasnya.
Sementara itu, Alfi dari Mitra Wacana mengapresiasi upaya desa melibatkan perempuan dalam forum diskusi. “Budaya ‘bisu’ pada perempuan masih jadi tantangan. Kehadiran perempuan sebagai pembicara hari ini adalah langkah progresif untuk membuka ruang partisipasi,” ujarnya.
Solusi di Tengah Tantangan
Beberapa solusi yang mengemuka antara lain:
- Kolaborasi dengan BUMDes dan Mitra: Memanfaatkan BUMDes untuk program MBG dan usaha lokal seperti peternakan ayam petelur di Demangrejo.
- Penguatan Kelembagaan Perempuan: Memastikan kelompok seperti KWT (Kelompok Wanita Tani) dan P3A mendapat pendampingan berkelanjutan.
- Advokasi Kebijakan Berperspektif Gender: Mendesak pemerintah pusat mempertimbangkan dampak efisiensi anggaran pada program pemberdayaan.
Workshop ditutup dengan komitmen bersama untuk terus mendorong terwujudnya Generasi Emas 2045 melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Perubahan nama dari DRPPA ke RBI bukanlah hambatan, selama esensi pemenuhan hak perempuan dan anak tetap menjadi prioritas.

Warga Baciro dan Organisasi Lintas Iman Rancang Langkah Pencegahan Intoleransi dan Radikalisme

Pembaharuan Akta Organisasi, Mitra Wacana Kunjungi Bakesbangpol Bantul Bangun Komunikasi
