Berita
Peluncuran Buku Panduan “Deteksi Dini Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Ekstremisme”: Upaya Ciptakan Lingkungan Harmonis
Published
4 months agoon
By
Mitra Wacana
Yogyakarta, 26 Juni 2025 – Mitra Wacana hari ini secara resmi meluncurkan buku berjudul “Deteksi Dini Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Ekstremisme” dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Balai Kalurahan Baciro. Peluncuran buku panduan ini merupakan satu langkah strategis dalam memperkuat pemahaman masyarakat dalam melakukan pencegahan intoleransi, radikalisme dan ekstremisme di sekitarnya.
Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan Mitra Wacana yang didukung oleh Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia (YKPI) selama 3 bulan di kelurahan Baciro. Setiap kegiatan Mitra Wacana selalu melibatkan dari berbagai unsur masyarakat mulai dari PKK, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Orang muda dan organisasi lintas iman. Buku panduan praktis ini dibuat sesuai dengan masukan dan konteks permasalahan yang ada di lapangan.
Lurah Baciro, Bapak Sutikno, dalam sambutannya menyampaikan, “Semoga buku ini membantu kita untuk mengerti dan familiar bagaimana cara-cara praktisnya dalam pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Ektremisme (IRE), dan saya berharap Kalurahan Baciro menjadi representatif daerah yang toleran, selain itu bapak dan ibu yang hadir pada hari ini juga dapat menyebarkan atau meneruskan gagasan pencegahan IRE sekaligus menjadi kader pendeteksi dini pencegahan IRE. ”
Acara peluncuran dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Pemerintah Kalurahan Baciro, aparat keamanan seperti babinsa dan bhabinkamtibmas, tokoh agama, tokoh masyarakat, FKUB Kota Yogyakarta, dan kelompok perempuan. Acara tersebut dimulai dengan pemaparan isi buku panduan praktis secara garis besar kepada para peserta. Pemaparan berlangsung interaktif, setiap peserta diberikan untuk berbagi pandangan terkait buku yang disusun dan membagikan pengalaman terkait upaya pencegahan intoleransi di wilayahnya.
Buku ini memuat berbagai informasi mulai dari memahami pengertian, ciri-ciri, dan bentuk intoleransi, radikalisme dan ekstremisme, indicator yang ada di masyarakat. selain itu juga dibahas bagaimana cara melindungi diri dari IRE, strategi pencegahan dan mekanisme pelaporan apabila terjadi indikasi IRE di sekitarnya.

