web analytics
Connect with us

Rilis

Komentar Juri Lomba Foto Mozaik Perempuan Masa Kini

Published

on

komentar

Oleh Ferganata Indra Riatmoko (Wartawan Kompas)

Foto-foto yang diikutsertakan pada lomba ini menarik dari segi keragaman aktivitas serta profesi yang ditampilkan. Pihak juri akhirnya menetapkan pilihan juara pertama pada foto hitam putih yang menggambarkan seorang perempuan berbaju toga yang sedang menyampaikan rasa sayang kepada seorang perempuan lanjut usia yang terbaring di rumah sakit. Sejak awal foto ini berhasil menarik perhatian juri karena rasa kasih sayang terpancar jelas di situ. Meskipun tidak menampilkan aktivitas pekerjaan tertentu, namun sertifikat kelulusan yang dibawa sang wisudawati sudah berhasil menjadi simbol yang kuat bahwa kelak dia akan memiliki profesi yang dapat membantu sesama.

Pemilihan tone hitam putih juga menambah kesan teduh dan memancarkan aura kasih sayang dalam foto ini. Foto pemenang kedua kami pilih karena sang fotografer perempuan yang menjadi obyek dalam foto ini tampil menonjol di tengah keramaian pengunjuk rasa yang mayoritas laki-laki di latar belakangnya. ekspresi keseriusan fotografer ini juga mendorong foto ini tampil menjadi salah satu juara. Foto juara ketiga tampil menarik karena menyimbolkan ketekunan pekerja perempuan yang terus bekerja hingga usia senja. Ketajaman dan tone hitam putih membuat foto ini semakin menarik. Untuk foto juara harapan, kami memilih ketiga foto itu karena dapat mewakili keragaman cerminan perempuan masa kini yang masih menjunjung tinggi kebudayaan lokal sekaligus disajikan dengan sudut yang variatif dan menarik.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. Mitra Wacana WRC

    17 June 2021 at 2:52 pm

    Boleh kak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ekspresi

Edukasi Pencegahan Kekerasan Anak di Jalan Bagi Pendidik di Kulon Progo

Published

on

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Kulon Progo mengadakan edukasi untuk mencegah kekerasan anak di jalan. Sosialisasi ini diadakan di Aula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Rabu (6/3/2024). Kepala Dinsos-PPPA Kulon Progo, Bowo Pristiyanto, mengatakan bahwa 50 kepala SMA/SMK diundang dalam sosialisasi ini. Mereka diharapkan menjadi agen informasi dalam mencegah kekerasan anak di jalan.

Bowo menilai sekolah dapat menjadi tempat untuk mencegah kekerasan anak di jalan. Guru dapat berkomunikasi langsung dengan orang tua murid untuk memberikan edukasi tentang pencegahan kekerasan. Bowo juga melihat bahwa anak-anak di Kulon Progo sering berkumpul di berbagai lokasi hingga larut malam. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kekerasan.Bowo berharap wali pelajar juga berperan dalam mencegah kekerasan anak di jalan. Menurutnya para guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan anak.

Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Rifai Anas Fauzi, mengatakan bahwa terdapat 17 kasus kekerasan anak di jalan yang dilaporkan dari tahun 2023 hingga awal Maret 2024. Kasus ini terjadi di 8 kapanewon, dengan Pengasih dan Wates sebagai yang terbanyak dengan 8 kasus. Rifai menduga bahwa sebenarnya ada lebih banyak kasus kekerasan anak di jalan yang tidak dilaporkan.

Wahyu Tanoto dari Organisasi Kemasyarakatan Mitra Wacana mengatakan bahwa pandangan orang dewasa terhadap anak sering kali memperkuat stigma dan perlakuan tidak adil terhadap anak. Tanoto mengatakan bahwa orang dewasa, termasuk pendidik, perlu mengubah sudut pandangnya terhadap anak dengan cara melibatkan mereka dalam proses pencegahan kekerasan. Tanoto juga mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki banyak peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah yang dapat dijadikan pedoman dalam mencegah kekerasan terhadap anak di jalan. “Yang terpenting sekarang adalah implementasi dan pengawasan yang serius.”. Ujarnya. (Tnt).

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending