web analytics
Connect with us

Opini

Saya dan P3A Women Care Karangjati Banjarnegara

Published

on

Sarasehan peringatan Kartini 21 April, ft Purwanti

Oleh: Yuni (Anggota P3A Women Care)

Awal mulanya saya bingung apa sih Mitra Wacana WRC? Ternyata Mitra Wacana WRC adalah pendamping atau teman. Di desa Karangjati bergabung dengan Mitra Wacana WRC Maka Desa Karangjati ada pembentukan panitia lounching pada tanggal 16 Desember 2014.

Untuk selanjutnya Mitra Wacana WRC mengungkapkan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada pada lingkungan kami atau Desa kami. Dengan cara diberi gambar untuk menggambarkan untuk mengungkapkan masalah apa yang telah terjadi pada keluarga atau masyarakat yang bermasalah. Dan dari Mitra Wacana diberi penjelasan tentang Gender, Reproduksi, Parenting, Kekerasan, Pengenalan organ, Pola asuh anak.

Di Desa Karangjati sudah ada Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) yang dinamakan dengan woman Care. Sebenernya saya tidak begitu aktif ke Mitra Wacana WRC karena kadang pertemuan Mitra Wacana WRC pulangnya sampai sore. Tapi mengikuti Mitra Wacana WRC ada manfaatnya juga kita bisa mengambil ilmu-ilmunya menambah silaturahmi, banyak teman dan pengalaman. Di samping itu adanya P3A atau Woman Care. Kita bisa mensosialisasikan ke RT dan RW. Masing-masing RW sudah dibagi tugasnya. Masing-masing tiap RW ada pengurusnya. Kita menysosialkan mengenai macam: (1). Kekerasan : fisik, psikis, KDRT, Ekonomi, Seksual, politik (2). Parenting atau pola asuh anak, (3). Reproduksi atau pengenalan organ

Disamping itu mensosialisasikan semua yang disampaikan oleh P3A atau Women Care juga berkaitan dengan materi yang ada pada (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) PKK mengenai kekerasan. Parenting atau Pola Asuh yang ada pada materi di Pokja I dan mengenai Reproduksi atau pengenalan organ berkaitan dengan kesehatan yaitu di Pokja IV, saya sangat bangga dengan adanya Mitra Wacana.

Setidaknya masyarakat sudah mengenal apa itu kekerasan, parenting atau pola asuh anak demi masalah reproduksi atau pengenalan organ. Setelah dilaksanakan oleh P3A atau Women Care. Kami sangat berterima kasih banyak kepada Mitra Wacana yang sudah banyak membantu memberi pengarahan untuk mengetahui bagaimana cara penyampaian kepada masyarakat. semoga Women Care atau P3A kegiatannya akan terus berjalan dengan lancar.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Opini

Slang Pada Kacamata Sosiolinguistik

Published

on

Sumber foto: Freepik

Annisa Aulia Amanda
Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Andalas

Bahasa gaul telah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi daring, membentuk cara individu berinteraksi dan mengekspresikan diri di ruang digital. Di platform media digital seperti Facebook, Instagram, Twitter terjadi komunikasi bahasa gaul dalam kelompok. Walaupun tidak memiliki batasan kelompok, namun tetap terjadi pengelompokan akibat ketertarikan akan satu hal yang sama.

Bahasa menurut Sasole dan Hadiwijaya (2024) adalah suatu sistem lambang bunyi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi, sebagaimana dilihat dari fungsinya bahwa fungsi bahasa itu untuk berkomunikasi dan interaksi. Bahasa memiliki berbagai variasi berdasarkan hal-hal tertentu, seperti situasi. Variasi bahasa atau ragam bahasa berdasarkan situasi dibagi menjadi dua, yaitu ragam bahasa santai atau akrab (non formal) dan ragam bahasa formal (Farhan, 2023).

Ragam bahasa formal adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konvensi bahasa. Berbeda dengan bahasa santai atau akrab, adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam masyarakat. Ragam bahasa ini lebih mudah dimengerti ketika digunakan dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar karena tidak terlalu kaku. Salah satu yang termasuk dalam ragam bahasa santai atau akrab adalah bahasa gaul.

