web analytics
Connect with us

Arsip

Peran Graha Media dalam Penilaian KIM Cetho Hargorejo

Published

on

KIM Award Kulon Progo 2023

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Cetho Kalurahan Hargorejo meraih juara Harapan 2 pada ajang KIM Award Kabupaten Kulon Progo 2023 yang diadakan pada Senin, 13 November 2023 di Conference Room Lantai 3 Gedung FRC UGM Wates. Rangkian KIM Award yang diselenggarakan oleh DInas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulonprogo dengan melakukan visitasi ke 40 KIM yang sudah terbentuk di setiap kalurahan. KIM Cetho Kalurahan Hargorejo mendapatkan jadwal visitasi pada tanggal 27 Oktober 2023.

Penerimaan KIM Award Kulon Progo 2023 diberikan langsung oleh Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti, ST.MM

Dalam penilaian KIM Award Tahun 2023 ini KIM Cetho mempresentasikan hasil kerja-kerja yang sudah dilakukan dalam memberikan informasi kepada masyarkat. Upaya dalam ikut berperan dalam pembangunan masyarakat, khususnya dalam hal diseminasi informasi dan pemberdayaan masyarakat KIM Cetho melakukan kolaborasi dengan Graha Media Hargorejo kelompok dampingan Mitra Wacana. Kerja-Kerja kolaborasi yang dilakukan bersama dengan Graha Media Hargorejo ini salah satunya membuat sebuah majalah kalurahan dengan mengangkat berbagai tema seperti perlindungan perempuan dan anak, isu kesehatan, pencegahan tindak pidana perdagangan orang sampai dengan mengangkat potensi lokal desa. Kerja sama ini yang mengantarkan KIM Cetho Hargorejo ini sebagai Juara Harapan 2 pada ajang KIM Award Kabupaten Kulon Progo 2023

Penerimaan penghargaan ini diwakili oleh Ketua KIM Cetho Bp. Aulia Chaniago yang diserahkan langsung oleh Pj. Bupati Kulon Progo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, S.T., M.T. Menurut Bp. Aulia Chaniago penghargaan ini menjadi penyemangat bagi pengurus KIM Cetho agar lebih semangat lagi dan membuat berbagai inovasi lainnya. Setelah mendapatkan penghargaan ini kemudian ketua KIM melakukan rapat kordinasi sebagai tindak lanjut dari penghargaan KIM Award Kulon Progo 2023.

Rapat Kordinasi KIM Cetho Bersama Mitra Wacana dan Kalurahan

Rapat Kordinasi KIM Cetho Bersama Mitra Wacana dan Kalurahan

Rapat kordinasi dilaksanakan pada Jum’at, 17 November 2023 dengan menghadirkan pengurus KIM, Perwakilan Kalurahan, Graha Media dan Mitra Wacana. Dalam rapat kordinasi tersebut ketua KIM mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang diberikan oleh Mitra Wacana selama ini. Tujuan dari rapat kordinasi ini untuk membuat strategi dan perencanaan program yang akan dilakukan oleh KIM Cetho kedepannya. Dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak diharapkan KIM Cetho semakin maju dan membawa manfaat bagi pembangunan di Kalurahan Hargorejo.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Arsip

Merajut Kolaborasi Lintas Iman: Mencegah Intoleransi, Radikalisme dan Ekstremisme Di Baciro

Published

on

Sebagai upaya melakukan pencegahan terhadap fenomena intoleransi, radikalisme dan ekstremisme (IRE), Mitra Wacana melaksanakan program kolaboratif dengan masyarakat lintas iman sepanjang bulan Maret hingga Mei 2025. Program ini dilaksanakan di Kalurahan Baciro, Kapanewon Gondokusuman Kota Yogyakarta. Dijalankannya program ini tidak terlepas dari eskalasi kasus intoleransi yang sempat terjadi di Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir. Kasus-kasus tersebut menjadi goresan-goresan luka bagi realitas masyarakat Yogyakarta yang kaya akan keberagaman dan menjunjung kehidupan yang toleran.

Kalurahan Baciro dipilih karena beberapa alasan. Pertama, Kalurahan Baciro merepresentasikan kemajemukan masyarakatnya yang meliputi warga urban, mahasiswa dan masyarakat lintas iman. Kedua,  di Baciro pernah terjadi tindakan intoleran berupa penolakan rumah ibadah dan persekusi terhadap kelompok Ahmadiyah. Ketiga, tokoh lokal dan struktur formal di Kalurahan Baciro memberikan dukungan untuk dilaksanakannya program ini. Selain itu, Baciro juga telah ditetapkan sebagai Kalurahan Kerukunan sehingga memiliki potensi besar untuk dijadikan model replikasi upaya pencegahan IRE.

Melalui program ini, Mitra Wacana hadir dengan pendekatan partisipatif, melibatkan perempuan, orang muda, tokoh agama, aparat, kelompok minoritas, organisasi lintas iman dan media sebagai agen yang merawat keberagaman. Pelaksana program menggunakan pendekatan edukasi berbasis komunitas berperspektif gender, menghadirkan ruang aman bagi dialog lintas iman serta melakukan kampanye narasi damai baik secara daring maupun luring.

            Program ini diawali dengan dialog bersama para jurnalis untuk mengkampanyekan narasi damai di media. Selain mengajak jurnalis dan admin media berbagai komunitas dan lembaga, media Mitra Wacana sendiri juga melakukan produksi konten narasi damai dan mempublikasikannya dengan mengajak jejaring sebagai kolaborator postingan media sosial. Di samping itu, Mitra Wacana juga memberikan workshop mengenai kampanye digital kepada admin media sosial komunitas-komunitas yang ada di Yogyakarta.

Implementasi program ini juga meliputi lokalatih tentang pengenalan IRE dan strategi pencegahannya yang dilaksanakan sebanyak dua kali, peluncuran Buku Panduan Praktis Deteksi Dini IRE, talkshow di radio untuk memperluas jangkauan isu, evaluasi partisipatif hingga audiensi ke Walikota Yogyakarta dan Kesbangpol DIY. Namun, pencegahan IRE tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa hal masih menjadi tantangan dalam pelaksanaan program misalnya masih adanya stigma terhadap minoritas (Ahmadiyah, penghayat). Kemudian, pencegahan IRE juga tidak dianggap populer di media, tidak semua masyarakat dan organisasi terjangkau langsung serta durasi program yang sangat singkat.

Mitra Wacana perlu menerapkan strategi khusus agar program pencegahan IRE ini berjalan lancar dan menghasilkan output serta outcome yang tepat sasaran. Adapun beberapa strategi yang dilakukan Mitra Wacana antara lain: membangun kepercayaan melalui komunikasi personal dengan kelompok minoritas, melakukan kolaborasi strategis dengan Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, distribusi buku deteksi dini IRE ke 21 Rukun Warga serta advokasi ke Wali Kota dan Kesbangpol untuk keberlanjutan kebijakan dan replikasi program.

Program yang dijalankan Mitra Wacana ini berhasil menjangkau 53 peserta dari beragam gender, agama dan usia. Kemudian, menghasilkan lebih dari 25 konten digital edukatif dengan lebih dari 82 ribu penonton, menjangkau 41 kolaborator, menghasilkan 10 artikel dan 38 publikasi kegiatan, tersusunnya Buku Panduan Praktis Deteksi Dini IRE serta menjangkau 21 content creator.

Hasil survei terhadap peserta menunjukkan bahwa peserta meningkat dari sisi pengetahuan, sikap dan perilaku. Tools deteksi dini IRE juga dirasakan sangat membantu sebagai alat mengidentifikasi gejala intoleransi, radikalisme dan ekstremisme dalam masyarakat. Nugraha Dhayu Mukti dari Gema Pakti mengaku setelah mengikuti program ini dia merasa lebih paham tentang bentuk dan perilaku IRE. Selain itu dia merasa lebih percaya diri karena penghayat kepercayaan sudah mulai diterima berkegiatan secara umum atau lintas iman karena Mitra Wacana selalu melibatkan kelompok penghayat di setiap kegiatan.

Adapun Abdul Halim dari FKUB Kota Yogyakarta menyampaikan program-program yang dilaksanakan Mitra Wacana menjadi ruang dialog lintas iman yang sesungguhnya. “Kegiatan lintas iman seperti ini memberi ruang untuk membangun silaturahmi lintas iman. Tidak sekadar teori, tapi benar-benar menghidupkan dialog” ungkapnya. Program ini membuktikan bahwa perdamaian bisa dibangun mulai dari ruang-ruang kecil yang partisipatif dan keterlibatan lintas kelompok menjadi kunci keberhasilan. (wiji nur asih)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending