web analytics
Connect with us

Uncategorized @id

Talkshow Refleksi Tantangan Pemuda Di Era Digital

Published

on

Talkshow Radio Kartika Indah Suara. Foto: Mendem

Di bulan Oktober ini tentu kita tidak akan lupa dengan satu hari peringatan yang penting yaitu Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sumpah pemuda adalah suatu gerakan ideologis yang dipelopori para pemuda se-antero nusantara yang patut diteladani oleh pemuda era sekarang, akan tetapi dewasa ini semangat para pemuda sepertinya kurang terlihat. Sedangkan untuk saat ini Negara Indonesia sangat membutuhkan pemuda-pemudi sebagai penerus bangsa.

Lalu apa yang akan terjadi jika pemuda merupakan estafet bangsa terpecah belah? Dan bagaimana pula isu SARA dapat dibendung oleh pemuda? Pembahasan mengenai Sumpah Pemuda menjadi topik yang dibahas pada Talkshow hari Senin (23/10/2017) di Radio Kartika Indah Suara Jogja menghadirkan narasumber Listiana Khasanah dan Windi Meilita, keduanya merupakan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang tengah magang di Mitra Wacana WRC.

Listiana menyatakan bahwa Sumpah Pemuda menjadi momentum yang diperingati sampai sekarang untuk dijadikan sebagai inspirasi dan semangat para pemuda Indonesia. Listiana juga menegaskan jika anak muda saat ini sudah disuguhi dengan teknologi digital yang canggih dan bisa saja membuat kecanduan sehingga waktu mereka banyak dihabiskan untuk bermain gadget, lebih aktif di media sosial daripada aktif dilingkungannya. Listi memberikan catatan bahwa banyak anak muda yang memanfaatkan teknologi digital untuk hal-hal positif dan untuk berkarya. Jadi itu tergantung individu masing-masing dalam memanfaatkan adanya teknologi digital.

Windi menambahkan jika beberapa orang yang terlahir di era pergerakan melihat pemuda sekarang ini seperti kurang semangat karena merasa pemuda sekarang lebih banyak asik di media sosial, padahal mereka tidak tahu bahwa pemuda sekarang ini justru perang karya lewat media. Jadi tidak hanya melalui aksi saja ketika ingin mengkritik pemerintah atau problematika bangsa tetapi melalui karya yang bisa mereka salurkan lewat media, ungkap Windi.

Maka dari itu ayo kita sebagai pemuda yang hidup di era digital, ini menjadi suatu tantangan bagi kita. Bagaimana kita bisa menjadi penerus yang baik bagi bangsa ini. Pesan dari listi dan windi untuk para pemuda adalah jadikan masa muda untuk berkarya dalam hal yang positif baik disekolah, dikampus atau dilingkungan sendiri. Dan keluarlah dari zona nyaman, jangan terkukung pada pemikiran lama dan jangan malu untuk berkarya. (Dewi Maulina)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opini

KONSTRUKSI MEDIA MASSA TERHADAP CITRA PEREMPUAN

Published

on

Sumber: Freepik
TANTANGAN GERAKAN PEREMPUAN DI ERA DIGITAL

Lilyk Aprilia Volunteer Mitra Wacana

Di era globalisasi, media massa menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat baik digunakan sebagai alat untuk komunikasi, mencari informasi, atau hiburan. Media massa terus mengalami perkembangan dari yang mulanya konvensional hingga sekarang menjadi modern . Berbicara mengenai media massa tentu ada hal yang menjadikan media massa memiliki nilai tarik tersendiri terlebih jika dihubungkan dengan keberadaan perempuan.

