web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Merumuskan Visi dan Misi: Media Desa Tirtorahayu Fokus pada Isu Perempuan, Anak, dan Potensi Lokal

Published

on

Kulon Progo, Yogyakarta – Pada Jumat malam, 17 Januari 2025, Media Desa Tirtorahayu menggelar pertemuan rutin di Masjid Al-Jihad, Dusun Sorobayan, Kalurahan Tirtorahayu. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 20.00 WIB ini dihadiri oleh 23 peserta, termasuk mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari salah satu universitas yang ada di yogyakarta yang turut mendukung jalannya diskusi. Agenda utama pertemuan kali ini adalah merancang visi dan misi organisasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran Media Desa Tirtorahayu dalam komunitas.

Setelah melalui diskusi bersama, para peserta menyepakati visi organisasi: “Sebagai media informasi isu perempuan dan anak serta mengangkat potensi lokal desa.” Visi ini mencerminkan semangat Media Desa Tirtorahayu untuk menjadi ruang komunikasi yang inklusif, khususnya dalam menyuarakan isu-isu penting di tingkat lokal.

Proses penyusunan misi organisasi berlangsung secara partisipatif. Dipandu oleh Community Organizer (CO), peserta dibagi menjadi tiga kelompok kerja untuk menganalisis tiga kata kunci utama dalam visi: media informasi, isu perempuan dan anak, serta potensi lokal desa. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan identifikasi langkah strategis yang akan dijabarkan dalam misi organisasi.

Di dalam kelompok, dinamika diskusi berlangsung dengan beragam. Beberapa peserta tampak antusias, sementara lainnya masih ragu untuk menyampaikan pendapat. Melihat hal ini, CO berperan aktif mendorong partisipasi setiap anggota, menciptakan suasana diskusi yang lebih inklusif dan hangat.

Setelah diskusi internal, setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis mereka kepada forum. Ide-ide yang disampaikan mencerminkan keberagaman perspektif dari peserta. Semua hasil diskusi kemudian dirangkum dan disepakati bersama sebagai misi organisasi yang selaras dengan visi yang telah ditetapkan.

Pertemuan ini menandai langkah awal penting bagi Media Desa Tirtorahayu dalam memperkuat peran mereka sebagai penggerak informasi di tingkat desa. Fokus pada isu perempuan dan anak menunjukkan komitmen mereka terhadap kelompok yang sering kali kurang terwakili, sementara perhatian pada potensi lokal mencerminkan semangat untuk mengangkat kearifan lokal sebagai daya tarik dan kebanggaan desa.

Sebagai penutup, diskusi dilanjutkan dalam suasana santai, memberikan kesempatan bagi peserta untuk saling berbagi pandangan di luar agenda resmi. Kebersamaan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antaranggota dan memperkuat kolaborasi di masa depan.

Dengan visi dan misi yang baru dirumuskan, Media Desa Tirtorahayu optimis dapat menjadi pilar informasi yang relevan, inspiratif, dan berdampak nyata bagi masyarakat Tirtorahayu.

Penulis : Yngvie A. Nadiyya

Penyunting : Ruliyanto

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Mitra Wacana Dorong Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo untuk Wujudkan Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak

Published

on

Kulon Progo – Mitra Wacana gelar sosialisasi Kalurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) di tiga kapanewon Kabupaten Kulon Progo. KRPPA merupakan program yang didorong oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama pemerintah daerah, organisasi, dan masyarakat setempat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak.

KRPPA merupakan program nasional yang mendorong setiap kalurahan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan serta anak. Melalui sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk memahami dan berperan aktif dalam penerapan prinsip-prinsip KRPPA di lingkungan mereka.

Sosialiasasi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan komitmen KRPPA yang sebelumnya telah dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan di tingkat lokal, yakni Kalurahan Salamrejo, Sentolo, dan Demangrejo untuk wilayah Kapanewon Sentolo, Kalurahan Tirtorahayu, Nomporejo, dan Banaran untuk wilayah Galur, dan Kalurahan Hargotirto, Hargorejo, dan Kalirejo untuk wilayah Kapanewon Kokap. Pelakasanaan sosialisasi ini dilakukan selama enam hari di tiga kapanewon, masing-masing selama dua hari, yaitu Kapanewon Sentolo pada 20-21 Oktober 2025, Kapanewon Galur pada 22-23 Oktober 2025, dan penutupnya di Kapanewon Kokap pada 27-28 Oktober 2025, yang dihadiri oleh pemangku kepentingan lokal dari pemerintah Kalurahan, unsur penggerak perempuan, tokoh masyarakat dan kelompok P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan&Anak) dampingan Mitra Wacana.

Selama dua hari kegiatan, peserta dari berbagai kalurahan di setiap kapanewon mendengarkan empat materi yang dipaparkan oleh pegiat Mitra Wacana. Sebelum sesi pemaparan materi dimulai, hari pertama kegiatan diawali dengan pre-test yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan setiap peserta tentang KRPPA. Selanjutnya, peserta mendapatkan dua materi, yaitu Hak dan Perlindungan Perempuan, serta Hak dan Perlindungan Anak. Kedua materi ini menyoroti pentingnya kesetaraan akses, perlindungan hukum, serta peran masyarakat dalam menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan anak.

Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan materi tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). SAPA merupakan sebuah inisiatif partisipatif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan kekerasan berbasis gender dan perlindungan anak. Di akhir kegiatan, diadakan juga post-test untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi yang telah disampaikan.

Materi tentang Hak dan Perlindungan Perempuan membahas berbagai bentuk diskriminasi berbasis gender, Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) sebagai payung hukum internasional dalam melindungi hak-hak perempuan, serta prinsip dan tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender. Setelah itu, dilanjutkan materi tentang Hak dan Perlindungan Anak membahas tentang landasan hukum dalam melindungi hak anak, serta berdiskusi tentang kasus-kasus pelanggaran hak anak, seperti kasus pernikahan anak, putus sekolah, dan keterbatasan ruang aman dalam bermain.

Hari kedua kegiatan dimulai dengan pemaparan materi Pengarutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). Dalam sesi PUG, tim Mitra Wacana menjelaskan kesetaraan gender tidak sekadar memperjuangkan hak perempuan, tetapi meningkatkan kapasitas dan partisipasi aktif perempuan dan laki-laki dalam pembangunan daerah. Tim Mitra Wacana juga menjelaskan indikator keberhasilan PUG meliputi partisipasi pengambilan keputusan, akses ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, keadilan sosial, dan kesadaran terhadap perubahan sosial.

“Kesetaraan gender bukan hanya tentang perempuan, tapi tentang bagaimana laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan,” tegas Alfi Rahmadani, tim Mitra Wacana, pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).

Setelah pemaparan PUG selesai, dilanjutkan dengan pemaparan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) oleh Muhammad Mansur, tim Mitra Wacana. Gerakan SAPA menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga layanan, apparat hukum dan masyarakat dalam menciptakan sistem perlindungan yang cepat tanggap dan berkeadilan. Setelah menjelaskan tentang SAPA, Mansur mengajak semua peserta untuk berdiskusi tentang implementasi gerakan SAPA di tingkat kalurahan.

“Melalui gerakan SAPA, kita wujudkan lingkungan aman, setara, dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak,” ujar Mansur pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).

Melalui kegiatan ini, Mitra Wacana berharap adanya peningkatan kapasitas masyarakat, serta memperkuat pondasi pemahaman dan kesadaran kolektif dalam masyarakat tentang KRPPA. Selain itu, diharapkan proses kolaborasi ini dapat berjalan lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan demi terciptanya kalurahan yang setara, aman, dan inklusif bagi perempuan dan anak.

 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending