web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Mendorong Kreativitas Melalui Pelatihan Desain Poster Untuk Tim Media

Published

on

Pelatihan Pembuatan Poster

Dalam era digital yang terus berkembang, kreativitas visual menjadi semakin penting, terutama dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Minggu, 21 Januari 2024 Mitra Wacana mengadakan pelatihan pembuatan poster kampanye untuk Tim Media Kapanewon Kokap Kabupten Kulonprogo di RM. Ono Sambele Wates Kulonprogo. Pelatihan ini dihadiri oleh 14 peserta perwakilan dari tim media Hargorejo, Hargotirto dan Kalirejo serta 4 orang (Ruliyanto, Yngvie, M. Mansur, Elva D.S.) dari Mitra Wacana. Training ini bertujuan agar tim media yang ada di wilayah kokap mampu mengkampanyekan pencegahan tindak pidana perdagangan orang lewat media poster.

Fasilitator sedang memberikan penjelasan kepada peserta

Dalam konteks ini, pelatihan desain poster dapat menjadi langkah penting bagi tim media desa untuk mengasah keterampilan desain grafis mereka. Dengan demikian, mereka dapat menghasilkan konten visual yang menarik dan relevan untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan kepada audiens mereka.

Pelaksanaan pelatihan ini dimulai dengan pembukaan dan brainstorming oleh fasilitator. Peserta di ajak untuk berdiskusi bersama tentang bagaimana pengemasan pesan dengan media poster. Fasilitator juga menggali pemahaman mereka tentang isu pencegahan perdagangan orang. Hal ini dilakukan untuk mengkerangkai peserta saat membuat poster untuk kampanye di masyarakat.

Peserta dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan desa kemudian setiap kelompok diajak untuk menganalisis berita tentang tindak pidana perdagangan orang. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan oleh setiap kelompok untuk membuat konsep posternya.

Peserta mempresentasikan konsep poster

Pelatihan desain poster tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana desain dapat mempengaruhi persepsi dan emosi orang. Dengan demikian, tim media desa dapat belajar untuk menciptakan desain yang tidak hanya estetis, tetapi juga mampu menyampaikan pesan secara efektif. Melalui pelatihan ini, para anggota tim dapat mengembangkan kepekaan terhadap desain yang sesuai dengan beragam platform media sosial dan preferensi audiens mereka.

Selain itu, pelatihan desain poster juga membuka pintu bagi kolaborasi antar anggota tim. Dengan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, mereka dapat menggali beragam ide kreatif dan pendekatan desain yang inovatif. Hal ini tidak hanya memperkuat keterampilan individu, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertukaran ide dan eksperimen kreatif. Dengan demikian, pelatihan desain poster untuk tim media desa bukan hanya tentang pengembangan keterampilan, tetapi juga memupuk semangat kolaboratif yang vital dalam menciptakan konten visual yang menarik dan relevan. (ruly)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Workshop DRPPA: Dalam Diskusi Bahas Strategi Pemberdayaan Perempuan di Tengah Efisiensi Anggaran

Published

on

Workshop Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang diinisiasi oleh Mitra Wacana, Senin, (24/3/2025). Kegiatan yang diadakan di Balai Langit, Kalurahan Salamrejo ini merupakan transformasi dari program Rumah Bersama Indonesia (RBI), disesuaikan dengan perubahan kebijakan pemerintah terbaru. Meski berganti nama, komitmen untuk mewujudkan desa yang inklusif bagi perempuan dan anak melalui pemenuhan hak serta perlindungan dari kekerasan tetap menjadi inti agenda.

Acara dihadiri oleh perwakilan tiga kalurahan (Salamrejo, Sentolo, Demangrejo),  dan Mitra Wacana. Denagn tema “Strategi Pemberdayaan Perempuan di Tengah Kebijakan Efisiensi Anggaran” mengemuka, menyoroti dampak kebijakan nasional seperti Inpres No. 1/2025, MBG (Makan Bergizi Gratis) dan efisiensi dana desa terhadap program pemberdayaan.

Dampak Kebijakan Pusat pada Perencanaan Desa
Pak Teguh, Lurah Sentolo, menjelaskan bahwa perubahan kebijakan pusat seringkali mengganggu perencanaan jangka panjang desa. “RPJMKal (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kalurahan) yang disusun 8 tahun harus menyesuaikan instruksi baru, seperti program ketahanan pangan yang tiba-tiba memerlukan penyertaan modal BUMDes. Ini berdampak pada alokasi anggaran untuk pemberdayaan perempuan dan anak,” ujarnya.

Aji Jogoboyo, mewakili Lurah Demangrejo, menambahkan bahwa efisiensi anggaran tidak hanya mengalihkan dana tetapi memotongnya langsung. “Contohnya, anggaran untuk kelompok P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Anak) sempat tertunda, sehingga kami harus berkolaborasi dengan mitra seperti Mitra Wacana untuk menjaga keberlanjutan program,” paparnya.

Suara dari Kelompok Perempuan: Tantangan Nyata di Lapangan
Ibu Sri Hari Murtiati dari Tim Penggerak PKK Salamrejo menyoroti dampak langsung pemangkasan anggaran pada program pemberdayaan perempuan. “Terus terang, dampaknya terasa hingga ke tingkat bawah. Misalnya, program cor blok jalan dua jalur yang tidak ramah bagi ibu hamil atau kurangnya polisi tidur yang aman. Padahal, infrastruktur yang inklusif adalah hak dasar perempuan,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan keprihatinan atas kasus perundungan (bullying) di Sentolo. “Kami berencana mengadakan sosialisasi di sekolah, tetapi anggaran yang dipotong membuat kegiatan ini terancam. Meski begitu, PKK berkomitmen untuk tetap bergerak, sekalipun dengan dana terbatas.”

Lebih lanjut, Ibu Sri menekankan pentingnya membangun ketangguhan perempuan. “Perempuan tangguh bukan hanya mampu mengelola ekonomi, tetapi juga menjadi ‘penyejuk’ dan ‘pemanas’ keluarga. Tanggung jawab kami besar: merawat suami, anak, sekaligus aktif di masyarakat. Karena itu, dukungan untuk PKK sebagai ujung tombak pemberdayaan perempuan dan anak harus tetap menjadi prioritas,” tandasnya.

Strategi Kolaborasi dan Inovasi Lokal
Pak Dani, Lurah Salamrejo, menekankan pentingnya memberdayakan perempuan sebagai kunci pembangunan. “65% penduduk kami adalah perempuan. Mereka adalah garda terdepan dalam pendidikan anak dan penguatan ekonomi keluarga. Kami fokus pada program non-fisik seperti pelatihan dan pendampingan,” tegasnya.

Sementara itu, Alfi dari Mitra Wacana mengapresiasi upaya desa melibatkan perempuan dalam forum diskusi. “Budaya ‘bisu’ pada perempuan masih jadi tantangan. Kehadiran perempuan sebagai pembicara hari ini adalah langkah progresif untuk membuka ruang partisipasi,” ujarnya.

Solusi di Tengah Tantangan
Beberapa solusi yang mengemuka antara lain:

  1. Kolaborasi dengan BUMDes dan Mitra: Memanfaatkan BUMDes untuk program MBG dan usaha lokal seperti peternakan ayam petelur di Demangrejo.
  2. Penguatan Kelembagaan Perempuan: Memastikan kelompok seperti KWT (Kelompok Wanita Tani) dan P3A mendapat pendampingan berkelanjutan.
  3. Advokasi Kebijakan Berperspektif Gender: Mendesak pemerintah pusat mempertimbangkan dampak efisiensi anggaran pada program pemberdayaan.

Workshop ditutup dengan komitmen bersama untuk terus mendorong terwujudnya Generasi Emas 2045 melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Perubahan nama dari DRPPA ke RBI bukanlah hambatan, selama esensi pemenuhan hak perempuan dan anak tetap menjadi prioritas.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending