web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Mitra Wacana Adakan Pelatihan Pembuatan Video di Galur

Published

on

Sabtu, 9 Maret 2024 Mitra Wacana melaksanakan pelatihan pembuatan video konten kampanye yang dihadiri oleh media desa se-kecamatan Galur (Banaran, Nomporejo dan Tirtorahayu). Pelatihan dilakukan di Warung Raos Ndeso, Banaran, Kulon Progo. Sebanyak 11 orang dari perwakilan dari 3 desa ini mengikuti kegiatan pelatihan dengan antusias. Pelatihan ini difasilitatori Robi Setiawan (CO Kecamatan Sentolo) yang menyampaikan materi tentang bagaimana membuat konten video kampanye.

Mulanya peserta diajak untuk memperkenalkan diri, menuliskan harapan dan kekhawatiran. Hal ini dilakukan untuk melihat apa saja harapan peserta saat mengikuti kegiatan ini dan apa saja kekhawatiran mereka yang dapat mengganggu jalannya pelatihan. Setiap peserta menuliskan kertas kemudian menempelkannya di tempat yang sudah disediakan oleh fasilitator.

Setelah semua menyampaikan kemudian peserta diajak untuk mendiskusikan kontrak belajar sebagai kesepakatan bersama. Hal ini menempatkan peserta bukan hanya sebagai objek dari pelatihan ini tetapi sebagai subjek dan memiliki hak yang sama untuk mengusulkan dan menyepakati proses pelatihan ini.

Fasilitator melanjutkan dengan penyampaikan materi. Di awal pemaparan, fasilitator mencoba menggali pengetahuan dari peserta tentang pembuatan video. Dalam pemaparannya fasilitator menyampaikan materi tentang managemen dalam pembuatan video / film mulai dari pra-produksi, produksi maupun sampai dengan pasca produksi.

Selain pemaparan materi, seluruh peserta juga praktik langsung dalam pembuatan video. Seluruh peserta dikelompokkan berdasarkan desanya. Setelah itu mereka harus membuat perencanaan produksi dengan memilih ide film, pembuatan premis, sampai dengan pembuatan scenario.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok media desa Banaran memilih tema tentang pencemaran lingkungan yang mengakibatkan penyu memakan sampah, kelompok media Nomporejo memilih tema pergaulan bebas yang mengkhawatirkan serta kelompok media Tirtorahayu memilih tema bahaya judi online.

Fasilitator menyarankan atau mendorong teman-teman media desa dapat memvisualisasikan konsep yang telah mereka susun sebagai rencana tindak lanjut.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita

 Mitra Wacana Ajak Komunitas P3A dan Media Desa untuk Memberi Usulan Pelindungan Pekerja Migran dalam Acara Syawalan

Published

on

Setelah menjalani ibadah puasa dibulan suci ramadhan, sampailah kita pada bulan yang baru, yakni bulan Syawal. Umat Muslim percaya bahwa bulan Syawal adalah bulan yang mengembalikan kita pada kesucian diri setelah memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu. Membicarakan syawalan, tentu masyarakat Jawa telah lama lekat dengan tradisi Syawalan, ialah sebuah tradisi untuk meminta dan memberi maaf yang dibalut dalam sebuah ikrar. Oleh karena itu, Mitra Wacana tentu tak ingin melewatkan momen ini bersama komunitas dampingannya. Selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi, pertemuan ini juga dapat menjadi forum diskusi apabila komunitas memiliki usulan terkait projek pencegahan tindak pidana perdagangan orang yang telah dijalankan beberapa tahun ini.

 

Sehingga pada Sabtu, 20 April 2024 di Rumah Makan Hartin, Wates, Kabupaten Kulon Progo, Mitra Wacana mengundang seluruh komunitas dampingan Se-Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari kelompok P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak) dan kelompok Media Desa untuk berkumpul, bersilaturahmi dan menjalankan tradisi syawalan. Acara dimulai pukul 10.00 WIB, antusiasme tergambar dari jumlah peserta yang hadir hampir memenuhi ruangan yang disediakan. Tak perlu menunggu lama, pembawa acara mulai menghantarkan acara yang diawali dari sambutan oleh Ketua Dewan Pengurus Mitra Wacana, Istiatun, M.A, kemudian sambutan dari P3A yang diwakili oleh Jumini (P3A Rengganis), serta ikrar syawalan yang dipimpin oleh Murdiasih (P3A PESISIR Banaran). Semua peserta terlihat khidmat dalam mengikuti rangkaian acara hari itu.

 

Setelah membaca ikrar syawalan, Mitra Wacana membagi peserta sesuai dengan kecamatan asal (Galur, Kokap dan Sentolo). Hal tersebut dilakukan untuk membuka ruang diskusi tentang upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang di tingkat kalurahan. Mitra Wacana mendorong komunitas untuk memberikan usulannya kepada pemerintah kalurahan dalam pelindungan migrasi warganya. Fasilitator setiap kecamatan mencoba menggali permasalahan, kebutuhan, dan kira-kira solusi apa yang tepat untuk mengatasi permasalahan pelindungan pekerja migran tingkat kalurahan.

Dari FGD tersebut akhirnya Mitra Wacana merangkum usulan komunitas meliputi, pendataan calon PMI (Pekerja Migran Indonesia) maupun PMI yang telah bekerja di luar negeri secara berkala, pembekalan terkait edukasi alur keberangkatan jalur prosedural, sosialisasi keberangkatan migrasi yang aman kepada seluruh lapisan masyarakat di kalurahan, pendataan perusahaan agen dan/atau perusahaan yang aman bagi calon PMI, serta pemerintah kalurahan dapat menginisiasi DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak). Terkait usulan yang telah disampaikan oleh komunitas, Mitra Wacana akan menjadi perpanjangan tangan antara masyarakat dan pemerintah kalurahan. Usulan-usulan tersebut akan disampaikan kepada pemerintah kalurahan dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Kulon Progo pada pertemuan selanjutnya. Mitra Wacana berupaya untuk menjaga komitmen awal dalam mewujudkan pelindungan migrasi mulai dari akar rumput. Semoga bulan syawal ini menjadi berkah dan menumbuhkan semangat baru untuk kita semua dalam memperjuangkan keadilan bagi seluruh warga negara Indonesia.

 

Liputan Oleh : Yngvie A. Nadiyya/Divisi Media dan Litbang Mitra Wacana

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending