web analytics
Connect with us

Opini

Konsumsi Telur Setiap Hari dapat Mencegah Stunting pada Anak

Published

on

Penulis : Chuznul Mujiyanti I.M, S. Gz.

Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang masih menjadi perhatian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Stunting terjadi akibat kurangnya asupan gizi yang berlangsung dalam waktu lama, terutama selama periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan fisik anak yang terhambat, serta memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas di masa depan.

Salah satu upaya yang sederhana namun efektif untuk mencegah stunting adalah dengan mengonsumsi protein hewani yang cukup, termasuk telur. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang kaya akan zat gizi penting untuk pertumbuhan anak.

Kandungan Gizi Telur

Telur mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti:

  1. Protein berkualitas tinggi: Membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
  2. Vitamin D: Penting untuk penyerapan kalsium dan kesehatan tulang.
  3. Zat besi: Mencegah anemia yang dapat memengaruhi pertumbuhan anak.
  4. Kolin: Mendukung perkembangan otak dan fungsi kognitif.
  5. Vitamin A, B2, dan B12: Menjaga kesehatan mata, kulit, dan sistem saraf.
  6. Asam amino esensial: Mendukung pertumbuhan optimal anak.
  7. Rendah kalori: Cocok untuk diet seimbang.
  8. Lemak sehat: Termasuk asam lemak omega-3 untuk perkembangan otak

Alasan Mengapa Memilih Telur dibandingkan Sumber Protein Hewani Lainnya

  1. Kandungan Asam Amino Esensial Lengkap

Telur mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Asam amino seperti lisin, metionin dan triptofan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan optimal anak.

  1. Kandungan Lemak Jenuh yang Rendah

Dibandingkan dengan daging merah, telur mengandung lebih sedikit lemak jenuh sehingga baik untuk kesehatan jantung anak.

  1. Mudah Didapat dan Terjangkau

Telur relatif lebih murah dibandingkan sumber protein hewani lainnya, seperti daging sapi atau ikan salmon.

  1. Kemudahan Penyajian

Telur lebih fleksibel untuk diolah menjadi berbagai hidangan yang menarik bagi anak-anak, seperti telur rebus, omelet atau sup telur.

Perbandingan Kandungan Gizi: Telur, Ikan Bandeng dan Ikan Salmon

Telur Ayam

28.000/kg

Ikan Bandeng

50.000/kg

Ikan Salmon

300.000/kg

Kandungan Gizi per 100 gram
Energi

Protein

Lemak 

Omega-3

Kolesterol

Zat Besi

: 143 kkal

: 12,6 g

: 9,5 g

: 35-50 mg

: 373 mg

: 1,75 mg

Energi

Protein

Lemak 

Omega-3

Kolesterol

Zat Besi

: 123 kkal

: 20 g

: 5 g

: 1000-1500 mg

: 70 mg

: 0,8 mg

Energi

Protein

Lemak 

Omega-3

Kolesterol

Zat Besi

: 206 kkal

: 22 g

: 13 g

: 2000-2500 mg

: 55 mg

: 0,8 mg

      

Telur Ayam : Memiliki asam amino yang lengkap dibandingkan dengan ikan bandeng dan ikan salmon, kandungan omega-3 dapat meningkat jika telur diperkaya dengan pakan khusus

Ikan Bandeng : Kandungan omega-3 cukup tinggi menjadikannya sumber asam lemak esensial yang baik

Ikan Salmon : Memiliki kandungan omega-3 tertinggi diantara ketiganya, baik untuk kesehatan jantung dan otak.

Manfaat Konsumsi Telur Setiap Hari

  1. Mendukung Pertumbuhan Optimal

Kandungan protein dalam telur membantu memperbaiki jaringan tubuh dan meningkatkan massa otot, sehingga mendukung pertumbuhan fisik anak.

  1. Meningkatkan Kesehatan Tulang

Vitamin D dalam telur membantu tubuh menyerap kalsium, yang berperan penting dalam pertumbuhan tulang yang sehat.

