Kulonprogo
Penyusunan Perencanaan Program P3A Rengganis Tahun 2025
Published
9 months agoon
By
Mitra Wacana
Selasa, 18 Februari 2025 P3A Rengganis Salamrejo mengadakan pertemuan rutin bulanan. Dalam pertemuan ini, kelompkn akan membahas tentang Perencanaan Program dan Aktivitas dalam satu tahun kedepan. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC yang bertugas yaitu Bu Irawati. Dilanjutkan dengan sambutan ketua kelompok yang dalam hal ini diwakili oleh sekertaris karena ketua ijin datang terlambat. Sehingga Bu Sri Utami yang memberikan sambutan. Lalu dilanjutkan dengan info dari Bu Sekti terkait kunjungan dari Talithakum ke kelompok Rengganis bulan lalu, dimana dalam pertemuan itu ada sharing ilmu dan juga pendampingan yang telah dilakukan oleh Talithakum kepada purna mugran di beberapa wilayah. Pendampingan yang dilakukan bermacam-macam namun kemarin itu yang banyak diceritakan terkait pendampingan ekonomi purna migran.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari pendamping sekaligus membahas penyusunan perencanaan. Sesuai visi dan misi yang sudah disetujui, ada dua divisi yang akan menjadi fokus kerja P3A Rengganis di tahun 2025 yaitu divisi pengembangan ekonomi dan divisi pendidikan. Sehingga dalam perencanaan ini hanya akan fokus ke aktivitas-aktivitas yang akan menguatkan kelompok di dua hal itu, ekonomi dan pendidikan.
Setelah memberikan gambaran arah kerja kelompok, maka semua anggota dibagi menjadi dua sesuai divisinya, adapaun pengurus harian membagi diri dan bergabung ke dua divisi tersebut.
Setelah diskusi selama 25 menit, setiap kelompok memaparkan programnya dan setiap anghota berhak bertanya dan menyanggah. Diskusi berjalan sangat aktif karena setiap orang memberikan pertanyaan dan pandangan terhadap program yang akan dilalukan.
Terdapat dua program di divisi pendidikan, yang pertama adalah sosialisasi di kalurahan, dan yang kedua adalah penguatan kapasitas di dalam kelompok sendiri. Anggota sudsh menyusun RAB berikut waktu pelaksanaannya.
Sedsngkan di divisi ekonomi, terdapat tiga hal yang dinilai akan menambah pemasukan di kelompok. Yang oertama adalah meneruskan pembuatan sabun karena suda ada pasarnya. Yang kedua adalah menanam kelor di setiap rumah yang nanti akan dipanen bersama di waktu yang akan ditentukan oleh divisi ekonomi. Hal ini dilakukan karena penanaman kelor sangat mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus. Selain itu juga Bu Sekti sudah tau pasar untuk menjual hasilnya.
Dan program ketiga adalah budidaya lele dengan modal dari kelompok. Hal ini dilakukan karena Anggota P3A Rengganis mayoritas sudah memiliki ikan dan kolam. Ada dua anggota yang belum memiliki kolam dan bisa memulai dengan menggunakan botol galon le Minerale bekas.
Setelah berdiskusi cukup panjang, maka ketiga program ini disetujui dan akan segera dilaksanakan karena target panen di bulan September karena akan ada acara yang membutuhkan dana di bulan oktober yaitu sosialisasi di kalurahan tentang P3A Rengganis.
Penulis : Alfi Ramadhani (Koordinator Divisi Pendidikan dan Pengorganisasian Mitra Wacana)
You may like
Berita
Mitra Wacana Dorong Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo untuk Wujudkan Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak
Published
3 weeks agoon
29 October 2025By
Mitra Wacana
Kulon Progo – Mitra Wacana gelar sosialisasi Kalurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) di tiga kapanewon Kabupaten Kulon Progo. KRPPA merupakan program yang didorong oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama pemerintah daerah, organisasi, dan masyarakat setempat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak.
KRPPA merupakan program nasional yang mendorong setiap kalurahan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan serta anak. Melalui sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk memahami dan berperan aktif dalam penerapan prinsip-prinsip KRPPA di lingkungan mereka.