Ruliyanto, Manager Program Pencegahan IRE dan penyusun buku ini, menjelaskan, “Buku ini tidak hanya berfokus pada definisi dan ancaman IRE saja, melainkan kami mencamtumkan formulir laporan dan penerimaan laporan sekaligus mekanimsmenya, jadi masyarakat dapat mengerti jika adanya indikasi tindakan IRE dilingkungan sekitar harus melapor atau mendiskusikannya kemana, sehingga pembaca dapat lebih mudah mengidentifikasi tanda-tanda awal dan mengambil tindakan yang tepat.”
Dengan diluncurkannya buku “Deteksi Dini Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Ekstremisme”, Kalurahan Baciro berharap dapat menginspirasi wilayah lain untuk turut serta dalam upaya pencegahan yang sama. Inisiatif ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi terciptanya masyarakat yang semakin rukun, damai, dan berdaya dalam menangkal segala bentuk ancaman terhadap persatuan.
Buku ini akan didistribusikan secara gratis kepada seluruh elemen masyarakat di Kalurahan Baciro dan akan dijadikan salah satu materi utama dalam berbagai program sosialisasi dan pelatihan yang akan datang.
You may like
Berita
Mitra Wacana Dorong Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo untuk Wujudkan Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak
Published
1 week agoon
29 October 2025By
Mitra Wacana
Kulon Progo – Mitra Wacana gelar sosialisasi Kalurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) di tiga kapanewon Kabupaten Kulon Progo. KRPPA merupakan program yang didorong oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama pemerintah daerah, organisasi, dan masyarakat setempat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak.
KRPPA merupakan program nasional yang mendorong setiap kalurahan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan serta anak. Melalui sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk memahami dan berperan aktif dalam penerapan prinsip-prinsip KRPPA di lingkungan mereka.
Sosialiasasi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan komitmen KRPPA yang sebelumnya telah dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan di tingkat lokal, yakni Kalurahan Salamrejo, Sentolo, dan Demangrejo untuk wilayah Kapanewon Sentolo, Kalurahan Tirtorahayu, Nomporejo, dan Banaran untuk wilayah Galur, dan Kalurahan Hargotirto, Hargorejo, dan Kalirejo untuk wilayah Kapanewon Kokap. Pelakasanaan sosialisasi ini dilakukan selama enam hari di tiga kapanewon, masing-masing selama dua hari, yaitu Kapanewon Sentolo pada 20-21 Oktober 2025, Kapanewon Galur pada 22-23 Oktober 2025, dan penutupnya di Kapanewon Kokap pada 27-28 Oktober 2025, yang dihadiri oleh pemangku kepentingan lokal dari pemerintah Kalurahan, unsur penggerak perempuan, tokoh masyarakat dan kelompok P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan&Anak) dampingan Mitra Wacana.
Selama dua hari kegiatan, peserta dari berbagai kalurahan di setiap kapanewon mendengarkan empat materi yang dipaparkan oleh pegiat Mitra Wacana. Sebelum sesi pemaparan materi dimulai, hari pertama kegiatan diawali dengan pre-test yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan setiap peserta tentang KRPPA. Selanjutnya, peserta mendapatkan dua materi, yaitu Hak dan Perlindungan Perempuan, serta Hak dan Perlindungan Anak. Kedua materi ini menyoroti pentingnya kesetaraan akses, perlindungan hukum, serta peran masyarakat dalam menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan anak.
Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan materi tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). SAPA merupakan sebuah inisiatif partisipatif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan kekerasan berbasis gender dan perlindungan anak. Di akhir kegiatan, diadakan juga post-test untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi yang telah disampaikan.
Materi tentang Hak dan Perlindungan Perempuan membahas berbagai bentuk diskriminasi berbasis gender, Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) sebagai payung hukum internasional dalam melindungi hak-hak perempuan, serta prinsip dan tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender. Setelah itu, dilanjutkan materi tentang Hak dan Perlindungan Anak membahas tentang landasan hukum dalam melindungi hak anak, serta berdiskusi tentang kasus-kasus pelanggaran hak anak, seperti kasus pernikahan anak, putus sekolah, dan keterbatasan ruang aman dalam bermain.

Hari kedua kegiatan dimulai dengan pemaparan materi Pengarutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). Dalam sesi PUG, tim Mitra Wacana menjelaskan kesetaraan gender tidak sekadar memperjuangkan hak perempuan, tetapi meningkatkan kapasitas dan partisipasi aktif perempuan dan laki-laki dalam pembangunan daerah. Tim Mitra Wacana juga menjelaskan indikator keberhasilan PUG meliputi partisipasi pengambilan keputusan, akses ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, keadilan sosial, dan kesadaran terhadap perubahan sosial.
“Kesetaraan gender bukan hanya tentang perempuan, tapi tentang bagaimana laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan,” tegas Alfi Rahmadani, tim Mitra Wacana, pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).
Setelah pemaparan PUG selesai, dilanjutkan dengan pemaparan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) oleh Muhammad Mansur, tim Mitra Wacana. Gerakan SAPA menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga layanan, apparat hukum dan masyarakat dalam menciptakan sistem perlindungan yang cepat tanggap dan berkeadilan. Setelah menjelaskan tentang SAPA, Mansur mengajak semua peserta untuk berdiskusi tentang implementasi gerakan SAPA di tingkat kalurahan.
“Melalui gerakan SAPA, kita wujudkan lingkungan aman, setara, dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak,” ujar Mansur pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).
Melalui kegiatan ini, Mitra Wacana berharap adanya peningkatan kapasitas masyarakat, serta memperkuat pondasi pemahaman dan kesadaran kolektif dalam masyarakat tentang KRPPA. Selain itu, diharapkan proses kolaborasi ini dapat berjalan lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan demi terciptanya kalurahan yang setara, aman, dan inklusif bagi perempuan dan anak.

Mitra Wacana Dorong Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo untuk Wujudkan Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak

Stranger Things – Siap Melihat Kisah Akhir dari Kota Hawkins? Ini 5 Hal yang Bikin Stranger Things Iconic!