      (Suharko, 1998)  bahwa tubuh perempuan digunakan sebagai simbol untuk menciptakan citra produk tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif suatu produk.  Media massa dan perempuan merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Terutama dalam bisnis media televisi. Banyaknya stasiun televisi yang berlomba-lomba dalam menyajikan sebuah program agar diminati oleh masyarakat membuat mereka mengemas program tersebut semenarik mungkin salah satunya dengan melibatkan perempuan. Perempuan menjadi kekuatan  media untuk menarik perhatian masyarakat. Bagi media massa tubuh perempuan seolah aset terpenting yang harus dimiliki oleh media untuk memperindah suatu tayangan yang akan disajikan kepada masyarakat sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

     Media massa memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai wadah untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada masyarakat salah satunya dalam bentuk iklan sebuah produk atau layanan jasa . Iklan merupakan sebuah informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai hal yang berhubungan dengan suatu produk atau jasa yang dikemas dengan semenarik mungkin.  Memiliki tujuan untuk menarik minat konsumen membuat salah satu pihak menjadi dirugikan . Pasalnya pemasang iklan dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat sering kali memanfaatkan perempuan sebagai objek  utama untuk memikat para konsumen. Memanfaatkan wajah dan bentuk tubuh sebagai cara untuk menarik perhatian masyarakat membuat citra perempuan yang dimuat pada iklan terus menjadi sumber perdebatan karena dinilai menjadikan tubuh perempuan sebagai nilai jual atas produk yang ditawarkan . Ironisnya hal ini terus menerus dilakukan. 

         Memanfaatkan fisik sebagai objek untuk diekploitasi sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Terlihat dari citra perempuan yang digambarkan oleh tayangan iklan ataupun acara program televisi. Kecantikan perempuan dijadikan sebagai penghias tampilan dari suatu program acara. Dipoles sedemikian rupa untuk mendapatkan tampilan yang cantik kemudian dikonsumsi oleh publik. Demi untuk mengedepankan kepentingan media bahkan hak hak perempuan yang seharusnya dimiliki mereka dikesampingkan oleh media .  

     Selain sebagai wadah informasi untuk masyarakat media massa juga berfungsi sebagai hiburan.. Tayangan televisi yang sampai saat ini menempati rating tertinggi yaitu dalam kategori sinetron. Gambaran dalam tayangan tersebut banyak yang melibatkan perempuan dengan menggambarkan posisi perempuan selalu dibawah laki-laki. Tidak terlalu memperhatikan  pesan tersirat apa yang terkandung dalam tayangan tersebut, masyarakat terus-menerus mengkonsumsinya seolah tayangan tersebut tidak memiliki pesan yang bermasalah. Jika diperhatikan lebih lanjut banyak sekali peran perempuan yang digambarkan dari sisi lemahnya atau hanya melakukan pekerjaan domestik saja. Dengan begitu apa yang disajikan oleh media akan tertanam difikiran mereka sehingga menganggap pesan media massa sebagai realitas yang benar dan menjadi nilai yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

 Kekuatan Media Massa Dalam Membentuk Citra Perempuan

      Media massa memiliki kemampuan dalam membentuk citra . Bermula dari gambaran atas kenyataan yang ada dimasyarakat kemudian dikembangkan dengan menggunakan bahasa yang mengandung makna baru  namun masih memiliki acuan terhadap fakta yang ada kemudian disajikan kepada masyarakat secara terus menerus.  Dengan begitu citra yang dibentuk oleh media massa akan mempengaruhi realitas kehidupan dimasyarakat. Mengingat minat masyarakat terhadap objektifikasi perempuan cukup tinggi, media massa berlomba-lomba membentuk citra perempuan yang sempurna untuk mencapai target pasar dengan menggiring opini publik dalam menetapkan standar ‘cantik’ menurut media. Perempuan kerap kali dijadikan alat oleh media massa sebagai ladang untuk mendapatkan keuntungan dengan menampilkan kemolekan dan kecantikan fisiknya. Konstruksi sosial pada citra perempuan yang terjadi pada media massa bukan lagi hal baru dan tabu, fenomena ini terus berulang seolah menjadi kebenaran dalam mengkotakkan citra perempuan. 

     Selain itu pembenaran yang terus dilanggengkan oleh media massa terkait citra perempuan menjadikan sudut pandang masyarakat berkiblat pada standar yang digaungkan media massa tersebut sehingga menjadi salah satu agen budaya yang berpengaruh terhadap realita di kehidupan masyarakat.  Penggambaran terhadap perempuan oleh media massa semakin memperjelas bahwa posisi perempuan diranah publik masih lemah.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending