web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Pentingnya Melakukan Perencanaan / Program Kerja Dalam Organisasi

Published

on

Waktu dibaca: 2 menit

Setiap organisasi/kelompok yang baik pasti melakukan perencanaan kegiatan seperti kegiatan perencanaan mingguan, bulanan maupun tahunan. Proses perencanaan ini nantinya akan menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Arti perencanaan menurut Samuel Certo (1997:134) adalah “proses penentuan bagaimana sistem manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealisasikan tujuannya”. Dalam istilah lain yang lebih formal, perencanaan diartikan sebagai “pengembangan program aksi (tindakan) sistematis yang diarahkan pada tercapainya tujuan bisnis yang disepakati melalui proses analisis, evaluasi dan pemilihan di antara peluang-peluang yang diramalkan akan muncul”.

Perencanaan ini nantinya yang akan menjadi dasar dari sebuah organisasi/kelompok untuk melakukan implementasi, monitoring dan evaluasi. Ketiga hal tersebut menjadi haluan dalam melihat apakah perencanaan sudah sesuai dengan pelaksanaannya? Apakah pelaksanaannya sesuai dengan target yang direncanakan atau belum? Serta melihat apakah hambatan serta tantangan selama ini yang dihadapi sesuai perencanaan yang telah disusun untuk mencapai tujuan organisasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab apabila kita melakukan perencanaan terlebih dahulu.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat sebuah perencanaan adalah memastikan terlebih dahulu semua anggota paham akan tujuan dibuatnya organisasi tersebut. Hal ini sangat penting karena kita harus menyamakan persepsi untuk mencapai tujuan organisasi bersama-sama. Seperti yang dilakukan Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) Putri Pertiwi Kalurahan Nomporejo Galur Kulonprogo. P3A Putri Pertiwi selalu melakukan pertemuan rutin tiap bulannya sebagai wadah untuk berdiskusi dan menentukan tujuan organisasi bersama.

Jum’at (9/4/2021) P3A Putri Pertiwi mengadakan pertemuan rutin pukul 10.00 WIB di kediaman Bu Sulastriningsih. Ibu Supartinah selaku Ketua P3A Putri Pertiwi memberikan sambutannya dalam pertemuan tersebut. Beliau menjelaskan tentang program kerja yang akan dilakukan oleh P3A Putri Pertiwi hingga bulan Oktober 2021. Program kerja disusun berdasarkan analisis anggota tentang kebutuhan desa.  Dari hasil analisis tersebut P3A Putri Pertiwi menentukan kegiatan prioritas sesuai dengan kebutuhan. Seluruh anggota beserta pengurus organisasi telah menyepakati dua program kerja yang akan dilakukan; yakni pembagian alat protokol kesehatan (ember cuci tangan) di 8 posyandu, serta sharing/diskusi mengenai proses mendampingi anak belajar dirumah selama pandemi.

Di pertemuan rutin tersebut juga dimanfaatkan oleh Community Organizer (CO)  untuk menyampaikan perencanaan pendampingan yang akan memasukkan kegiatan pemberdayaan ekonomi sebagai salah satu fokus pendampingan P3A. Kegiatan pemberdayaan ekonomi ini diharapkan dapat mengangkat potensi yang ada di wilayah desa setempat. Anggota P3A yang hadir aktif berdiskusi dan diantara mereka mengusulkan untuk mengangkat produk-produk olahan ikan dan keripik bonggol mengingat disana banyak tersedia bahan baku yang dapat diolah.

(Yngvie A. Nadiyya)

 

Referensi :

Perencanaan dalam Organisasi

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Arsip

Pelatihan Konten Kampanye Kecamatan Kokap Kulon Progo

Published

on

Waktu dibaca: 3 menit

Minggu (12/11/2023) Mitra Wacana mengadakan pelatihan pembuatan konten video bersama Tim Media Kecamatan Kokap di Rumah Makan Ono Sambele Wates Kulonprogo. Pelatihan ini dihadiri oleh 17 peserta perwakilan 3 kelompok dampingan Mitra Wacana yang ada di  Kalurahan Hargorejo, Hargotirto dan Kalirejo yang ada di Kecamatan Kokap.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tim media dalam memproduksi konten – konten kreatif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Kegiatan pelatihan ini dilakukan secara rutin tiap tahunnya sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun sebelumnya.

