Opini
Perempuan perkasa di sudut dunia

Published
2 years agoon
By
Mitra Wacana

Axel Adam Mahendra (Mahasiswa Universitas Sebelas Maret)
Isu-isu perempuan hari ini banyak didominasi oleh propaganda-propaganda feminisme, mulai dari pemenuhan hak-hak trans-puan hingga pelegalan aborsi. Perdebatan para aktivis tentang isu feminisme kontemporer ini seakan menjadi makanan sehari-hari, baik di media maupun di ruang-ruang diskusi publik. Sayangnya isu perempuan yang sering kali luput dari pandangan kita justru yang berada di sekitar dan bisa kita temui sehari-hari.
Pasar-pasar tradisional di Yogyakarta contohnya menjadi saksi perempuan-perempuan Tangguh yang setiap harinya membopong barang dagangan, berangkat sebelum subuh dan pulang ketika matahari sudah terik. Bahkan banyak di antara mereka yang berjalan kaki, dengan tenggok penuh berisi barang dagangan ketika berangkat dan kebutuhan rumah tangga ketika pulang. Atau bakul jamu gendong, sate, dan juga gendar pecel yang setiap harinya berjalan (kadang bersepeda) entah berapa puluh kilometer menjual dagangan mereka. Kalau di tempat saya nge-kos bahkan masih bisa ditemui tukang jahit Kasur hingga pemulung yang merupakan perempuan, sudah sepuh, dan berjalan kaki.
“Memang apa masalahnya? Namanya juga mencari rezeki!”
Memang tidak ada yang salah, hanya terkadang rasanya lucu sekali kita memperdebatkan hal-hal yang besar dan jauh, namun alpa melihat ‘permasalahan-permasalahan’ di sekitar kita. Bagaimana kehidupan mereka? Apakah mereka memiliki tempat tinggal yang layak? Lalu bagaimana dengan akses Kesehatan mereka? Pendidikan anak-anaknya? Ke mana suami dan anak-anak mereka kok sampai-sampai-sampai mereka harus ‘membantu’ mencari nafkah?
Bahkan konsep ‘membantu’ mencari nafkah saja bisa jadi lahir dari masyarakat patriarki yang belum mampu menerapkan konsep gender yang adil dan menyejahterakan. Mereka perempuan-perempuan Tangguh (kalau disebut rentan agaknya saya kurang menghormati mereka) dan kita lupa memperhatikan betapa ‘tangguhnya’ mereka.
Ah, masalah ini biar jadi bahan pikiran kawan-kawan yang lain saja, tidak usahlah kita ikut memikirkan juga. Lihat, kawan kita sudah membawa bendera pelangi, yuk segera bersiap. Sore nanti kita longmarch lagi.
Memperingati International Women’s Day, Karanganyar 8 Maret 2023
You may like
Opini
Ketergantungan Smartphone dan Produktifitas Belajar Mahasiswa

Published
2 weeks agoon
29 April 2025By
Mitra Wacana
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin modren, cara komunikasi antar individu mengalami