  1. Meningkatkan Kecerdasan Anak

Kolin dan asam lemak esensial dalam telur mendukung perkembangan otak, yang penting untuk kemampuan belajar dan daya ingat anak.

  1. Mencegah Kekurangan Zat Gizi

Telur mengandung berbagai vitamin dan mineral yang membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak, sehingga mencegah kekurangan zat gizi yang berisiko menyebabkan stunting.

  1. Meningkatkan Fungsi Otak dan Daya Ingat

Kolin dalam telur berperan penting dalam perkembangan otak dan fungsi kognitif anak.

  1. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Kolin dan omega-3 dalam telur mendukung perkembangan otak, sehingga membantuanak dalambelajar dan berpikir dengan lebih baik.

Cara Penyajian Telur yang Sehat untuk Anak

Telur dapat diolah menjadi berbagai hidangan yang menarik dan lezat untuk anak, seperti:

  • Telur Rebus: Pilihan rendah kalori dan bebas tambahan minyak.
  • Omelet Sayur: Tambahkan bayam, wortel, atau tomat untuk meningkatkan asupan serat dan vitamin.
  • Sup Telur: Gabungkan telur dengan sayuran dan kaldu untuk hidangan yang seimbang.
  • Telur Ceplok: Menggunakan sedikit minyak untuk menggoreng memberikan tambahan lemak sehat.

Konsumsi Telur Setiap Hari: Investasi untuk Masa Depan Anak

Kebiasaan mengonsumsi 1-2 butir telur setiap hari dapat menjadi bagian dari pola makan seimbang untuk anak. Selain telur, pastikan anak juga mengonsumsimakan lain seperti daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan untuk mendukung pertumbuhan yang optimal.

Konsumsi telur setiap hari dapat menjadi langkah sederhana dan efektif untuk mencegah stunting pada anak. Kandungan protein, asam amino esensial, serta vitamin dan mineral penting dalam telur, menjadikannya salah satu sumber protein hewani terbaik. Dengan harga yang terjangkau, kemudahan pengolahan, dan keunggulan gizinya, telur adalah pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal. Mari biasakan mengonsumsi telur setiap hari untuk generasi yang lebih sehat dan bebas dari stunting!

Sumber:

Badan Pusat Statistik (BPS). (2024). Harga Komoditas Pangan di Indonesia. Jakarta: BPS RI.

Kemenkes RI. (2024). Kementerian Kesehatan : Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Telur jadi Pilihan Ekonomis Cegah Stunting:https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3293/telur-jadi-pilihan-ekonomis-cegah-stunting

Kemenkes RI. (2023). Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (https://tkpi.kemkes.go.id)

Zulfa, R., & Syahputri, D. (2022). Pengaruh Konsumsi Telur dan Ikan terhadap Status Gizi Anak. Jurnal Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 12(3), 45–55.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Opini

Nasib Manuskrip Pasca Banjir: Upaya Penyelamatan dan Restorasi Budaya

Published

on

Mahasiswi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Andalas2

Ungkapan “Sakali aia gadang, sakali tapian barubah.” bukan hanya sekedar pepatah Minangkabau, melainkan juga memori ekologis masyarakat terhadap alam. Banjir bukan hanya sekedar peristiwa alam, melainkan bagian dari sejarah yang terus berulang dan meninggalkan bekas pada masyarakat. Namun, perubahan yang ditinggalkannya bukan hanya pada bentang alam dan kehidupan sosial, tetapi juga pada jejak intelektual masa lalu masyarakat, salah satunya terekam dalam manuskrip.

Manuskrip merupakan tulisan yang ditulis menggunakan tangan pada lembaran-lembaran kertas, yang didalamnya berisi pemikiran orang-orang pada masa lampau. Sejalan dengan Baried (1985:54) manuskrip adalah medium teks berbentuk konkret dan nyata. Di dalam Manuskrip ditemukan tulisan-tulisan yang merupakan sebuah simbol bahasa untuk menyampaikan sesuatu hal tertentu. Manuskrip dapat dikatakan sebagai salah satu warisan nenek moyang pada masa lampau, berbentuk tulisan tangan yang mengandung berbagai pemikiran dan perasaan tercatat sebagai perwujudan budaya masa lampau. Sehingga akan sayang sekali jika pemikiran nenek moyang kita hilang akibat penanganan yang kurang tepat.

