web analytics
Connect with us

Berita

 Mitra Wacana Ajak Komunitas P3A dan Media Desa untuk Memberi Usulan Pelindungan Pekerja Migran dalam Acara Syawalan

Published

on

Setelah menjalani ibadah puasa dibulan suci ramadhan, sampailah kita pada bulan yang baru, yakni bulan Syawal. Umat Muslim percaya bahwa bulan Syawal adalah bulan yang mengembalikan kita pada kesucian diri setelah memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu. Membicarakan syawalan, tentu masyarakat Jawa telah lama lekat dengan tradisi Syawalan, ialah sebuah tradisi untuk meminta dan memberi maaf yang dibalut dalam sebuah ikrar. Oleh karena itu, Mitra Wacana tentu tak ingin melewatkan momen ini bersama komunitas dampingannya. Selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi, pertemuan ini juga dapat menjadi forum diskusi apabila komunitas memiliki usulan terkait projek pencegahan tindak pidana perdagangan orang yang telah dijalankan beberapa tahun ini.

 

Sehingga pada Sabtu, 20 April 2024 di Rumah Makan Hartin, Wates, Kabupaten Kulon Progo, Mitra Wacana mengundang seluruh komunitas dampingan Se-Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari kelompok P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak) dan kelompok Media Desa untuk berkumpul, bersilaturahmi dan menjalankan tradisi syawalan. Acara dimulai pukul 10.00 WIB, antusiasme tergambar dari jumlah peserta yang hadir hampir memenuhi ruangan yang disediakan. Tak perlu menunggu lama, pembawa acara mulai menghantarkan acara yang diawali dari sambutan oleh Ketua Dewan Pengurus Mitra Wacana, Istiatun, M.A, kemudian sambutan dari P3A yang diwakili oleh Jumini (P3A Rengganis), serta ikrar syawalan yang dipimpin oleh Murdiasih (P3A PESISIR Banaran). Semua peserta terlihat khidmat dalam mengikuti rangkaian acara hari itu.

 

Setelah membaca ikrar syawalan, Mitra Wacana membagi peserta sesuai dengan kecamatan asal (Galur, Kokap dan Sentolo). Hal tersebut dilakukan untuk membuka ruang diskusi tentang upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang di tingkat kalurahan. Mitra Wacana mendorong komunitas untuk memberikan usulannya kepada pemerintah kalurahan dalam pelindungan migrasi warganya. Fasilitator setiap kecamatan mencoba menggali permasalahan, kebutuhan, dan kira-kira solusi apa yang tepat untuk mengatasi permasalahan pelindungan pekerja migran tingkat kalurahan.

Dari FGD tersebut akhirnya Mitra Wacana merangkum usulan komunitas meliputi, pendataan calon PMI (Pekerja Migran Indonesia) maupun PMI yang telah bekerja di luar negeri secara berkala, pembekalan terkait edukasi alur keberangkatan jalur prosedural, sosialisasi keberangkatan migrasi yang aman kepada seluruh lapisan masyarakat di kalurahan, pendataan perusahaan agen dan/atau perusahaan yang aman bagi calon PMI, serta pemerintah kalurahan dapat menginisiasi DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak). Terkait usulan yang telah disampaikan oleh komunitas, Mitra Wacana akan menjadi perpanjangan tangan antara masyarakat dan pemerintah kalurahan. Usulan-usulan tersebut akan disampaikan kepada pemerintah kalurahan dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Kulon Progo pada pertemuan selanjutnya. Mitra Wacana berupaya untuk menjaga komitmen awal dalam mewujudkan pelindungan migrasi mulai dari akar rumput. Semoga bulan syawal ini menjadi berkah dan menumbuhkan semangat baru untuk kita semua dalam memperjuangkan keadilan bagi seluruh warga negara Indonesia.

 

Liputan Oleh : Yngvie A. Nadiyya/Divisi Media dan Litbang Mitra Wacana

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

BPBD Kabupaten Morowali Utara Komitmen dalam Tingkatkan Literasi Kebencanaan

Published

on

Faisal Tahadju, ST., MSi
Analis Bencana
Penata Tkt. I. (III/d)
NIP. 198504052008011011
BPBD Kabupaten Morowali Utara

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali Utara menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi kebencanaan di kalangan generasi muda dengan turut ambil bagian dalam kegiatan Diklat Dasar Search and Rescue (SAR) se-Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Morowali Utara.

