Layanan yang semestinya tersedia
Jika kita mengamati layanan kesehatan reproduksi saat ini, apakah sudah cukup ramah dan memenuhi kebutuhan perempuan? Beberapa sumber menyebutkan bahwa layanan kesehatan harus nyaman dan ramah terhadap setiap klien atau calon klien yang mengaksesnya. Kenyamanan dan keramahan berpengaruh pada kepuasan klien yang akan menjadi indikator keberhasilan penyedia layanan (provider).
Provider kesehatan haruslah memiliki staf dan tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan pendidikan yang komprehensif sehingga pada saat pelayanan terhindar dari sikap membeda-bedakan, layak, bersahabat dengan klien dan menjaga kerahasiaan klien. Fasilitas yang ada pun juga harus diperhatikan kelengkapannya. Kelengkapan layanan terkait kesehatan seksual dan reproduksi yang dibutuhkan disebut juga sebagai Integrated Package Essential Services (IPES) yang mencakup layanan-layanan:
- Konseling: seks, seksualitas dan kesehatan reproduksi
- Kontrasepsi: konseling, kontrasepsi oral, kondom, suntik, kontrasepsi jangka menengah dan panjang, dan kontrasepsi darurat
- Menyangkut kehamilan tidak direncanakan: sebelum (pre) dan setelah (post) konseling, layanan medis dan bedah, serta layanan pasca keguguran
- Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan IMS: paling tidak satu layanan perawatan ISR/ IMS, paling tidak satu layanan laboratorium ISR/IMS, pemberian kondom
- HIV: konseling pre dan post, HIV sero status laboratorium tes, staging dan monitoring laboratorium tes, kondom
- Ginekologi: pemeriksaan pelvic manual, pemeriksaan payudara manual, pap smear dan metode pelayanan kanker rahim lainnya
- Perawatan pre dan post natal: konfirmasi kehamilan (tes kehamilan), perawatan pre natal esensial, perawatan post natal esensial
- Kekerasan berlatar belakang gender dan seksual (Sexual and Gender based Violence – SGBV): pemeriksaan atau diagnosa SGBV, mekanisme rujukan untuk layanan klinis, psikologis dan perlindungan.
Layanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, yakni sasaran pengguna layanan adalah remaja berusia 10 sampai 19 tahun, tanpa memandang status pernikahan. Fokus sasaran layanan Puskesmas PKPR adalah berbagai kelompok remaja, antara lain:
- Remaja di sekolah: sekolah umum, madrasah, pesantren, sekolah luar biasa
- Remaja di luar sekolah: karang taruna, saka bakti husada, palang merah remaja, panti yatim piatu/ rehabilitasi, kelompok belajar mengajar, organisasi remaja, rumah singgah, kelompok keagamaan
- Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa mempermasalahkan status pernikahan
- Remaja yang rentan terhadap penularan HIV, remaja yang sudah terinfeksi HIV, remaja yang terkena dampak HIV dan AIDS, remaja yang menjadi yatim/piatu karena AIDS.
- Remaja berkebutuhan khusus, yaitu meliputi kelompok remaja sebagai berikut:
a. Korban kekerasan, korban trafficking, korban eksploitasi seksual
b. Penyandang cacat, di lembaga permasyarakatan (LAPAS), anak jalanan, dan remaja pekerja
c. Di daerah konflik (pengungsian), dan di daerah terpencil Paket pelayanan remaja yang sesuai dengan kebutuhan diberikan secara komprehensif melalui pendekatan PKPR yang meliputi: - Pelayanan kesehatan reproduksi remaja (meliputi infeksi menular seksual/ IMS, HIV dan AIDS) termasuk seksualitas dan pubertas
- Pencegahan dan penanggulangan kehamilan pada remaja
- Pelayanan gizi (anemia, kekurangan dan kelebihan gizi) termasuk konseling dan edukasi
- Tumbuh kembang remaja
- Skrining status TT pada remaja
- Pelayanan kesehatan jiwa remaja, meliputi: masalah psikososial, gangguan jiwa, dan kualitas hidup
- Pencegahan dan penanggulangan NAPZA
- Deteksi dan penanganan kekerasan terhadap remaja
- Deteksi dan penanganan tuberculosis
- Deteksi dan penanganan kecacingan
Dari segi fasilitas klinik dan desain program, suatu klinik baru dapat dikatakan bersahabat dengan remaja bila mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Lokasi klinik yang mudah dijangkau
- Waktu pelayanan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan remaja
- Desain interior dan eksterior yang memberikan kenyamanan dan menjaga privasi remaja dan secara khusus memiliki ruang transit untuk media komunikasi, pendidikan, dan informasi bagi remaja