Manuskrip-manuskrip yang tersimpan di surau, rumah gadang, perpustakaan nagari, maupun kediaman para ninik mamak sering kali menjadi korban dari bencana alam, salah satunya banjir. Karena setelah banjir tersebut mulai surut, nasib manuskrip itu dipertaruhkan. Ketika banjir menyapu perkampungan, kertas-kertas manuskrip itu basah oleh air, menyebabkan tulisan pada teks-nya bisa saja pudar. Pada titik inilah penanganan awal menjadi penentu apakah sebuah naskah masih mungkin diselamatkan atau justru rusak.

Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara penanganan darurat manuskrip basah. Di beberapa tempat, manuskrip yang terendam justru dijemur langsung di bawah terik matahari yang bisa menyebabkan lembarannya menempel. Ada pula yang mengeringkannya di dekat api untuk mempercepat proses pengeringan, padahal suhu panas justru membuat tinta luntur dan kertas mengerut. Bahkan dalam situasi panik, sebagian manuskrip dibersihkan dengan kain kasar atau disikat karena dianggap kotor, yang pada akhirnya merobek halaman-halaman yang sebenarnya masih mungkin diselamatkan. Kecerobohan kecil seperti itu sering kali menjadi perbedaan antara manuskrip yang dapat bertahan dan punah.

Untuk itu, perlunya peran dan dukungan pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penanganan dan perawatan manuskrip yang benar, karena manuskrip seringkali berada di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, detik-detik pertama setelah air surut sepenuhnya bergantung pada pengetahuan masyarakat setempat. Pemerintah dapat melibatkan masyarakat baik individu maupun lembaga dalam merawat dan melestarikan manuskrip. 

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan edukasi tentang perawatan manuskrip yang baik dan benar sehingga manuskrip yang ada seringkali rusak sebelum sempat di digitalisasi. Padahal langkah-langkah sederhana seperti memisahkan halaman yang menempel, mengeringkan naskah di tempat teduh dan berangin, atau menyerap air dengan tisu tanpa tekanan berlebihan, bisa menjadi penyelamat sebelum tim konservator datang. Edukasi inilah yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah daerah, perpustakaan, dan lembaga kebudayaan.

Bencana banjir sudah berulang kali terjadi, bahkan dari dahulu kala. Hal tersebut seharusnya menjadi pengingat bahwa pengetahuan mengenai perawatan naskah manuskrip sangat penting, tidak hanya bagi satu pihak saja tetapi diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Kerja sama antara pemerintah, akademisi, komunitas budaya, dan masyarakat adalah kunci dalam menjaga keberlangsungan manuskrip. Pemerintah dapat mengambil peran sebagai penyedia edukasi, tentang bagaimana penanganan darurat terhadap manuskrip, serta menyediakan peralatan yang menunjang penyelamatan manuskrip. Sementara masyarakat, sebagai pihak terdekat dengan naskah, menjadi penentu apakah pengetahuan teoretis itu dapat dijalankan dengan benar di lapangan.

Jika manuskrip adalah kunci yang menyimpan ingatan suatu peradaban, maka penyelamatannya adalah urusan berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga, masyarakat adat, dll. Banjir boleh mengubah bentuk geografis daerah, tetapi bukan berarti ia bisa menghapus jejak pemikiran para leluhur yang sudah diwariskan begitu lama. Karena pada akhirnya, yang membuat suatu masyarakat bertahan bukan hanya rumah dan infrastruktur yang diperbaiki, ataupun peradaban yang dibangun ulang, tetapi juga tentang cerita, gagasan, ilmu dan identitas yang mereka wariskan melalui lembaran-lembaran kertas tua.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending