Berita
PPM Mitra Wacana dan HMPS PMI UIN Sunan Kalijaga Gelar Pelatihan Advokasi: Advokasi adalah Wujud Keberpihakan
Published
6 months agoon
By
Mitra Wacana
Yogyakarta, 22 Mei 2025 — Mitra Wacana bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (HMPS PMI) UIN Sunan Kalijaga menggelar Pelatihan Advokasi dalam rangkaian kegiatan Praktik Pengembangan Masyarakat (PPM). Kegiatan ini berlangsung di kantor Mitra Wacana dan menghadirkan Mas Muazim yang berfokus pada riset dan advokasi di Mitra Wacana, sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Mas Muazim menyampaikan bahwa advokasi adalah bentuk nyata dari keberpihakan kita kepada mereka yang tidak mendapatkan hak dan keadilan. Ia menekankan pentingnya keberanian dan kepekaan sosial dalam menyuarakan aspirasi kelompok rentan, termasuk perempuan, anak, dan masyarakat marjinal lainnya. “Advokasi bukan sekadar kegiatan teknis, tapi sebuah sikap—sebuah keberpihakan moral dan sosial terhadap mereka yang diminggirkan oleh sistem,” ujar Mas Muazim dalam pelatihan tersebut. Fathan Darmawan, Ketua PPM Mitra Wacana, mengatakan bahwa pelatihan advokasi ini penting sebagai modal awal mahasiswa PMI yang kelak akan terjun langsung ke masyarakat.

“Mahasiswa PMI harus memiliki bekal kemampuan advokasi agar bisa menjadi agen perubahan yang mampu mendampingi dan memperjuangkan masyarakat. Ini juga merupakan bagian dari misi keilmuan dan pengabdian kita,” kata Fathan. Ia menambahkan bahwa pemahaman dan keterampilan advokasi akan melengkapi kemampuan mahasiswa dalam membaca realitas sosial dan meresponsnya dengan tindakan strategis.

Sementara itu, Nabil, Ketua HMPS PMI 2025, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Pelatihan advokasi ini sangat menambah wawasan dan relasi kami sebagai mahasiswa. Ini adalah pengalaman berharga yang membekali kami dalam proses menjadi pendamping masyarakat yang progresif dan reflektif,” ucapnya. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk memperkuat kapasitas generasi muda, khususnya mahasiswa PMI, agar mampu tampil sebagai penggerak sosial yang peka, tangguh, dan berdaya.
You may like
Berita
Mitra Wacana Dorong Pemerintah Perkuat Pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia
Published
7 days agoon
11 November 2025By
Mitra Wacana
Jakarta, 10 November 2025 — Mitra Wacana turut berpartisipasi aktif dalam Konsultasi Nasional tentang Akses terhadap Pelindungan Sosial yang Layak dan Berkelanjutan bagi Pekerja Migran Indonesia yang diselenggarakan di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Migrant Forum in Asia (MFA) bekerja sama dengan Migrant Care, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dan Solidaritas Perempuan, dengan dukungan dari IOM melalui program Migration, Business and Human Rights in Asia (MBHR Asia) yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Swedia.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan serikat buruh ini bertujuan untuk memperkuat advokasi dan sinergi kebijakan dalam menjamin akses perlindungan sosial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), baik di tahap pra-penempatan, selama bekerja di luar negeri, maupun setelah kembali ke tanah air.
Dalam sesi diskusi, berbagai isu krusial mencuat, mulai dari minimnya akses pendidikan dan lapangan kerja yang layak di dalam negeri hingga praktik perekrutan yang tidak adil dan jeratan hutang yang menjerat calon pekerja migran. Kondisi ini, menurut para peserta, memperlihatkan bagaimana kemiskinan struktural masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.
“Ketika pemerintah tidak menyediakan akses pendidikan dan pekerjaan yang layak, masyarakat akhirnya mencari penghidupan di luar negeri. Tapi di sana pun mereka menghadapi eksploitasi dan kekerasan, bahkan ada yang tidak kembali dengan selamat,” ungkap salah satu peserta diskusi yang menyoroti rentannya posisi pekerja migran di berbagai negara penempatan.
Mitra Wacana, melalui perwakilannya Nurmalia, menegaskan pentingnya tanggung jawab negara dalam memastikan perlindungan menyeluruh bagi PMI. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga internasional agar pekerja migran dan keluarganya memperoleh jaminan sosial yang adil.
“Negara harus hadir secara konkret, tidak hanya menjadikan PMI sebagai pahlawan devisa, tetapi juga memastikan mereka terlindungi dari hulu ke hilir. Kami mendesak pemerintah untuk memperkuat kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan perwakilan Indonesia di luar negeri, agar sistem perlindungan berjalan efektif dan tidak ada lagi korban yang dipulangkan tanpa pemulihan yang layak,” tegas Nurmalia, mewakili Mitra Wacana.
Konsultasi nasional ini juga merekomendasikan penguatan kebijakan jaminan sosial lintas negara serta sistem reimbursement yang memungkinkan pekerja mendapatkan layanan kesehatan sebelum dipulangkan. Para peserta berharap hasil diskusi ini menjadi pijakan bagi advokasi regional dalam memperjuangkan kebijakan yang lebih adil, berkelanjutan, dan berpihak pada pekerja migran.
Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperluas jaringan advokasi dan mendorong pembentukan kebijakan yang tidak hanya melindungi pekerja migran, tetapi juga memberikan jaminan kesejahteraan bagi keluarga mereka di tanah air.








