web analytics
Connect with us

Berita

Media Desa Demangrejo DMC Berencana Lanjutkan Bioskop Rakyat ke-2

Published

on

Jumat, 24 Januari 2025, pukul 20.30 Wib pertemuan rutin meeting 2 bulanan media desa Demangrejo di Rumah Mas Eko, Demangan. Pertemuan perdana di awal tahun 2025 membahas tentang pemaparan kegiatan dan perencanaan aktivitas mendatang dalam dukungan pembentukan NYL (National Youth Leader) dan rencana kegiatan media desa Demangejo.

 

Pertemuan diawali dengan pembukaan oleh Aji sebagai ketua media desa Demangrejo dan Jogoboyo Kalurahan Demangrejo dilanjutkan dengan sambutan dukuh Demangan Pak Heriyanto selaku pembina DMC Media Desa Demangrejo, dan disambung dengan pemaparan oleh Robi tentang konsep NYL, dan kegiatan dalam mendukung terbentuknya NYL secara nasional dan pengenalan anggota divisi media & knowledge management Mas Ruly.

 

Setelah itu Aji menyampaikan terkait rencana produksi profil video kalurahan yang diagendakan awal tahun ini, poin selanjutnya rencana diadakanya kembali bioskop raktyat ke-2 yang sebelumnya telah sukses mengadakan bioskop rakyat ke-1 bersama Mitra Wacana yang memutarkan video kampanye PTTPO ke masyarakat luas hasil produksi dari 9 kapanewon dampingan media desa.

 

Diakhir acara penentuan agenda bioskop rakyat yang diadakan pada even kemerdekaan Republik Indonesia Agustus mendatang, yang akan mendapat dukungan dari UGM terkait pelatihan dan pendanaan, serta bantuan CSR dari Bank BPD untuk pembuatan video baru bertemakan pinjol. Harapanyadi bioskop rakyat ke-2 ini media desa mendapat dukungan dari Mitra Wacana baik materiil maupun kolaborasi konten.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Mitra Wacana Dorong Pemerintah Perkuat Pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia

Published

on

Jakarta, 10 November 2025 — Mitra Wacana turut berpartisipasi aktif dalam Konsultasi Nasional tentang Akses terhadap Pelindungan Sosial yang Layak dan Berkelanjutan bagi Pekerja Migran Indonesia yang diselenggarakan di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Migrant Forum in Asia (MFA) bekerja sama dengan Migrant Care, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dan Solidaritas Perempuan, dengan dukungan dari IOM melalui program Migration, Business and Human Rights in Asia (MBHR Asia) yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Swedia.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan serikat buruh ini bertujuan untuk memperkuat advokasi dan sinergi kebijakan dalam menjamin akses perlindungan sosial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), baik di tahap pra-penempatan, selama bekerja di luar negeri, maupun setelah kembali ke tanah air.

Dalam sesi diskusi, berbagai isu krusial mencuat, mulai dari minimnya akses pendidikan dan lapangan kerja yang layak di dalam negeri hingga praktik perekrutan yang tidak adil dan jeratan hutang yang menjerat calon pekerja migran. Kondisi ini, menurut para peserta, memperlihatkan bagaimana kemiskinan struktural masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

“Ketika pemerintah tidak menyediakan akses pendidikan dan pekerjaan yang layak, masyarakat akhirnya mencari penghidupan di luar negeri. Tapi di sana pun mereka menghadapi eksploitasi dan kekerasan, bahkan ada yang tidak kembali dengan selamat,” ungkap salah satu peserta diskusi yang menyoroti rentannya posisi pekerja migran di berbagai negara penempatan.

Mitra Wacana, melalui perwakilannya Nurmalia, menegaskan pentingnya tanggung jawab negara dalam memastikan perlindungan menyeluruh bagi PMI. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga internasional agar pekerja migran dan keluarganya memperoleh jaminan sosial yang adil.

“Negara harus hadir secara konkret, tidak hanya menjadikan PMI sebagai pahlawan devisa, tetapi juga memastikan mereka terlindungi dari hulu ke hilir. Kami mendesak pemerintah untuk memperkuat kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan perwakilan Indonesia di luar negeri, agar sistem perlindungan berjalan efektif dan tidak ada lagi korban yang dipulangkan tanpa pemulihan yang layak,” tegas Nurmalia, mewakili Mitra Wacana.

Konsultasi nasional ini juga merekomendasikan penguatan kebijakan jaminan sosial lintas negara serta sistem reimbursement yang memungkinkan pekerja mendapatkan layanan kesehatan sebelum dipulangkan. Para peserta berharap hasil diskusi ini menjadi pijakan bagi advokasi regional dalam memperjuangkan kebijakan yang lebih adil, berkelanjutan, dan berpihak pada pekerja migran.

Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperluas jaringan advokasi dan mendorong pembentukan kebijakan yang tidak hanya melindungi pekerja migran, tetapi juga memberikan jaminan kesejahteraan bagi keluarga mereka di tanah air.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending