Uncategorized @id
Pengumuman Magang di AFSC Indonesia
Published
10 years agoon
By
Mitra WacanaTERMS of REFERENCE
PROGRAM MAGANG PEMUDA UNTUK ISU KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN (KBB)
AFSC INDONESIA
Posisi Magang : Magang Pemuda untuk Isu KBB
Peride Magang : 6 Bulan
Periode Magang : 1 Mei – 30 Oktober 2015
Jam Kerja : TBA
Lokasi Kerja : Yogyakarta
Supervisi : Peserta magang AFSC Indonesia akan bekerja di bawah supervisi dari Yogyakarta Program Officer (YPO)
A. Ringkasan Kerja
Magang Pemuda isu KBB akan bekerja sebagai peserta magang AFSC Indonesia untuk mengembangkan kegiatan program kepemudaan, perluasan serta penguatan jaringan dalam konteks kerja-kerja AFSC Indonesia serta mampu mengembangkan tugas-tugasnya terkait pengembangan, perluasan maupun konsolidasi jaringan kepemudaan yang kaitannya dengan isu KBB di Yogyakarta yang berkesesuaian dengan arah program AFSC Indonesia
B. Pelaporan
Peserta magang akan membuat workplan kegiatan serta menyusun dan menyampaikan logbook mingguan dan laporan kegiatan yang dilakukan secara tertulis kepada Yogyakarta Program Officer
C. Lingkup kerja dan tanggungjawab IYP digambarkan sebagaimana berikut:
1. Melibatkan diri dan menjadi partner belajar (peering activities) bagi orang muda (youth) di Yogyakarta sebagai agen-agen pembaharu di komunitas yang penuh semangat dan aktif.
2. Mendokumentasikan pengalaman-pengalaman belajar bersama dalam sebuah refleksi atas pengalaman-pengalaman melakukan pembelajaran partisipatoris mengenai keberagaman yang dapat dishare kepada mitra-mitra dan jaringan AFSC Indonesia yang lebih luas.
3. Memetakan dan mengkonsolidasi jaringan kepemudaan/youth dengan isu KBB di
4. Menghadiri dan mengikuti secara aktif diskusi-diskusi yang diadakan oleh mitra/jaringan AFSC Indonesia dan membuat catatan notulensi maupun rangkuman dari pertemuan atau diskusi tersebut
5. Menjalin hubungan atau relasi yang baik dengan rekan-rekan jaringan kepemudaan/youth di Yogyakarta
6. Dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh AFSC, seperti membantu dalam hal logistik (apabila diperlukan) termasuk konferensi, lokakarya atau kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh AFSC serta dukungan lainnya yang dianggap perlu
7. Berpartisipasi dalam pertemuan dengan Country Representative (CR) dan staf administrasi untuk berkomunikasi dan berkoordinasi segala hal yang berhubungan dengan administrasi.
8. Bekerjasama dengan Tim Administrasi dalam mematuhi dan menjaga prosedur administrasi dan keuangan AFSC Indonesia.
9. Terlibat secara aktif dalam fasilitasi training Active Non Violence (ANV) yang dilakukan oleh kemitraan.
KRITERIA
1. Memahami dan mempunyai komitmen terhadap prinsip-prinsip, maupun perhatian dan pertimbangan-pertimbangan mengenai isu-isu kebhinekaan/pluralism, inklusifitas dan penghormatan terhadap sesame tanpa memandang ras, kelas sosial, kewarganegaraan, agama, umur, gender, orientasi seksual dan keterbatasan fisik (difabilitas).
2. Memiliki komitmen nir kekerasan, aktivisme, keadilan sosial, rasa keingintahuan yang besar dengan intuisi yang tinggi.
3. Memiliki interpersonal skill yang baik; menyenangkan, sopan, terbuka, dapat diandalkan, dan jujur, dan memiliki pengetahuan yang luas.
4. Teliti dan efisien dalam memenuhi komitmen dan tenggat waktu
5. Familiar dengan program komputer dasar (Word, Excel, Power Point, dll) dan internet
Apabila anda tertarik dan memenuhi kualifikasi di atas, kirimkan surat lamaran Anda beserta CV kurang dari 3 halaman, ditujukan kepada Country Representative-AFSC Indonesia melalui alamat email: moga@bina-damai.net dan di-cc: matius@bina-damai.net Paling lambat tanggal 25 April 2015 .
The American Friends Service Committee (AFSC) www.bina-damai.net is an affirmative action/equal opportunity employer, welcoming applications from qualified persons regardless of their religious affiliation rave, age, sex, gender identity, sexual orientation or disability. Women are encouraged to apply.
American Friends Service Committee (AFSC) www.bina-damai.net merupakan tindakan afirmatif/lembaga yang memberikan kesempatan yang sama, menyambut aplikasi dari orang yang memenuhi syarat, terlepas dari afiliasi agama mereka, ras, usia, jenis kelamin, identitas gender, orientasi seksual atau difabilitas. Ibu yang bekerja didorong untuk melamar.