Pelatihan ini diawali dengan perkenalan setiap peserta yang hadir. Proses perkenalan dilakukan dengan kreatif, mereka diberikan kertas kosong dan kemudian menggambar sesuatu yang menggambarkan tentang dirinya. Mereka bebas menggambarkan apapun, entah itu hobi, aktivitas, keinginan ataupun sekedar gambar abstrak saja. Hal ini penting untuk dilakukan karena setiap peserta dituntut untuk lebih kreatif. Setelah mereka menggambar kemudian peserta menceritakan apa pesan yang ingin disampaikan dari gambarnya tersebut. Proses ini secara tidak langsung memberikan ruang kepada peserta untuk lebih berani menyampaikan pendapatnya. Dengan adanya perkenalan ini maka teman atau peserta lain lebih memahami antar peserta.

Ruliyanto selaku fasilitator dari Mitra Wacana kemudian berdiskusi bersama untuk menggali harapan, kekhawatiran dan kontribusi peserta selama pelatihan ini. Dari hasil penggalian tersebut fasilitator membuat kontrak belajar bersama untuk kelancaran acara pelatihan ini. Setelah semua sepakat dengan kontrak belajar yang dibuat secara partisipatif barulah fasilitator menyampaikan pemaparannya tentang pelatihan pembuatan konten kampanye. Pertama Fasilitator menggali pengetahuan tentang peserta tentang film, hal ini dilakukan untuk mendekatkan topik materi dengan kebiasaan atau hobi mereka. Selain itu dengan menggali pemahaman mereka, fasilitator dapat mengukur pemahaman mereka tentang film yang akan dipelajari bersama saat ini. Di sesi pertama fasilitator memaparkan tentang pengertian, sejarah, genre sampai dengan media promosi yang biasa digunakan untuk mempublikasikan sebuah film atau karya. Setelah mereka paham dan dibuka ruang untuk bertanya kemudian dilanjutkan dengan materi tentang produksi sembuah karya.

Dalam produksi film / video ataupun yang lainnya, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Di tahapan pra produksi peserta diajarkan untuk membuat ide / gagasan dalam pembuatan film. Ide / gagasan ini menjadi sebuah kunci dalam sebuah karya. Ide ini bisa diambil dari sebuah keresahan yang dialami, fenomena yang terjadi di sekitarnya, atau ada pesan khusus yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat luas. Dari ide tersebut kemudian peserta membuat sebuah premis yang akan dikembangkan lagi menjadi sebuah outline, sceneplot sampai menjadi sebuah scenario dan storyboard. Selain itu peserta juga diajari bagaimana membuat anggaran, membentuk tim produksi, sampai dengan membuat timeline produksi sebuah karya.

Sesi selanjutnya setiap peserta dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan kalurahan masing-masing. Fasilitator kemudian memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk praktik mulai dari penggalian ide / gagasan, membuat scenario sampai dengan mereka memproduksi sebuah video dari scenario yang telah mereka susun sebelumnya. Mereka hanya memiliki waktu 2 jam untuk kerja kelompok. Walaupun waktunya sangat terbatas ternyata mereka mampu untuk menyelesaikan tugas tersebut. Setelah mereka selesai kemudian setiap peserta harus melakukan presetasi dari hasil yang telah mereka diskusikan. Mereka menyampaikan ide gagasan yang mereka angkat dan mengapa memilih ide tersebut. Kemudian mereka menyampaikan outline dari ceritanya dilanjutkan dengan menyampaikan tantangan yang mereka hadapi saat berproses bersama kelompoknya. Diakhir sesi fasilitator kemudian menekankan kepada para peserta bahwa setiap karya yang dihasilkan haruslah ada pesan yang ingin disampaikan dan memiliki tujuan yang jelas. Tidak lupa juga fasilitator juga menekankan kalau kerja tim sangat mempengaruhi kelancaran sebuah produksi konten.

 

 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending

EnglishGermanIndonesian