Bahasa gaul atau slang adalah bahasa yang sifatnya nonformal dan diciptakan oleh komunitas tertentu yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Istilah yang digunakan tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, atau padanan kata yang sesuai dengan konvensi bahasa. Tentu dalam berkomunikasi di komunitas, penggunaan slang tidak akan terhindarkan. Komunitas tentunya menciptakan istilah-istilah tertentu yang hanya diketahui oleh anggota komunitas tersebut.

Slang dapat dianggap sebagai kode-kode khusus yang hanya dipahami oleh beberapa komunitas. Slang adalah bentuk modifikasi bahasa yang menciptakan makna baru untuk komunikasi dalam komunitas yang bersifat musiman. Chaer dan Agustina mengemukakan bahwa slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia sehingga hanya sedikit orang yang memahaminya (Sasole & Hadiwijaya, 2024). Menurut Nabila, bahasa slang juga dapat dibentuk melalui pembentukan kata baru yang berasal dari bahasa asing dan pelesetan sehingga memiliki makna baru namun memiliki makna yang berkaitan (Fadli, Kasmawati, & Mastur, 2024). Menurut Fabelia, ciri-ciri slang adalah; 1) kata-kata tidak formal, 2) bahasa slang umumnya digunakan hanya untuk berbicara dibanding tulisan, dan 3) dipakai dalam konteks dan kelompok orang tertentu.

Penelitian mengenai slang menggunakan pendekatan sosiolinguistik, yang menurut Wardhaugh, Holmes, dan Hudson dalam Farhan (2023), merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik menghubungkan dua bidang yang biasanya dikaji secara terpisah yaitu struktur formal bahasa yang dianalisis oleh linguistik dan struktur masyarakat yang dianalisis oleh sosiologi. Dalam konteks ini, kajian sosiolinguistik berfokus pada interaksi antara bahasa dan masyarakat pengguna bahasa tersebut. Oleh karena itu, slang, sebagai bentuk bahasa yang digunakan dalam komunitas tertentu, termasuk dalam kajian sosiolinguistik.

Contoh analisis data didapatkan dari unggahan Instagram pada akun webtoon.id. Webtoon.id merupakan komunitas penggemar platform komik digital tersebut. Berikut data yang ditemukan;

 

  1. Aku tiap melihat ayang gepengku

Istilah “gepeng” merupakan sinonim dari “pipih”. Istilah ini ditautkan untuk tokoh-tokoh komik, karena komik adalah karya seni 2 dimensi. Umumnya istilah ini ditujukan sebagai ejekan agar penggemar ingat karakter yang mereka sukai adalah tokoh komik semata.

  1. Menyala, Kapalku!

Istilah “kapal” merupakan kata yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu “ship”. “Ship” sendiri merupakan slang dari Bahasa Inggris yang merupakan penggalan dari kata “relationship” yang berarti “hubungan”. Istilah ini merujuk pada keinginan penggemar untuk satu tokoh memiliki hubungan dengan tokoh lainnya.

  1. Thor! Lu yang bener saja, thor!

Istilah “thor” merupakan penggalan dari kata Bahasa Inggris yaitu “author”. “Author” dalam Bahasa Indonesia adalah “pengarang”. Istilah ini merujuk pada pencipta karya.

  1. Si paling slow burn

Istilah “slow burn” berasal dari bahasa Inggris yang berarti “pembakaran lambat”. Merujuk pada cerita yang amat lama untuk kedua tokoh saling mengungkap rasa dan memiliki hubungan. Terkadang satu pasangan itu membutuhkan seluruh series buku yang ada hanya untuk saling mengutarakan perasaan.

 

Kesimpulannya, keberadaan slang sangat dipengaruhi oleh masa dan komunitas yang menggunakannya sehingga maknanya sering kali hanya diketahui oleh anggota komunitas atau individu dengan kesamaan minat. Dalam konteks komunitas penggemar Webtoon di Instagram Webtoon.id, slang yang digunakan hanya dapat dipahami oleh mereka yang akrab dengan komik atau karya terkait lainnya. Bagi khalayak umum, memahami makna slang ini bisa menjadi tantangan. Hal ini menunjukkan bagaimana bahasa dapat berfungsi sebagai alat identitas dan eksklusif sosial, menciptakan batasan-batasan linguistik yang membedakan anggota komunitas dari masyarakat umum.

Continue Reading

Trending