—
Opini
KONSTRUKSI MEDIA MASSA TERHADAP CITRA PEREMPUAN
Published
3 years agoon
18 October 2021By
Mitra WacanaDi era globalisasi, media massa menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat baik digunakan sebagai alat untuk komunikasi, mencari informasi, atau hiburan. Media massa terus mengalami perkembangan dari yang mulanya konvensional hingga sekarang menjadi modern . Berbicara mengenai media massa tentu ada hal yang menjadikan media massa memiliki nilai tarik tersendiri terlebih jika dihubungkan dengan keberadaan perempuan.
(Suharko, 1998) bahwa tubuh perempuan digunakan sebagai simbol untuk menciptakan citra produk tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif suatu produk. Media massa dan perempuan merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Terutama dalam bisnis media televisi. Banyaknya stasiun televisi yang berlomba-lomba dalam menyajikan sebuah program agar diminati oleh masyarakat membuat mereka mengemas program tersebut semenarik mungkin salah satunya dengan melibatkan perempuan. Perempuan menjadi kekuatan media untuk menarik perhatian masyarakat. Bagi media massa tubuh perempuan seolah aset terpenting yang harus dimiliki oleh media untuk memperindah suatu tayangan yang akan disajikan kepada masyarakat sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Media massa memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai wadah untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada masyarakat salah satunya dalam bentuk iklan sebuah produk atau layanan jasa . Iklan merupakan sebuah informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai hal yang berhubungan dengan suatu produk atau jasa yang dikemas dengan semenarik mungkin. Memiliki tujuan untuk menarik minat konsumen membuat salah satu pihak menjadi dirugikan . Pasalnya pemasang iklan dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat sering kali memanfaatkan perempuan sebagai objek utama untuk memikat para konsumen. Memanfaatkan wajah dan bentuk tubuh sebagai cara untuk menarik perhatian masyarakat membuat citra perempuan yang dimuat pada iklan terus menjadi sumber perdebatan karena dinilai menjadikan tubuh perempuan sebagai nilai jual atas produk yang ditawarkan . Ironisnya hal ini terus menerus dilakukan.
Memanfaatkan fisik sebagai objek untuk diekploitasi sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Terlihat dari citra perempuan yang digambarkan oleh tayangan iklan ataupun acara program televisi. Kecantikan perempuan dijadikan sebagai penghias tampilan dari suatu program acara. Dipoles sedemikian rupa untuk mendapatkan tampilan yang cantik kemudian dikonsumsi oleh publik. Demi untuk mengedepankan kepentingan media bahkan hak hak perempuan yang seharusnya dimiliki mereka dikesampingkan oleh media .
Selain sebagai wadah informasi untuk masyarakat media massa juga berfungsi sebagai hiburan.. Tayangan televisi yang sampai saat ini menempati rating tertinggi yaitu dalam kategori sinetron. Gambaran dalam tayangan tersebut banyak yang melibatkan perempuan dengan menggambarkan posisi perempuan selalu dibawah laki-laki. Tidak terlalu memperhatikan pesan tersirat apa yang terkandung dalam tayangan tersebut, masyarakat terus-menerus mengkonsumsinya seolah tayangan tersebut tidak memiliki pesan yang bermasalah. Jika diperhatikan lebih lanjut banyak sekali peran perempuan yang digambarkan dari sisi lemahnya atau hanya melakukan pekerjaan domestik saja. Dengan begitu apa yang disajikan oleh media akan tertanam difikiran mereka sehingga menganggap pesan media massa sebagai realitas yang benar dan menjadi nilai yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekuatan Media Massa Dalam Membentuk Citra Perempuan
Media massa memiliki kemampuan dalam membentuk citra . Bermula dari gambaran atas kenyataan yang ada dimasyarakat kemudian dikembangkan dengan menggunakan bahasa yang mengandung makna baru namun masih memiliki acuan terhadap fakta yang ada kemudian disajikan kepada masyarakat secara terus menerus. Dengan begitu citra yang dibentuk oleh media massa akan mempengaruhi realitas kehidupan dimasyarakat. Mengingat minat masyarakat terhadap objektifikasi perempuan cukup tinggi, media massa berlomba-lomba membentuk citra perempuan yang sempurna untuk mencapai target pasar dengan menggiring opini publik dalam menetapkan standar ‘cantik’ menurut media. Perempuan kerap kali dijadikan alat oleh media massa sebagai ladang untuk mendapatkan keuntungan dengan menampilkan kemolekan dan kecantikan fisiknya. Konstruksi sosial pada citra perempuan yang terjadi pada media massa bukan lagi hal baru dan tabu, fenomena ini terus berulang seolah menjadi kebenaran dalam mengkotakkan citra perempuan.
Selain itu pembenaran yang terus dilanggengkan oleh media massa terkait citra perempuan menjadikan sudut pandang masyarakat berkiblat pada standar yang digaungkan media massa tersebut sehingga menjadi salah satu agen budaya yang berpengaruh terhadap realita di kehidupan masyarakat. Penggambaran terhadap perempuan oleh media massa semakin memperjelas bahwa posisi perempuan diranah publik masih lemah.