Sosialiasasi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan komitmen KRPPA yang sebelumnya telah dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan di tingkat lokal, yakni Kalurahan Salamrejo, Sentolo, dan Demangrejo untuk wilayah Kapanewon Sentolo, Kalurahan Tirtorahayu, Nomporejo, dan Banaran untuk wilayah Galur, dan Kalurahan Hargotirto, Hargorejo, dan Kalirejo untuk wilayah Kapanewon Kokap. Pelakasanaan sosialisasi ini dilakukan selama enam hari di tiga kapanewon, masing-masing selama dua hari, yaitu Kapanewon Sentolo pada 20-21 Oktober 2025, Kapanewon Galur pada 22-23 Oktober 2025, dan penutupnya di Kapanewon Kokap pada 27-28 Oktober 2025, yang dihadiri oleh pemangku kepentingan lokal dari pemerintah Kalurahan, unsur penggerak perempuan, tokoh masyarakat dan kelompok P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan&Anak) dampingan Mitra Wacana.
Selama dua hari kegiatan, peserta dari berbagai kalurahan di setiap kapanewon mendengarkan empat materi yang dipaparkan oleh pegiat Mitra Wacana. Sebelum sesi pemaparan materi dimulai, hari pertama kegiatan diawali dengan pre-test yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan setiap peserta tentang KRPPA. Selanjutnya, peserta mendapatkan dua materi, yaitu Hak dan Perlindungan Perempuan, serta Hak dan Perlindungan Anak. Kedua materi ini menyoroti pentingnya kesetaraan akses, perlindungan hukum, serta peran masyarakat dalam menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan anak.
Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan materi tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). SAPA merupakan sebuah inisiatif partisipatif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan kekerasan berbasis gender dan perlindungan anak. Di akhir kegiatan, diadakan juga post-test untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi yang telah disampaikan.
Materi tentang Hak dan Perlindungan Perempuan membahas berbagai bentuk diskriminasi berbasis gender, Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) sebagai payung hukum internasional dalam melindungi hak-hak perempuan, serta prinsip dan tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender. Setelah itu, dilanjutkan materi tentang Hak dan Perlindungan Anak membahas tentang landasan hukum dalam melindungi hak anak, serta berdiskusi tentang kasus-kasus pelanggaran hak anak, seperti kasus pernikahan anak, putus sekolah, dan keterbatasan ruang aman dalam bermain.

Hari kedua kegiatan dimulai dengan pemaparan materi Pengarutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). Dalam sesi PUG, tim Mitra Wacana menjelaskan kesetaraan gender tidak sekadar memperjuangkan hak perempuan, tetapi meningkatkan kapasitas dan partisipasi aktif perempuan dan laki-laki dalam pembangunan daerah. Tim Mitra Wacana juga menjelaskan indikator keberhasilan PUG meliputi partisipasi pengambilan keputusan, akses ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, keadilan sosial, dan kesadaran terhadap perubahan sosial.
“Kesetaraan gender bukan hanya tentang perempuan, tapi tentang bagaimana laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan,” tegas Alfi Rahmadani, tim Mitra Wacana, pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).
Setelah pemaparan PUG selesai, dilanjutkan dengan pemaparan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) oleh Muhammad Mansur, tim Mitra Wacana. Gerakan SAPA menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga layanan, apparat hukum dan masyarakat dalam menciptakan sistem perlindungan yang cepat tanggap dan berkeadilan. Setelah menjelaskan tentang SAPA, Mansur mengajak semua peserta untuk berdiskusi tentang implementasi gerakan SAPA di tingkat kalurahan.
“Melalui gerakan SAPA, kita wujudkan lingkungan aman, setara, dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak,” ujar Mansur pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).
Melalui kegiatan ini, Mitra Wacana berharap adanya peningkatan kapasitas masyarakat, serta memperkuat pondasi pemahaman dan kesadaran kolektif dalam masyarakat tentang KRPPA. Selain itu, diharapkan proses kolaborasi ini dapat berjalan lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan demi terciptanya kalurahan yang setara, aman, dan inklusif bagi perempuan dan anak.