Liffira Putri Yendri mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.
perubahan termasuk dikalangan mahasiswa. Era digital telah mengubah cara mahasiswa belajar dan juga berintegrasi, zaman globalisasi saat ini teknologi semakin canggih. Teknologi yaitu bagian yang berkembang pesat dalam masyarakat saat ini, bahkan setiap hari teknologi mengalami perkembangan terus menerus. Dalam kelompok masyarakat saat ini termasuk mahasiswa teknologi sangat bermanfaan bagi mereka, salah satu nya yaitu teknologi yang berkembang pesat saat ini smartphone. Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai fitur maupun kemampuan tingkat tinggi, semua orang sangat jelas membutuhkan smartphone tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa saat ini sangat dituntut untuk selalu update setiap saat mengenai berita atau informasi apa yang terjadi saat ini.
Smartphone sebagai alat penting dan selalu ada dan dapat memerankan peran penting dalam kehidupan akademik maupun personal mereka. Namun, penggunaan smartphone yang berlebihan yang dapat menimbulkan kekhawatiran produktifitas, kesejahteraan mental maupun keseimbangan hidup. Studi kasus Friska Andini, seorang mahasiswi, menawarkan wawasan yang sangat berharga tentang kompleksitas hubungan antara smartphone dan kehidupan mahasiswa.
Menurut penuturan dari Friska Andini salah satu Mahasiswi Universitas Negri Padang, mengaku bahwa penggunaan smartphone yang hampir konstan, kecuali saat tidur. Ini sangat mencerminkan hampir semua kalangan mahasiswa melakukan hal tersebut, dimana smartphone menjadi alat yang tidak terpisahkan untuk hamper semua aktivitas. Ia menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dengan temannya maupun keluarga dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, mengakses informasi akademik melalui Google Chrome, menyimpan dokumen di Google Drive, mengikuti kuliah online melalui Zoom Meet atau aplikasi perkuliahan. Selain itu juga ia menggunakan media social seperti Instagram dan Twitter untuk mengikuti perkembangan terkini atau informai baru. Penggunaan yang sangat luas ini dapat menunjukkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang ditawarkan smartphone, namun juga memiliki dampak negative yaitu potensi gangguan maupun kecanduan.
Penggunaan pada aplikasi yang sangat beragam dapat mencerminkan kebutuhan akademik dan sosial Friska. Aplikasi-aplikasi yang produktivitas seperti Google Drive dan aplikasi catatan digital lainnya dapat menunjukkan upaya untuk mengelola informasi yang sangat baik dan mampu meningkatkan efisiensi belajar. Aplikasi perkuliahan ini memfasilitasi akses ke materi kuliah dan tugas, menunjukkan bagaimana smartphone dapat meningkatkan fleksibilitas dan aksesibilitas pembelajaran yang efisien. Namun, kehadiran aplikasi media sosial juga menunjukkan potensi yang dapat mengganggu konsentrasi dan produktivitas belajar. Ini pentingnya manajemen waktu dan kemampuan untuk membatasi penggunaan aplikasi yang tidak relevan saat belajar.
Dampak smartphone terhadap pembelajaran Friska bersifat ganda. Akses mudah dan cepat ke berbagai informasi, kemudahan mengakses materi kuliah secara online, dan tersedianya berbagai aplikasi pembelajaran merupakan keuntungan utama baginya. Smartphone memfasilitasi pembelajaran yang fleksibel dan memungkinkan akses ke sumber belajar yang lebih luas. Namun, notifikasi dan aplikasi lain yang selalu ada dapat mengganggu konsentrasi dan mengurangi efisiensi belajar. Friska sendiri mengakui bahwa distraksi merupakan tantangan utama dalam menggunakan smartphone untuk belajar. Ini menunjukkan perlunya kesadaran diri dan strategi manajemen waktu yang efektif untuk memaksimalkan manfaat smartphone tanpa terjebak dalam perangkap distraksi atau mengalihkan perhatiannya.
Friska dapat menyadari potensi dalam kecanduan smartphone dan berupaya untuk mengelola penggunaannya. Ia menggunakan fitur “waktu penggunaan layar” untuk memantau dan membatasi waktu penggunaan aplikasi tertentu. Ini menunjukkan kesadaran diri untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan smartphone dan aktivitas lain. Ia juga berusaha membagi waktu antara penggunaan smartphone untuk keperluan akademik dan keperluan pribadi. Saat belajar, ia fokus pada tugas akademik dan hanya menggunakan smartphone untuk mencari informasi yang relevan. Sedangkan untuk penggunaan pribadi, ia mengalokasikan waktu tertentu, misalnya saat istirahat atau bepergian. Strategi ini menunjukkan upaya untuk menjaga keseimbangan dan menghindari penggunaan smartphone yang berlebihan.
Penggunaan smartphone dalam pembelajaran online sangat penting bagi Friska. Fitur video call dan aplikasi konferensi video memungkinkannya untuk berpartisipasi aktif dalam kelas online. Namun, ia juga mengalami kendala berupa antarmuka aplikasi pembelajaran online yang kurang user-friendly. Ini menunjukkan perlunya pengembangan aplikasi pembelajaran online yang lebih intuitif dan efektif. Kualitas aplikasi dan infrastruktur internet juga berperan sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran online. Pengalaman Friska menunjukkan bahwa meskipun smartphone merupakan alat yang penting dalam pembelajaran online, kualitas teknologi dan kemampuan untuk mengelola penggunaan teknologi juga sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.
Interaksi sosial Friska juga dapat dipengaruhi oleh smartphone. Ia menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dan dosen, yang memudahkan koordinasi dan diskusi. Namun, ia juga menyadari bahwa interaksi online dapat mengurangi interaksi langsung. Ia berupaya untuk menyeimbangkan keduanya, menunjukkan kesadaran akan pentingnya interaksi sosial tatap muka. Meskipun ia tidak merasa tertekan jika tidak mengakses smartphone, ia mengakui pernah mengalami FOMO (Fear Of Missing Out), yang menunjukkan potensi dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental. Pengalaman ini menekankan pentingnya pengelolaan penggunaan media sosial untuk mencegah dampak negatif terhadap kesejahteraan mental.
Kesimpulannya, pengalaman yang dimiliki Friska mencerminkan kompleksitas penggunaan smartphone di kalangan mahasiswa. Smartphone menawarkan banyak manfaat, terutama dalam hal akses informasi, fleksibilitas pembelajaran, dan komunikasi. Namun, penggunaan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan distraksi, kecanduan, dan dampak negatif terhadap kesejahteraan mental. Kemampuan untuk mengelola waktu, membatasi distraksi, dan menjaga keseimbangan antara kehidupan online dan offline sangat penting untuk memaksimalkan manfaat smartphone dan meminimalisir dampak negatifnya. Perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi digital dan menyediakan infrastruktur yang mendukung pembelajaran online yang efektif. Studi kasus Friska ini menyoroti pentingnya literasi digital dan manajemen diri dalam menghadapi era digital yang semakin kompleks.