web analytics
Connect with us

Opini

Pengalaman Magang di Mitra Wacana Yogyakarta

Published

on

Oleh Eni Nur Chayati
Mahasiswa Universitas Widya Mataram 
 

             Saya adalah mahasiswa Universitas Widya Mataram Yogyakarta yang sedang menempuh semester akhir. Kewajiban magang membuat saya harus mencari tempat untuk menghabiskan setidaknya dua bulan berkegiatan di luar kampus. Saya mahasiswa jurusan Sosiologi, saya berminat pada pekerjaan sosial dan isu gender, khususnya perempuan. Maka ketika saya menemukan akun Mitra Wacana pada platform Instagram, saya segera mengonfirmasi tentang kesempatan magang di sana. Akhirnya, saya mendapat kesempatan magang di Mitra Wacana dari tanggal 1 Oktober – 30 November 2024 bersama dua teman saya.

               Kesan di hari pertama tiba di kantor Mitra Wacana adalah bingung dan tentu saja, canggung. Tetapi seperti kebanyakan LSM yang saya ketahui, suasana kantornya sangat homey. Kami memilih untuk bergabung ke divisi pendidikan dan pengorganisasian, yang setelah itu saya tahu, dikoordinatori oleh Mas Mansur. Kebingungan berlanjut sampai hari-hari berikutnya, sebab kami harus menentukan sendiri program kerja yang akan kami laksanakan. Dengan kesadaran untuk berkembang dan mencari pengalaman, kami mengajukan tiga proker untuk kegiatan kami selama dua bulan; building capacity, diskusi tematik, dan mini riset.

               Kami mulai berkegiatan pada minggu kedua bulan Oktober. Suasana antara staf dan mahasiswa magang mulai mencair. Saya dan kawan-kawan mulai bisa beradaptasi serta berdiskusi tentang latar belakang dan cerita masing-masing—tak lupa juga melontarkan banyak pertanyaan tanpa henti. Magang di Mitra Wacana sangat fleksibel. Jumlah agenda kami turun lapangan selama magang hanya satu kali, yaitu ke Kulon Progo untuk edukasi pencegahan KDRT. Hal ini dikarenakan pada bulan Oktober kemarin Mitra Wacana baru saja menyelesaikan program tahunan dan sedang dalam masa evaluasi. Maka kami berkegiatan sekenanya sambil berusaha mencari apapun yang bisa dijadikan pengalaman.

               Banyak ilmu yang saya dapatkan lewat proker yang kami susun. Di diskusi tematik, saya belajar mengorganisir suatu acara, yang pada saat itu bertemakan perempuan marginal, sehingga saya juga mendapat pandangan terkini mengenai isu gender dan marginalisasi perempuan. Pada kegiatan building capacity, saya mengetahui manajemen kerja NGO dan tetek-bengeknya.

     Terakhir, yang menjadi pengalaman paling ‘nano-nano’ adalah pembuatan—pertama kalinya—sebuah mini riset. Pengerjaannya menuntut pikiran dan tenaga tetapi hasilnya begitu memuaskan. Kami berhasil merangkum pengetahuan serta pengalaman staf dalam riset yang berjudul “Perspektif Staf Mitra Wacana Terhadap Marginalisasi Perempuan di Desa Dampingan P3A”. Berbagai hasil dan hal-hal menyenangkan di Mitra Wacana tidak luput dari peran seluruh staf yang menciptakan lingkungan suportif dan sikap keterbukaan kepada mahasiswa magang. Magang di Mitra Wacana mendorong saya untuk berpikir lebih praktikal dan mengambil aksi mengenai isu gender yang selama ini hanya saya pahami dalam kepala.

Sekian, yang dapat saya tuliskan mengenai pengalaman ketika menjadi mahasiswa magang di Mitra Wacana. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opini

Experience for My Decision Making and Risk

Published

on

Oleh BAYU SANTOSA
Mahasiswa Universitas Widya Mataram 

     Saya Bayu Santosa mahasiswa Universitas Widya Mataram. Seorang mahasiswa semester tujuh atau akhir, Dimana kebijakan dari kampus mengharuskan mahasiswa yang telah melewati dari semester enam berkewajiban magang guna mengenal dunia kerja atupun meningkatkan relasi dalam berinterkasi diluar kampus. Dalam hal ini tentu saya sangat senang mengingat program magang ini juga bertujuan positif bagi mahasiswanya itu sendiri baik dalam kampus maupun luar kampus.

     Sebelum akhirnya membuat Keputusan bulat untuk mengambil magang di Mitra Wacana, saya juga yang pada saat itu ditawarkan tempat magang disalah satu Perusahaan dikota jogja oleh teman seperjuangan. Namun kendati demikian dari proses pemikiran yang sangat amat Panjang, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil di Mitra Wacana Bersama teman seperjuangan Eni dan Sri dan mengambil tema skripsi yang sesuai dengan tujuan ditempat magang mengenai Gender.

     Selama menjalani magang di Mitra Wacana, saya merasa sangat terinspirasi dan mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya peran organisasi non-pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. Mitra Wacana ini memiliki visi yang jelas dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat marginal, serta mendorong perubahan sosial yang lebih adil. Setiap program yang dijalankan mengutamakan partisipasi aktif masyarakat, sehingga mereka tidak hanya menjadi objek bantuan, tetapi juga subjek dalam proses perubahan itu sendiri.

     Selain itu, saya sangat terkesan dengan komitmen para staf dan relawan Mitra Wacana yang memiliki semangat tinggi dan dedikasi yang luar biasa. Mereka tidak hanya bekerja untuk mencapai tujuan organisasi, tetapi juga berupaya membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa yang mereka dampingi. Membuat Semangat keinginan untuk memberi dampak positif menjadi motivasi utama dalam setiap langkah mereka yang saya rasakan selama kurang lebih dua bulan ini. Baik Masyarakat maupun mahasiswa yang magang

     Namun, saya juga menyadari bahwa saya sangat pasif dalam berinteraksi dengan staff mitra wacana dalam menjalankan program magang. Dimana Seringkali, keterbatasan Bahasa jawa dan candaan atau jokes-jokes budaya jawir yang kurang saya pahami . Meskipun demikian, saya melihat bagaimana  Mitra Wacana ini tetap memberikan ilmu dan pengetahuan yang ada dengan cara yang kreatif, seperti menganggap LSM sebagai rumah sendiri, sehingga meskipun ada rasa ketidaknyamanan dari saya sendiri, pihak mitra sepenuhnya mengikuti cara magang yang saya dan teman-teman buat. Dimana lebih baik pergi ke warung ataupun disudahi magangnya pada hari yang sama Ketika ndak ada energi lagi buat magangnya.

     Selama pengalaman kurang lebih awal oktober hingga akhir november ini, saya juga  mempelajari tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Saya beserta dua teman saya menganggap Mitra Wacana ini sangat menghargai kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dan mahasiswa, Dimana pihak Mitra Wacana selalu berusaha untuk memastikan bahwa setiap sumber daya digunakan dengan sebaik-baiknya demi keberlanjutan program yang dijalankan. Hal ini memberikan saya pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip-prinsip etika dalam dunia organisasi sosial.

     Secara keseluruhan, pengalaman di Mitra Wacana ini memberi saya perspektif baru mengenai peran vital organisasi non-pemerintah dalam pembangunan sosial. Saya merasa sangat beruntung dapat menjadi bagian dari perjalanan mereka dalam memperjuangkan perubahan positif di masyarakat. Kesan mendalam ini akan terus menjadi motivasi bagi saya untuk terus berkontribusi dalam upaya-upaya sosial yang lebih besar di masa depan.

 

Continue Reading

Trending