- Biaya pelayanan sesuai dengan kondisi keuangan klien
- Tidak ada diskriminasi gender klien remaja laki-laki maupun perempuan diterima dan dilayani secara baik
- Melayani berbagai jenis masalah kesehatan reproduksi remaja
- Adanya kemudahan untuk merujuk ke pelayanan rumah sakit apabila diperlukan
- Melibatkan remaja dalam desain dan pengembangan selanjutnya
- Memungkinkan adanya kegiatan diskusi secara kelompok
- Terdapat banyak alternatif yang diberikan klinik bagi akses informasi, konseling, dan pelayanan
Sedangkan Layanan Ramah Remaja menurut WHO (2003), pada dasarnya layanan kesehatan ramah remaja adalah layanan kesehatan yang dapat terakses oleh semua golongan remaja, layak, dapat diterima, komprehensif, efektif dan efisien. Sehingga memerlukan karakteristik berikut:
- Kebijakan yang peduli remaja, antara lain: memenuhi hak remaja; mengakomodasi semua populasi remaja tanpa memandang status, etnisitas, kecacatan; memperhatikan keadilan gender; menjamin privasi/kerahasiaan; mempromosikan kemandirian remaja termasuk tidak mensyaratkan persetujuan orang tua dan memberikan kebebasan berkunjung; serta menjamin biaya yang terjangkau atau gratis.
- Prosedur pelayanan yang peduli remaja, antara lain: menjaga aspek kerahasiaan; waktu tunggu yang pendek; dapat berkunjung tanpa perjanjian terlebih dahulu.
- Petugas khusus yang peduli remaja, antara lain: menunjukkan sikap menghargai, penuh perhatian, peduli, memiliki motivasi untuk bekerja sama dengan remaja, tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar yang tidak menyenangkan atau merendahkan, mampu menjaga kerahasiaan, bersedia memberikan waktu sesuai kebutuhan remaja termasuk pada saat kunjungan ulang, dan dapat memberikan informasi dan dukungan yang dibutuhkan remaja dengan jelas, tepat dan lengkap.
- Petugas pendukung yang peduli remaja, antara lain: menunjukkan sikap menghargai, memiliki motivasi untuk bekerja sama dengan remaja, tidak bersikap dan berkomentar yang tidak menyenangkan atau merendahkan, memiliki kompetensi sesuai bidangnya.
- Fasilitas kesehatan yang peduli remaja, antara lain: lingkungan yang aman, lokasi yang nyaman dan mudah dicapai, fasilitas yang baik dan menjamin privasi atau kerahasiaan, jam kerja yang nyaman, tidak adanya stigma dan tersedia materi komunikasi-informasi-edukasi yang mendukung.
- Partisipasi/keterlibatan remaja, antara lain: remaja mendapat informasi yang jelas tentang pelayanan termasuk cara mendapatkan pelayanan, kemudian membantu menyebarluaskan; remaja dimotivasi menghargai hak orang lain dan haknya sendiri; remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pelayanan.
- Keterlibatan masyarakat, antara lain: mengetahui keberadaan pelayanan tersebut dan menghargai nilainya; mendukung kegiatan dan membantu meningkatkan mutu pelayanannya.
- Berbasis masyarakat, menjangkau ke luar gedung serta mengupayakan pelayanan sebaya.
- Pelayanan harus sesuai dan komprehensif, antara lain: menyediakan paket komprehensif dan rujukan ke pelayanan terkait remaja lainnya; menyederhanakan proses pelayanan, meniadakan prosedur yang tidak penting.
- Pelayanan yang efektif, antara lain: memiliki pedoman dan prosedur tetap penatalaksanaan yang sudah teruji; memiliki sarana dan prasarana cukup; serta mempunyai sistem jaminan mutu bagi pelayanannya.
- Pelayanan yang efisien, antara lain memiliki sistem informasi manajemen termasuk tentang biaya dan pemanfaatan informasi.
Membangun sebuah pelayanan kesehatan reproduksi yang ramah memang tidak mudah. Kendala yang dihadapi mencakup kurangnya tenaga medis yang ramah, keterbatasan anggaran untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk menciptakan pelayanan yang ideal, beragamnya nilai karena pengaruh kebiasaan, cara berpikir, dan kondisi lingkungan (konstruksi budaya). Dengan berbagai hambatan yang muncul, menjadikan tantangan tersendiri karena layanan kesehatan reproduksi yang ramah sangat penting adanya.
Di bawah ini adalah alamat pusat layanan kesehatan yang dapat dihubungi jika ingin berkonsultasi tentang kesehatan reproduksi