Berita
Talkshow bersama Dinkes Kota Yogyakarta, Bahaya Preeklampsia bagi Ibu Hamil
Published
7 years agoon
By
Mitra Wacana
Senin, (29/04/2019) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bersama Mitra Wacana bersinergi dalam Talkshow di Radio Sonora 97.4 FM Jogja dengan tema “Informasi Kesehatan Reproduksi bagi Perempuan: Bahaya Preeklampsia bagi Ibu Hamil” pukul 11.00-12.00 Wib. Kepala Seksi Kesehatan keluarga & Gizi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dr. Riska Novriana menyampaikan Preeklampsia saat ini menjadi perhatian dinkes kota Yogyakarta, dimana menjadi salah satu fokus kesehatan masyarakat selain Stunting.
Preeklampsia adalah Komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan pada sistem organ lain, paling sering hati dan ginjal dan sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya. dr. Rina sapaan Kasi Kesehatan Keluarga tersebut juga mengatakan, istilah umum Preeklampsia ialah keracunan kehamilan karena tekanan darah yang tinggi.
dr. Rina menghimbau pentingnya untuk berkonsultasi dan mengecek tekanan darah sebelum dan selama proses kehamilan, dimana sekarang layanan tersebut sudah sangat komprehensif. Layanan tersebut dapat diakses oleh masyarakat melalui puskesmas, seperti konsultasi bersama psikolog puskesmas, KIA, dan dokter. Ditambahkan dr. Rina saat ini baru terindikasi 1 pasien dengan Preeklampsia di Kota Yogyakarta.
Talkshow bersama Dinkes Kota Yogyakarta merupakan rangkaian promosi layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan bersama 3 Puskesmas di Kecamatan Jetis, Mergangsan, dan Tegalrejo dalam Program Peningkatan Kesehatan Reproduksi Perempuan Terintegrasi (Pekerti). Mitra Wacana bersama IPAS dalam Program Pekerti, gencar mengajak masyarakat untuk mengetahui dan memanfaatkan adanya layanan konseling tersebut. Penerima manfaat langsung program Pekerti adalah perempuan dan perempuan muda. Tujuan dari program ini adalah untuk penurunan kematian ibu melalui pemberian informasi HKSR komprehensif, termasuk tentang perencanaan kehamilan dan kontrasepsi, pencegahan dan penanganan KTD, termasuk diantaranya tentang APK komprehensif.
You may like
Berita
Mitra Wacana Dorong Pemerintah Perkuat Pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia
Published
2 days agoon
11 November 2025By
Mitra Wacana
Jakarta, 10 November 2025 — Mitra Wacana turut berpartisipasi aktif dalam Konsultasi Nasional tentang Akses terhadap Pelindungan Sosial yang Layak dan Berkelanjutan bagi Pekerja Migran Indonesia yang diselenggarakan di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Migrant Forum in Asia (MFA) bekerja sama dengan Migrant Care, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dan Solidaritas Perempuan, dengan dukungan dari IOM melalui program Migration, Business and Human Rights in Asia (MBHR Asia) yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Swedia.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan serikat buruh ini bertujuan untuk memperkuat advokasi dan sinergi kebijakan dalam menjamin akses perlindungan sosial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), baik di tahap pra-penempatan, selama bekerja di luar negeri, maupun setelah kembali ke tanah air.
Dalam sesi diskusi, berbagai isu krusial mencuat, mulai dari minimnya akses pendidikan dan lapangan kerja yang layak di dalam negeri hingga praktik perekrutan yang tidak adil dan jeratan hutang yang menjerat calon pekerja migran. Kondisi ini, menurut para peserta, memperlihatkan bagaimana kemiskinan struktural masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.
“Ketika pemerintah tidak menyediakan akses pendidikan dan pekerjaan yang layak, masyarakat akhirnya mencari penghidupan di luar negeri. Tapi di sana pun mereka menghadapi eksploitasi dan kekerasan, bahkan ada yang tidak kembali dengan selamat,” ungkap salah satu peserta diskusi yang menyoroti rentannya posisi pekerja migran di berbagai negara penempatan.
Mitra Wacana, melalui perwakilannya Nurmalia, menegaskan pentingnya tanggung jawab negara dalam memastikan perlindungan menyeluruh bagi PMI. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga internasional agar pekerja migran dan keluarganya memperoleh jaminan sosial yang adil.
“Negara harus hadir secara konkret, tidak hanya menjadikan PMI sebagai pahlawan devisa, tetapi juga memastikan mereka terlindungi dari hulu ke hilir. Kami mendesak pemerintah untuk memperkuat kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan perwakilan Indonesia di luar negeri, agar sistem perlindungan berjalan efektif dan tidak ada lagi korban yang dipulangkan tanpa pemulihan yang layak,” tegas Nurmalia, mewakili Mitra Wacana.
Konsultasi nasional ini juga merekomendasikan penguatan kebijakan jaminan sosial lintas negara serta sistem reimbursement yang memungkinkan pekerja mendapatkan layanan kesehatan sebelum dipulangkan. Para peserta berharap hasil diskusi ini menjadi pijakan bagi advokasi regional dalam memperjuangkan kebijakan yang lebih adil, berkelanjutan, dan berpihak pada pekerja migran.
Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperluas jaringan advokasi dan mendorong pembentukan kebijakan yang tidak hanya melindungi pekerja migran, tetapi juga memberikan jaminan kesejahteraan bagi keluarga mereka di tanah air.