 
Kegiatan yang dilaksanakan pada 25–28 Juni 2025 ini berlangsung di SMKS Lemboraya, Desa Beteleme, Kecamatan Lembo, dan secara resmi dibuka oleh Bupati Morowali Utara, Dr. dr. Delis Julkarson Hehi, MARS
BPBD Morowali Utara Edukasi Pramuka Soal Simulasi dan Evakuasi Bencana dalam Diklat SAR
BPBD Morowali Utara Edukasi Pramuka Soal Simulasi dan Evakuasi Bencana dalam Diklat SAR
BPBD Morowali Utara, Faisal Tahadju, ST., M.Si., selaku Analis Bencana, saat memberikan materi penting terkait penanggulangan dan simulasi bencana, pada Rabu, (26/6/2025). (doc. BPBD Morowali Utara)
BPBD Morowali Utara, Faisal Tahadju, ST., M.Si., selaku Analis Bencana, saat memberikan materi penting terkait penanggulangan dan simulasi bencana, pada Rabu, (26/6/2025). (doc. BPBD Morowali Utara)
Morowali Utara, Krajan.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali Utara menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi kebencanaan di kalangan generasi muda dengan turut ambil bagian dalam kegiatan Diklat Dasar Search and Rescue (SAR) se-Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Morowali Utara.
 
Kegiatan yang dilaksanakan pada 25–28 Juni 2025 ini berlangsung di SMKS Lemboraya, Desa Beteleme, Kecamatan Lembo, dan secara resmi dibuka oleh Bupati Morowali Utara, Dr. dr. Delis Julkarson Hehi, MARS.
Dalam sambutannya, Bupati Delis menegaskan bahwa gerakan Pramuka memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter dan kesiapsiagaan generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk bencana.
 
“Pramuka menjadi solusi tepat untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kedisiplinan, dan kemandirian kepada generasi muda. Pemerintah Kabupaten Morowali Utara akan terus menjadi mitra aktif dalam membina dan mendukung gerakan Pramuka,” tegas Bupati pada (25/6/2025).
 
Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, BPBD Morowali Utara, melalui Faisal Tahadju, ST., M.Si., selaku Analis Bencana, hadir untuk memberikan materi penting terkait penanggulangan dan simulasi bencana, pada Rabu, (26/6/2025).
Dalam sesi tersebut, Faisal menyampaikan pengetahuan menyeluruh kepada para peserta Pramuka mengenai siklus bencana, yang terdiri dari tiga tahapan utama: pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.
 
“Pemahaman terhadap siklus ini sangat penting agar setiap individu bisa mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi. Pengetahuan inilah yang akan menyelamatkan banyak nyawa,” ujar Faisal dalam penyampaiannya.
 
Selain teori, peserta juga mendapat pembekalan tentang mitigasi bencana, baik struktural maupun non-struktural. Mitigasi struktural mencakup langkah-langkah teknis seperti pembangunan infrastruktur tahan bencana, sementara mitigasi non-struktural lebih kepada edukasi, pelatihan, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Puncak kegiatan BPBD berlangsung dalam bentuk simulasi evakuasi bencana gempa bumi. Dalam simulasi ini, para peserta dilatih bagaimana melakukan proses evakuasi korban dari lokasi bencana ke tempat aman, sesuai dengan protokol dan kondisi riil di lapangan. Proses evakuasi diperagakan dengan mempertimbangkan berbagai kondisi korban dan ketersediaan sarana transportasi.
Faisal menjelaskan bahwa pelatihan seperti ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis para Pramuka, tetapi juga membentuk pola pikir tanggap, sigap, dan terorganisir saat bencana terjadi.
 
“Kami ingin membentuk pribadi-pribadi muda yang tidak hanya tangguh secara mental, tetapi juga siap secara fisik dan pengetahuan saat berada di tengah situasi darurat,” tambahnya.
 
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta dan panitia. Para anggota Pramuka merasa lebih siap dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, serta memahami pentingnya peran mereka sebagai relawan muda di komunitas masing-masing.
Partisipasi BPBD Morowali Utara dalam Diklat Dasar SAR ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara lembaga pemerintah dan organisasi kepemudaan seperti Pramuka. Sinergi semacam ini diharapkan terus berlanjut untuk menciptakan masyarakat yang lebih tangguh, sadar risiko, dan mampu bertindak cepat dalam situasi bencana.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending