web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Mitra Wacana Adakan Pelatihan Administrasi Organisasi Untuk P3A Se-Kokap

Published

on

Senin,26/02/2024 bertempat di rumah makan Bebek Brontak Wates, Kulonprogo, Mitra Wacana mengadakan pelatihan untuk komunitas perempuan di wilayah Kapanewon Kokap. Pelatihan yang dilakukan oleh Mitra Wacana kali ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang administrasi organisasi.

Pelatihan ini dilakuan rencananya akan selama 2 hari dengan beberapa materi terkait administrasi organisasi. Dihari pertama materi yang disampaikan berkaitan dengan surat – menyurat dan teknik melakukan pengarsipan dokumen.

Pelatihan terkait administrasi ini di fasilitasi oleh Elva Delvina dan Mona Iswandari dari Divisi Keuangan Mitra Wacana dan didampingi dari staf lapangan wilayah kokap. Setidaknya ada 7 orang yang hadir dari 12 undangan dari perwakilan masing-masing organisasi. Ada beberapa alasan peserta undangan tidak semuanya hadir, ada yang saudaranya meninggal, ada beberapa yang tidak bisa mengendarai motor sedangkan dirasa peserta tempatnya yang cukup jauh. Salah satu kendala diwilayah kokap memang jarak antar desa yang lumayan jauh, dan minimnya fasilitas tempat pelatihan yang aksesebel untuk semua desa.

Peserta berlatih membuat notulensi laporan kegiatan

Pelatihan dihari pertama di buka oleh Mansur dengan doa bersama dan penyusunan kontrak belajar. Sesi pelatihan dilanjutkan pemaparan materi dan diskusi bersama Elva tentang surat menyurat dan pengarsipan. Sesi ini peserta diajak kembali untuk mengingat tentang pelajaran bahasa indonesia bagaimana menyusun surat dan mengenali bagian-bagian surat. Karena rat-rata peserta merupakan kader desa tidak jarang juga membuat surat tapi memang setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui ada beberapa kesalahan yang mereka lakukan dalam membuat surat.

Ratmini salah seorang peserta menyampaikan komentarnya, bahwa seringkali tidak memperhatikan bagian-bagian surat tapi dirasa penting harus ada, misalnya kop surat.

“ ya kadang, saya pas membuat surat tidak saya kasih kop surat mbak, karena sekarang undangan hanya via wa, tanggal pembuatan surat juga kadang tidak diperhatikan, hanya bagian isi yang diutamakan jelas”, terangnya.

Setelah berpraktek membuat surat resmi dengan cetak ataupun elektronik, peserta kemudian diajak berpraktek untuk melakukan foldering dalam proses pengarsipan. Disini peserta merasa ada pembelajaran baru tentang bagaimana memperlakukan arsip, dimana kebanyakan arsip seperti surat masuk dan keluar tidak dicatat bahkan disimpan. Salahsatunya komentar dari mbak wulan salah satu peserta dari kalirejo, “kalau kami baru tahu mbak seharusnya ada perlakuan khsusus terkait dokumen, kayak surat, biasanya kami lakukan mencatat itu untuk keuangan arsip itu jarang bahkan belum pernah kami lakukan”, ungkapnya.

Setelah sesi praktek elva memberikan beberapa catatan penting dalam kegiatan pelatihan. Yaitu sebagai organisasi yang baik mestinya ada management yang baik juga terkait administrasi hal ini penting untuk memperkuat kredibilitas organisasi ketika akan bekerjasama dengan pihak lain.

Peserta berlatih pencatatan surat menyurat dan pengarsipan

Selasa 27/02/24, sesi lanjutan tentang pelatihan adminitrasi organisasi. Di hari kedua ini peserta diajak untuk mengenali bukti verifikasi kegiatan selain bukti keuangan, yaitu berupa notulensi dan juga foto kegiatan. Beberapa peserta juga sudah memiliki pengalaman dalam menyusun notulensi, salah sarunya jenis notulensi yang berupa rangkuman. Namun di sesi ini, perserta dikenalkan bentuk notulensi yang berbeda yaitu notulensi harfiah dimana hal ini memberikan informasi yang lebih detail dalam merekam jalannya kegiatan rapat.

Sesi selanjutnya kemudian peserta diajak untuk mengenali bukti verikasi kegiatan lainnya yaitu laporan kegiatan. Dalam pembuatan laporan kegiatan dikenalkan dengan metode jurnalistik dengan metode 5 W 1 H dimana di dalam laporan memuat informasi siapa yang terlibat dalam kegiatan, dimana kegiatan berlangsung, kapan kegiatan tersebut dilaksanakan, tentang apa kegaiatan tersebut dan tujuannya, terakhir bagaimana proses kegiatan itu berlangsung.

Kegiatan dihari kedua ini cukup mendapatkan animo dari peserta dengan dihadiri oleh 9 orang dari 12 peserta yang diundang sebagai perwakilan organisasi. Kegiatan hari kedua ditutup dengan foto bersama dengan seluruh peserta yang hadir. (mansur)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Talitha Kum dan Mitra Wacana Kolaborasi Gen Z Kampanyekan Anti-TPPO

Published

on

Jaringan Muda Talitha Kum Galang Aksi Bersama untuk Lawan Perdagangan Orang

Senin, (17/03/2025)– Jaringan muda Talitha Kum Indonesia, yang fokus pada isu pemberantasan perdagangan orang (TPPO), menggandeng Mitra Wacana dalam kolaborasi strategis untuk mengkampanyekan kesadaran anti-TPPO di kalangan Generasi Z. Kolaborasi ini diwujudkan melalui serangkaian kegiatan edukatif, mulai dari talkshow hingga program kepemimpinan nasional, guna memperkuat peran pemuda dalam melawan kejahatan kemanusiaan tersebut.

Talkshow Pemuda: Suarakan TPPO di Hari Anti-Perdagangan Manusia
Kolaborasi akan dimulai dengan acara talkshow interaktif bertema “Generasi Z Beraksi: Stop Eksploitasi Manusia!” yang digelar pada Juli mendatang, bertepatan dengan World Day Against Trafficking in Persons (Hari Anti-Perdagangan Manusia Sedunia) pada di Bulan Juli. Acara ini akan menghadirkan aktivis muda, penyintas TPPO, dan praktisi hukum untuk membahas dampak TPPO serta langkah konkret yang bisa diambil pemuda. Talkshow ini diharapkan menjadi platform edukasi dan advokasi untuk mendorong partisipasi aktif Gen Z dalam pencegahan TPPO.

Youth Camp hingga National Youth Leader: Bangun Kapasitas Pemuda
Kolaborasi tak berhenti di talkshow. Talitha Kum dan Mitra Wacana akan melanjutkan sinergi melalui program National Youth Leader, yang diawali dengan kegiatan Youth Camp dari perwakilan komunitas muda di sejumlah kota di Indonesia di Bulan November nanti. Youth Camp akan melatih puluhan pemuda dari jaringan Talitha Kum dan komunitas mitra untuk menjadi agen perubahan dengan pendalaman materi seputar pencegahan TPPO, literasi digital, serta strategi kampanye kreatif. Peserta yang terpilih kemudian akan dibina dalam program National Youth Leader dari edukasi berbagai aspek multi isu sampai dengan produksi konten kampanye untuk mengimplementasikan proyek kampanye di daerah masing-masing daerah melalui media sosial dalam skala nasional.

“Generasi Z adalah generasi yang melek teknologi dan punya pengaruh besar di media sosial. Melalui kolaborasi ini, kami ingin memastikan suara mereka menjadi motor penggerak dalam melindungi kelompok rentan dari jerat TPPO,” ujar Koordinator Jaringan Muda Talitha Kum.

Sementara itu, perwakilan Mitra Wacana menegaskan komitmennya untuk mendukung kolaborasi lintas generasi ini. “Pemuda bukan hanya masa depan, tapi juga pemegang peran kunci dalam mengubah narasi. Bersama Talitha Kum, kami ingin memperkuat kapasitas mereka agar mampu merancang kampanye yang relevan dan berdampak luas,” jelas Ruliyanto.

Targetkan Puluhan Pemuda Terlibat
Kedua lembaga menargetkan setidaknya puluhan pemuda dari beberapa kota di Indonesia akan terlibat dalam program ini sepanjang 2025-2027 . Kampanye digital juga akan digencarkan melalui konten kreatif di media sosial.

Kolaborasi ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menekan angka TPPO yang masih tinggi, terutama di daerah rentan seperti NTT, Kalimantan, dan Sumatra. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mencatat, pada 2023, terdapat lebih dari 2.000 korban TPPO di Indonesia, dengan 60% di antaranya adalah perempuan dan anak.

Dengan semangat “Nothing About Us Without Us”, Talitha Kum dan Mitra Wacana berharap inisiatif ini dapat menjadi model kolaborasi antar-generasi dalam menyelesaikan masalah kemanusiaan secara berkelanjutan.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending