web analytics
Connect with us

Berita

Mitra Wacana adakan Edukasi Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang bersama Dinas Sosial

Published

on

Edukasi Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang bersama dengan Dinas Sosial dilaksanakan di My Cafe Desa Tirtorahayu pada tanggal 27 Februari 2020 pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama antara Anggota Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) Tirta Kemuning, Karang Taruna Trubus yang juga termasuk anggota Tim Media Desa Tirtorahayu serta Tim Mitra Wacana.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Tirtorahayu yaitu bapak Prapta Legawa, yang menyampaiakan sambutannya mengenai rasa terimakasihnya pada anggota P3A dan Mitra Wacana karena sudah mengadakan kegiatan edukasi ini. Tak hanya itu Kepala Desa menyampaikan rasa bangganya kepada anggota P3A yang sudah bertahan sebagai organisasi yang bergerak di bidang perempuan dan anak, beliau juga mengatakan bahwa akan memberikan anggaran untuk kegiatan yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat.

Pemateri pada kegiatan sosialisasi kali ini adalah Ibu Woro Kandini ASOS, M.Si yang merupakan anggota Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Dalam materinya ibu Woro Kandini menyampaikan tentang bentuk-bentuk kekerasan yang bisa menjadi salah satu unsur Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), beliau juga memaparkan beberapa kasus kekerasan yang terjadi di Kulon Progo berdasarkan data dari Dinas Sosial. Tak hanya itu ia juga menjelaskan pengertian Tindak Pidana Perdagangan orang, alur serta cara PTPPO dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Sesi terakhir dalam kegiatan edukasi ini merupakan tanya jawab bersama audiens yang hadir pada hari itu. Pertanyaan yang muncul adalah mengenai kasus magang di Papua yang telah di atasi oleh Dinas Sosial, kemudian bagaimana mekanisme dalam menangani kasus anak sekolah yang mengalami KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan).

Kontributor : Yngvie A. Nadiyya  

 

 

 

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Masyarakat Baciro Ikuti Lokalatih Deteksi Dini Intoleransi dan Radikalisme Kolaborasi Lintas Iman untuk Menjaga Keberagaman

Published

on

Puluhan warga Kelurahan Baciro, Gondokusuman, mengikuti Lokalatih deteksi dini intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme (IRE) di Aula Kelurahan setempat, Rabu (19/3/2025). Kegiatan yang diselengarakan oleh Mitra Wacana yang didukung oleh Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia (YKPI). Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat dalam mengenali tanda-tanda dini IRE serta membangun strategi perlindungan diri dan komunitas.

Sebanyak 24 peserta yang berasal dari berbagai kelompok, termasuk perempuan, pemuda, tokoh agama, dan perwakilan pemerintah kelurahan, mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Lokalatih ini merupakan bagian dari program Merajut Kolaborasi Lintas Iman dalam Upaya Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Ekstremisme, yang hadir sebagai respons atas meningkatnya kasus intoleransi di Yogyakarta. Kota yang dikenal dengan keberagamannya ini menghadapi berbagai tantangan, seperti ujaran kebencian, tindakan diskriminatif, serta ketegangan berbasis perbedaan identitas yang dapat mengancam harmoni sosial. Oleh karena itu, pemahaman tentang deteksi dini IRE menjadi sangat penting.

Dalam sambutannya, Lurah Baciro, Sutikno, menegaskan pentingnya upaya preventif untuk menjaga perdamaian dan kerukunan di wilayahnya. “Kelurahan Baciro adalah miniatur Yogyakarta: padat, majemuk, namun rentan gesekan. Pelatihan ini menjadi langkah penting dalam membangun kesadaran kolektif agar konflik dapat dicegah sedini mungkin. Kami sangat mengapresiasi Mitra Wacana atas inisiatif ini,” ujarnya.

Dua narasumber dengan latar belakang berbeda dihadirkan untuk memberikan perspektif yang mendalam. Bayu, perwakilan dari Kesbangpol Kota Yogyakarta, membahas situasi terkini terkait IRE, mengenali bentuk-bentuk intoleransi, serta strategi deteksi dini. Ia juga memaparkan beberapa studi kasus insiden intoleransi yang pernah terjadi di Yogyakarta sebagai pembelajaran bagi peserta. Sementara itu, Siti Aminah dari Srikandi Lintas Iman Yogyakarta mengajak peserta untuk menggali cara menghilangkan prasangka terhadap kelompok berbeda, membangun dialog lintas iman yang konstruktif, serta memahami strategi perlindungan diri dari pengaruh negatif IRE.

Tidak hanya sekadar sesi pemaparan materi, kegiatan ini juga mengedepankan diskusi interaktif dan simulasi dalam mengidentifikasi potensi IRE di lingkungan sekitar. Peserta diajak untuk berbagi pengalaman serta mendiskusikan solusi yang dapat diterapkan di komunitas masing-masing. Dengan metode yang partisipatif, pelatihan ini berhasil menciptakan ruang dialog yang inklusif dan mendorong keterlibatan aktif peserta.

“Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya memberi pemahaman, tetapi juga membangun komitmen peserta sebagai agen perubahan di komunitas mereka. Dengan meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam membangun dialog yang sehat, kita bisa bersama-sama menjaga keberagaman agar tetap menjadi kekuatan, bukan sumber konflik,” ungkap Ruliyanto, Koordinator Program.

Melalui lokakarya ini, diharapkan peserta dapat memahami berbagai bentuk IRE, memperkuat jejaring komunikasi lintas iman, serta membangun lingkungan yang lebih damai dan harmonis di Baciro dan sekitarnya. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan ancaman intoleransi dan radikalisme dapat dicegah sebelum berkembang lebih jauh.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending