Rilis
Menuju P3A yang Mandiri dan Berprestasi

Published
8 years agoon
By
Mitra Wacana
Mitra Wacana WRC mengadakan pelatihan hak anak dan pencegahan Kekerasan Seksual Terhadap Anak (KSTA) dengan peserta anggota forum Cahaya Wanita Banjarnegara (CAWANBARA) pada Rabu, Kamis dan Jum’at, tanggal 7 – 9 Juni 2017 di Kecamatan Susukan.
Peserta pelatihan sebanyak 27 orang, terdiri dari anggota Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) Women Care, Lentera Hati, ketua tim penggerak PKK se-Kecamatan Susukan. Turut hadir Kipty Solikhin, istri camat.
Materi pelatihan selama tiga hari membahas hak anak, pencegahan kekerasan seksual terhadap anak, alur pelaporan kasus, diskusi penemuan dan penanganan kasus yang pernah dilakukan oleh peserta, kesehatan reproduksi dan undang-undang perlindungan anak. Di akhir sesi pelatihan terbentuk forum Cahaya Wanita Susukan (CAWANSUSU) yang merupakan bagian dari CAWANBARA.
Pembentukan forum CAWANSUSU dilakukan oleh P3A Women Care dan Lentera Hati dengan tujuan mencoba memperluas jaringan di lingkungan Kecamatan Susukan dalam upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan seksual yaitu dengan melibatkan ketua tim penggerak PKK se-Kecamatan Susukan.
Deklarasi kerjasama antara P3A Women Care dan Lentera Hati dengan ketua tim penggerak PKK se-Kecamatan Susukan dilakukan di Balai Desa Karangjati pada Jumat, 9 Juni 2017 dengan nama forum Cawan Susu, Mantap (Cahaya Wanita Susukan, Mandiri Tangguh Peduli). Susukan Aman ! KSTA Lawan ! Stop KSTA ! Wani Ngomong, Wani Lapor, Aja Meneng Bae !!! (Nata Eka Saptiana dan Purwanti).
*Tulisan ini juga dimuat di buletin Mitra Media edisi 4, September 2017
You may like
Arsip
Catatan Program Partisipasi Perempuan untuk Mencegah Ekstremisme Kekerasan Di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta 2018

Published
2 months agoon
4 March 2025By
Mitra Wacana
Fenomena Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) saat ini masih menjadi iserius yang perlu mendapat perhatian semua pihak, baik aktivis, lembaga negara, ormas, maupun LSM. Sebab, realitas dan pelanggaran intoleransi masih tampak pada isu
terorisme, kasus pembubaran diskusi dengan dalih keyakinan agama tertentu, dan pemaksaan kelompok keyakinan tertentu yang ingin mengubah dasar negara dengan ideologinya. Peristiwa penyerangan salah satu rumah ibadah (Gereja Ludwig, Yogyakarta) pada Februari 2018 lalu menjadi contoh nyata ancaman dan teror terhadap umat agama lain.

Warga Baciro dan Organisasi Lintas Iman Rancang Langkah Pencegahan Intoleransi dan Radikalisme

Pembaharuan Akta Organisasi, Mitra Wacana Kunjungi Bakesbangpol Bantul Bangun Komunikasi
