Arsip
Trauma Healing Bagi Korban Trafficking
Published
11 years agoon
By
Mitra Wacana
Jumat 18 Juli 2014 pukul 11.00 hingga 12.00 WIB Mitra Wacana WRC bekerjasama dengan radio Eltira mengadakan talkshow interaktif dengan nara sumber Nina Musriyanti (Rifka Annisa) dan Ignatius Mau (Mitra Wacana) membahas Trauma healing untuk korban trafficking.
Perdagangan manusia, atau lebih dikenal sebagai human trafficking, mengalami peningkatan tajam. Kegiatan perdagangan manusia tersebut semakin marak di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia merupakan sumber, dapat pula menjadi tempat transit araupun tujuan pedagangan manusia. Unicef mencatat bahwa sekitar 100.000 wanita dan anak-anak diperdagangkan dengan tujuan komersial prostitusi seksual, dan 30 % diantaranya berumur dibawah 18 tahun.
Para korban trafficking dari keluarga miskin yang terperdaya akan iming-iming pekerjaan yang bagus diluar negeri ataupun mereka ditipu oleh kerabat dekat mereka sendiri dengan dalih menawarkan pekerjaan menarik diluar negeri, hingga ketika mereka telah terjerat, mereka akhirnya sadar bahwa mereka telah menjadi korban trafficking. Kekerasan dan kekejaman yang luar biasa akan diterima oleh para korban trafficking. Mereka mengalami pelecehan seksual, pemerkosaan, siksaan, kekerasakan, kurang gizi, ketergantungan obat-obatan dan berbagai penyakit menular. Tekanan dan siksaan fisik juga psikologis tak lagi dapat mereka elakkan. Para korban akan diliputi perasaan dendam, marah, penuh kebencian yang tadinya ditujukan kepada orang yang melecehkannya dan kemudian menyebar kepada obyek -obyek atau orang-orang lain.
Untuk menyembuhkan gangguan stres pasca trauma kepada para korban diperlukan buntuan medis ataupun psikologis. Ada banyak metode treatment psikologis yang dapat diterapkan kepada para korban tersebut, tetapi pertama-tama harus diketahui apa penyebabnya dan gejala apa saja yang mereka rasakan. Perlunya untuk melakukan interview yang mendalam kepada para korban merupakan salah satu metode untuk menggali informasi yang dibutuhkan, sehingga nantinya dengan informasi tersebut dapat dibangun treatment yang cocok bagi para korban trafficking. (imz)
You may like
Arsip
Menguatkan Ruang Kerja Bersama untuk Pemerintahan Terbuka, Mitra Wacana Berpartisipasi dalam Forum OGP Lokal DIY
Published
2 weeks agoon
3 December 2025By
Mitra Wacana
Yogyakarta, 3 Desember 2025. Mitra Wacana hadir dalam Forum Open Government Partnership (OGP) Local yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan Danurejan. Pertemuan ini berlangsung sejak pagi dan mempertemukan beragam lembaga yang selama ini terlibat dalam pelayanan publik, kebencanaan, kemanusiaan, pendidikan, serta kerja-kerja pemberdayaan masyarakat.
Lebih dari tiga puluh lembaga hadir, termasuk unsur pemerintah daerah, akademisi, lembaga humaniter, organisasi kebencanaan, filantropi, dan NGO. Bagi Mitra Wacana, kehadiran dalam forum ini menjadi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman lapangan terkait kebutuhan warga, khususnya kelompok rentan yang sering kesulitan mengakses informasi dan layanan.

Acara dibuka oleh Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Setda DIY yang menggarisbawahi perlunya membangun ruang pertemuan yang memberi tempat bagi warga. Setelah itu, beberapa lembaga berbagi pengalaman. Dalam kesempatan tersebut, Perkumpulan Ide dan Analitika Indonesia (IDEA) memaparkan pendekatan penanggulangan kemiskinan yang mengajak berbagai pihak bergerak bersama.
Sedangkan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana DIY membagikan pembelajaran dari pendampingan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
Paparan tersebut memperlihatkan bahwa pendekatan pemerintahan terbuka akan lebih dinamis ketika pengalaman masyarakat menjadi bagian dari prosesnya. Mitra Wacana hadir membawa perspektif dari kerja pendampingan perempuan, anak, penyintas kekerasan, serta warga rentan. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan Mitra Wacana menyampaikan beberapa hal yang perlu diperkuat dalam proses OGP DIY.
Pertama, ruang dialog yang memungkinkan warga berbagi pengalaman tanpa merasa dibatasi. Kedua, penyediaan data yang mudah diakses masyarakat. Ketiga, penyusunan kebijakan yang sejak awal mempertimbangkan kebutuhan kelompok yang sering luput dari pembahasan. Keempat, pentingnya menjaga keberlangsungan ruang keterlibatan warga, bukan hanya dalam bentuk pertemuan per tahun, tetapi melalui mekanisme yang jelas.
Masukan tersebut diterima sebagai bagian dari rangkaian ide yang kelak dipertimbangkan dalam penyusunan agenda tindak lanjut OGP Local DIY.
Pertemuan ini diikuti antara lain oleh Bappeda DIY, BPBD DIY, Dinas Sosial DIY, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Forum PRB DIY, IDEA, YEU, SIGAB Indonesia, Human Initiative, Baznas DIY, Lazismu DIY, NU Care Lazisnu, MDMC PWM DIY, Kwarda Pramuka DIY, Konsorsium Pendidikan Bencana DIY, Mitra Wacana, IRE, YASANTI.

Melalui keikutsertaan dalam forum ini, Mitra Wacana memperkuat komitmen untuk terlibat dalam penyusunan agenda pemerintahan terbuka di tingkat daerah. Mitra Wacana akan terus mengembangkan kerja sama lintas lembaga dan memastikan nilai-nilai keadilan, keberpihakan pada kelompok rentan, serta pelibatan warga tetap menjadi dasar dalam proses penyusunan kebijakan publik. (Tnt).

Mitra Wacana Hadiri Rapat Koordinasi Organisasi Kemasyarakatan Kabupaten Bantul

Mitra Wacana Ikuti Orasi Budaya Hari HAM FISB UII





