Oleh Yunanik, Watiem, Warti (P3A Lentera Hati Desa Berta Banjarnegara)
Maraknya berbagai kasus kekerasan perempuan dan anak yang diberitakan di berbagai media, menggugah keprihatinan dan empati perempuan masyarakat Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Hal ini lebih khusus lagi, karena di Desa Berta pernah ada kasus kekerasan terhadap perempuan sekitar tahun 2012-2013. Dari situlah kami sebagai perempuan desa merasa prihatin. Kami tergugah namun kami juga tidak berdaya karena keterbatasan pendidikan dan keterbatasan kami lainnya sebagai perempuan ndesa.
Di sisi lain, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) MitraWacana Women Resource Center (WRC) dari Yogyakarta tengah menjalankan suatu program sosial yang bekerjasama dengan sebuah lembaga dari Jerman, Arbeiterwohlfahrt (AWO) International telah mengadakan riset. Hasil penelitian itu adalah, data bahwa di Kabupaten Banjarnegara banyak terjadi kasus kekerasan, baik yang dilaporkan ataupun yang tidak dilaporkan. Data ini diperoleh dari P2TP2A dan RSUD Banjarnegara.
Berdasarkan pertimbangan tertentu, terpilihlah Desa Berta dan Desa Karangjati di Kecamatan Susukan serta Desa Petuguran dan Desa Bondolharjo di Kecamatan Punggelan, untuk diberi dampingan dalam upaya perlindungan perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan. Kegiatan ini diawali dari pelatihan-pelatihan dan workshop-workshop tentang perlindungan perempuan dan anak difasilitasi Mitra Wacana WRC bekerjasama dengan AWO International terhadap sekelompok perempuan di Desa Berta.
Kehadiran Mitra Wacana membawa angin segar bagi sekelompok perempuan Desa Berta, sehingga akhirnya sekelompok perempuan Desa Berta tersebut terpanggil dan merasa perlu memiliki sebuah wadah berupa organisasi yang konsen (concern) terhadap isu perempuan dan anak. Terbentuklah organisasi yang diberi nama Lentera Hati sebagai Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) dan berbagi(sharing)informasi terkait dunia perempuan dan anak.
Nama Lentera Hati memiliki makna filosofi bahwa hadirnya organisasi ini, meski hanya sebuah organisasi kecil di perdesaan, namun diharapkan mampu menjadi penerang, membagi pengetahuan yang berguna bagi masyarakat, sekaligus sebagai wadah belajar mengenai perempuan dan anak.
Dalam pengertian bahasa Jawa, lentera adalah damar atau cahaya, sedangkan hati adalah “ati”. Dengan demikian, Lentera Hati mempunyai arti cahaya hati yang diharapkan memberikan cahaya ke hati khususnya bagiperempuan Desa Berta, dan umumnya masyarakat luas di Desa Berta.
Tentunya kehadiran Lentera Hati di Desa Berta tidak langsung dikenal masyarakat. Bahkan tidak jarang ada yang hanya memandang dengan sebelah mata. Sosialisasi-sosialisasi digencarkan di tengah masyarakat baik dalam forum formal ataupun nonformal, di antaranya lewat sekolah-sekolah dan majelis taklim. Bahkan tidak jarang sampai ke pelosok. Tentunya semua itu di bawah arahan dan bimbingan dari Tim Mitra Wacana WRC. Keterlibatan Pemerintah Desa Berta sangat membantu dan mendukung dalam kegiatan-kegiatan P3A Lentera Hati (LH) di Berta, sehingga seiring berjalannya waktu keberadaan P3A LH di Berta mulai dilirik dan dikenal masyarakat, walaupun belum semua masyarakat luas mengetahuinya.
Visi P3A Lentera Hati adalah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan gender, egaliter, demokratis, bebas dari segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Misi P3A Lentera Hati adalah :
1. Mendorong terciptanya tatanan masyarakat yang demokratis, keadilan, dan kesetaraan.
2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.