Arsip
Membangun Desa Melawan “Obral Manusia”

Published
11 years agoon
By
Mitra Wacana
Oleh Enik Maslahah
Secara tidak kita sadari, banyak perempuan desa belum memahami trafiking. Padahal, sebagaian besar perempuan desa telah mengalaminya. Kenyataan itu terungkap dalam diskusi Mitra Wacana bersama kelompok perempuan, Putri Pertiwi , dengan Dr. Ulrich Dornberg dari Jerman, di Galur, Kulonprogo, Yogyakarta, Kamis (20/3).
Perempuan yang pernah bekerja di Malaysia, Siangapura, Arab Saudi, dan Hongkong bersatu membentuk orgnisasi, Putri Pertiwi, dalam rangka mencegah terjadinya “obral manusia” di desanya. Suatu istilah yang akrab di telinga mereka sebagai ganti sebutan trafiking. .
Beberapa perempuan menceritakan pengalamannya ketika menjadi korban trafiking. Dari mulai proses mengakses informasi, proses pemberangkatan hingga kondisi kerja yang jauh dari harapan. Ketidak jelasan informasi awal menyebabkan perempuan tidak banyak paham. Apa yang perlu disiapkan dan apa yang akan dilakukan ketika ada penyelewengan dari pihak agen penyalur. Sebagian besar mereka mengalami penyekapan dan ketidakjelasan waktu pemberangkatan. Baik mereka yang bekerja di rumah tangga maupun di pabrik, rata-rata jam kerja melebihi dari standar. Bahkan waktu istirahat nyaris tidak pernah dinikmati. Meski, gaji yang diterima dianggap melebihi gaji yang diperoleh di desanya. Namun, para perempuan ini menganggap, gaji yang didapat belum bisa memenuhi impian yang diharapkan.
Melihat kondisi di atas Pak Ulrich menanyakan, apa yang bisa dipelajari dari situasi tersebut. Jawaban para perempuan ini menarik, mereka berkomitmen menghindarkan anak cucu mereka dari trafiking. Belajar berwiraswasta dan menggali potensi di daerahnya sebagai harapan dari para perempuan ini kepada anak cucu dan komunitas di sekitarnya. Menurut pandangan mereka, strategi itu lebih baik untuk memajukan dan mensejahterakan komunitasnya. Akhirnya, diskusi ditutup dengan pembukaan undian arisan dan simpan pinjam sebagai pengikat diantara anggota kelompok Putri Pertiwi.
You may like
Arsip
Bakesbangpol Bantul Serahkan SKTO kepada Mitra Wacana, Perkuat Legalitas Organisasi

Published
2 months agoon
7 May 2025By
Mitra Wacana
Bantul — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bantul resmi menyerahkan Surat Keterangan Teregistrasi Organisasi (SKTO) kepada Perkumpulan Mitra Wacana pada Rabu (7/5/2025). Penyerahan dokumen legalitas ini dilakukan oleh Nur Al Bait selaku perwakilan Bakesbangpol Bantul, menandai keberhasilan proses pembaruan status organisasi masyarakat sipil (OMS) tersebut.
Acara serah terima berlangsung di kantor Bakesbangpol Bantul dan dihadiri oleh kedua belah pihak. Dari Mitra Wacana hadir Koordinator Media dan Pengelolaan Pengetahuan Robi Setiyawan. Sementara dari Bakesbangpol, turut hadir Nur Al Bait.
Nur Al Bait menyatakan, “SKTO ini menjadi bukti komitmen Mitra Wacana dalam memenuhi ketentuan administratif dan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah. Kami harap ini menjadi langkah awal untuk sinergi yang lebih produktif.” Dokumen SKTO tersebut merupakan hasil revisi akta notaris dan pemenuhan persyaratan yang telah dikoordinasikan sejak kunjungan Mitra Wacana pada 16 April 2025 lalu.
Dengan diterimanya SKTO, Mitra Wacana kini dapat melanjutkan kegiatan operasional secara resmi, termasuk program advokasi, pendidikan kritis, dan pendampingan kelompok marginal di wilayah Bantul. Kedua pihak sepakat untuk terus menjaga komunikasi guna mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.

Puisi ‘Dendam’ Karya Chairil Anwar: Estetika dan Semiosis Peirce Cinta Aulia Margaretha Habeahan

Nilai Metafora Pada Puisi “ Hujan Deras di Waktu Senja”
