web analytics
Connect with us

Publikasi

Menjalin Kolaborasi untuk Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang: Kunjungan Mitra Wacana ke Talitha Kum Indonesia

Published

on

Sabtu, 18 Februari 2025, Divisi Media dan Knowledge Management Mitra Wacana mengunjungi Talitha Kum Indonesia, sebuah organisasi yang berfokus pada pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Berbasis di Susteran Gembala Baik, Jalan Bantul, Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, kunjungan ini disambut hangat oleh Suster Chatarina RGS, pemimpin provinsial Kongregasi Suster Gembala Baik, bersama dua staf Talitha Kum lainnya, yaitu Gita (Sekretaris) dan Albet (kawan muda Talitha Kum).

Talitha Kum, yang merupakan bagian dari Komisi Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia (IBSI), telah aktif dalam pencegahan TPPO sejak 2019. Konsistensi mereka dalam mendistribusikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi salah satu alasan utama Mitra Wacana tertarik untuk menjalin kolaborasi. Dalam pertemuan ini, kedua organisasi berbagi praktik terbaik dan pengalaman masing-masing, termasuk tantangan yang dihadapi saat mendampingi masyarakat di berbagai kota di Indonesia.

Suster Chatarina RGS memaparkan pendekatan Talitha Kum yang menyesuaikan dengan karakteristik generasi muda, khususnya Generasi Z. Menyadari bahwa metode tradisional kurang efektif, mereka mengembangkan strategi yang relevan dan menarik, seperti melibatkan fasilitator yang memahami cara berpikir generasi muda serta menyelenggarakan kegiatan yang dikemas secara kreatif. Salah satu inisiatif unggulan mereka adalah mendorong peserta muda untuk menyusun program kerja bersama yang berfokus pada kampanye pencegahan TPPO melalui media sosial.

Tidak hanya itu, Talitha Kum juga melatih generasi muda dalam strategi pengelolaan media, memahami prinsip-prinsip safeguarding, dan merancang panduan untuk menghasilkan produk kampanye berkualitas. Tujuan utamanya adalah memberdayakan mereka agar menjadi garda terdepan dalam menyuarakan isu perdagangan orang di masyarakat.

Sebaliknya, Mitra Wacana membagikan pengalaman mereka dalam mendampingi komunitas di Kabupaten Kulon Progo. Meskipun saat ini upaya mereka masih terbatas pada wilayah tersebut, Mitra Wacana memiliki rencana untuk memperluas jangkauan program ke tingkat nasional, terutama di daerah-daerah rawan TPPO. Melalui pertemuan ini, Mitra Wacana berharap dapat mempelajari strategi baru dari Talitha Kum untuk meningkatkan efektivitas pengorganisasian orang muda.

Diskusi yang berlangsung juga menghasilkan beberapa ide kolaborasi menarik, seperti pembuatan konten bersama, penyelenggaraan diskusi publik, dan inisiatif kreatif lainnya. Kedua pihak sepakat bahwa kolaborasi ini dapat menjadi langkah awal menuju kemitraan yang lebih erat dalam upaya mencegah perdagangan orang. Dengan sinergi antara pengalaman dan sumber daya yang dimiliki, mereka optimis mampu memperkuat dampak kampanye yang dilakukan.

Kunjungan ini menegaskan pentingnya kerja sama semua elemen, baik pemerintah, NGO, masyarakat, hingga individu, untuk menghadapi tantangan perdagangan orang yang semakin kompleks. Modus TPPO yang terus berkembang membutuhkan respons yang adaptif dan kolaboratif. Talitha Kum dan Mitra Wacana sepakat bahwa hanya melalui kolaborasi yang erat, upaya pencegahan dapat dilakukan secara efektif.

Dengan semangat kebersamaan, kedua organisasi percaya bahwa langkah ini akan menjadi pijakan kuat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari ancaman perdagangan orang. Upaya bersama ini diharapkan dapat menjadi titik terang dalam pemberantasan TPPO sekaligus pemenuhan hak-hak pekerja migran Indonesia (PMI). Sebab, seperti yang dikatakan Suster Chatarina RGS, “Kita tidak dapat mengubah dunia sendirian.”

Penulis : Yngvie

Penyunting : Ruly

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Opini

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL BERGOLAK DERITA ANAK NEGERI

Published

on

Oleh : Natalia Zebua

Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

       Sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu “socius” yang berarti “kawan” atau “teman”, dan “logos” yang berarti “ilmu pengetahuan”. Dengan demikian, sosiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi fokus pada mempelajari kenyataan masyarakat dan perubahannya, bukan tentang bagaimana masyarakat seharusnya. Sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, sosiologi dapat dibedakan dari ilmu-ilmu lain seperti ekonomi, sejarah, hukum, antropologi, dan psikologi. Namun, dalam prakteknya, sosiologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lain karena kehidupan masyarakat bersifat kompleks dan multidimensi.

       Sosiologi sastra, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah pengetahuan tentang sifat dan perkembangan masyarakat yang terkait dengan sastra. Bidang ini mempelajari karya sastra dalam konteks sosial, termasuk pengaruh latar belakang pengarang, ideologi, kondisi ekonomi, dan khalayak yang dituju. Sosiologi sastra berfokus pada hubungan antara karya sastra dan masyarakat, menjadikan karya sastra sebagai objek kajian yang tidak terpisahkan dari konteks sosialnya. Dengan demikian, sosiologi sastra menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk memahami karya sastra dalam dimensi sosialnya.

       Karya sastra adalah ekspresi kreatif manusia yang dituangkan dalam bentuk tulis atau lisan, mencerminkan pengalaman, perasaan, dan pemikiran imajinatif atau nyata melalui bahasa sebagai medianya. Salah satu bentuk karya sastra yaitu Novel. Novel adalah sebuah karya sastra yang berbentuk prosa dan biasanya memiliki narasi yang kompleks, karakter yang berkembang, dan plot yang terstruktur. Novel seringkali menggambarkan kehidupan nyata atau imajinatif. Novel Bergolak Derita Anak Negeri merupakan karya dari Armini Arbain dan Ronidin, yang terdiri dari 362 halaman, menampilkan karya sastra serius dengan gaya bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami. Cara pengisahan dalam novel Bergolak Derita Anak Negeri cukup menggugah rasa ingin tahu, mengungkap suatu masalah dimasa lampau.

       Novel Bergolak Derita Anak Negeri karya Armini Arbain dan Ronidin menceritakan tentang derita anak negeri yang dialami oleh laki-laki dan perempuan selama masa perang PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) pada tahun 1958-1961. Novel ini terbagi menjadi tiga bagian yang menceritakan tentang penderitaan dan kekerasan yang dialami oleh tokoh-tokoh utama. Pada bagian pertama menceritakan derita anak perempuan, bagian kedua menceritakan derita laki-laki dan pada bagian ke tiga menceritakan pertemuan dan bahagia. Armini Arbain dan Ronidin berhasil mengungkap kisah pada masa lampau dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengalir sehingga pembaca tertarik dan ingin membacanya.

       Pada bagian pertama novel Bergolak Derita Anak Negri menceritakan tentang derita perempuan yang dialami oleh Mainar dan Mirna. Mainar adalah seorang guru agama yang mengalami kegagalan dalam pernikahannya karena suaminya selingkuh. Sementara itu, Mirna adalah istri dari seorang wakil kepala sekolah yang tergoda oleh seorang guru baru bernama Suyono. Mirna akhirnya terjatuh dalam permainan Suyono dan melakukan perbuatan yang tidak pantas. Akibatnya, Mirna hamil di luar nikah dan suaminya ingin menceraikannya. Namun, Suyono membunuh Mirna dan membuatnya terlihat seperti bunuh diri.

       Pada bagian kedua novel Bergolak Derita Anak Negri menceritakan tentang derita laki-laki yang dialami oleh Sarman dan adiknya, Karman. Sarman adalah seorang tentara dadakan yang bergabung dengan PRRI, sementara Karman adalah seorang mahasiswa yang ditangkap oleh tentara APRI karena dianggap sebagai anggota komunis. Karman mengalami siksaan dan penyiksaan di penjara, namun akhirnya dibebaskan setelah perang usai.

       Pada bagian ketiga novel Bergolak Derita Anak Negri menceritakan tentang pertemuan antara Karman dan Rosna, seorang perempuan yang mengalami trauma masa lalu. Karman menyukai Rosna dan akhirnya melamarnya. Mereka menikah dan hidup bahagia. Novel Bergolak Derita Anak Negeri ini menggambarkan bagaimana perang dapat menghancurkan kehidupan masyarakat dan menyebabkan trauma yang berkepanjangan. Namun, novel ini juga menunjukkan bahwa ada harapan untuk memulai kembali dan hidup bahagia setelah melewati masa-masa sulit.

       Dari cerita novel Bergolak Derita Anak Negeri, beberapa fakta sosial, gejala sosial, dan perubahan sosial.

       Dalam novel ini menggambarkan bagaimana pengaruh perang PRRI dapat menghancurkan kehidupan masyarakat dan menyebabkan trauma yang berkepanjangan. Dalam novel ini juga menggambarkan tentang trauma perempuan akibat banyak tentara yang secara tidak hormat merenggut kehormatan para perempuan seperti yang dialami oleh Mirna dan Nur Aini. Tak hanya perempuan saja laki-laki pun juga banyak mengalami kekerasan, penyiksaan bahkan banyak yang terbunuh dapat disebut mendapati perlakuan dari tentara yang sudah termasuk kedalam pelanggaran hak asasi manusia. Dapat dilihat dari pernyataan berikut:

“Mereka membakar, menembaki, menyiksa, dan bahkan membunuh”

Dan juga pada masa itu muncul istilah:

“Tembak atas atau tembak bawah? Istilah tersebut adalah istilah yang dipakai untuk memberikan dua pilihan kepada perempuan oleh tentara OPR (Organisasi Perlawanan Rakyat) maupun tentara pusat” (halaman 60).

       Tak hanya itu, dalam novel ini juga menggambarkan pengaruh ideologi politik yaitu dengan terjadinya perang PRRI dan APRI mempengaruhi kehidupan masyarakat dan menyebabkan konflik antara kelompok yang berbeda. Juga menggambarkan perubahan sosial dan trauma juga penyembuhan dimana dalam novel ini menggambarkan tokoh-tokoh utama mengalami trauma dan berusaha untuk menyembuhkan diri dari pengalaman buruk.

  

       Dalam novel ini menggambarkan penganiayaan dan penyiksaan yang dialami oleh para tahanan, kekerasan terhadap perempuan oleh tentara, trauma dan stres pasca trauma pada korban yang dialami oleh Rosna,  sehingga ia mengalami gangguan mental dan terjadilah balas dendam,  yang dilakukan oleh Bahar kakaknya Rosna terhadap anak mantan tentara yaitu Retno atau wanita-wanita yang dipacarinya. Dapat dilihat dari pernyataan berikut:

“Setelah bebas dari penjara, Bahar mendapati Rosna sudah kurang waras. Bahar meraung dan melolong panjang. Sejak saat itu, timbul dendam dalam dirinya terhadap tentara pusat sehingga di hatinya muncul rasa ingin balas dendam menghancurkan perempuan entah dengan cara apa. Dendam itulah yang selalu menggelora dalam hatinya”

 

       Dalam novel ini menggambarkan perubahan sosial yang dialami oleh para tokoh, pada bagian pertama ada Rosna yang mengalami perubahan akibat dari pelecehan yang terjadi terhadapnya yang dilakukan oleh tentara. Dimana Rosna mengalami gangguan mental dan kurang waras ia menjadi pemurung, sering berteriak histeris dan berperilaku seperti anak sekolah, dapat dilihat dari kutipan berikut:

“ Ia bertingkah seperti seorang anak sekolah yang akan berangkat sekolah, setiap pagi ia mandi, berpakaian rapi, dan kemudian makan dan mengambil tas. Rosna keluar rumah, namun sampai di pagar ia akan berteriak histeris, lalu berlari balik ke rumah dan terisak-isak di pangkuan Mak. Dst…” (halaman 7).

“ Rosna divonis mengalami gangguan jiwa. Tatapannya kosong dan ketika diajak bicara, ia tidak merespon apa-apa” (halaman 162)

      Retno, seorang anak mantan tentara juga mengalami perubahan akibat dari balas dendam yang dilakukan oleh Bahar kakaknya Rosna dapat dilihat dari pernyataan berikut:

“Akibat dari peristiwa itu, Retno menjadi pemurung. Ia tidak bersemangat menyelesaikan skripsinya. Dst..” (halaman 11).

 

       Novel Bergolak Derita Anak Negeri karya Armini Arbain dan Ronidin merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan bagaimana perang dapat menghancurkan kehidupan masyarakat dan menyebabkan trauma yang berkepanjangan. Melalui novel ini, kita dapat memahami bagaimana pengaruh ideologi politik dan kekerasan dapat mempengaruhi kehidupan individu dan masyarakat. Dengan demikian, novel ini memberikan gambaran tentang pentingnya memahami konteks sosial dalam menganalisis karya sastra. Selain itu, novel ini juga menunjukkan bahwa ada harapan untuk memulai kembali dan hidup bahagia setelah melewati masa-masa sulit. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan cerita yang mengalir, novel ini berhasil menggambarkan kompleksitas masyarakat pada masa perang dan dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Oleh karena itu, novel Bergolak Derita Anak Negeri dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk memahami sejarah dan dampaknya terhadap masyarakat.

 

 

 

    

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amini, A., dan Ronidin (2019). Bergolak Derita Anak Negri. Penerbit Erka.

Continue Reading

Trending