web analytics
Connect with us

Tak Berkategori

Tentang P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak)

Published

on

Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) merupakan wadah yang diciptakan oleh kelompok perempuan di tingkat desa sebagai media dalam melakukan kampanye dan advokasi kebijakan terkait issu kesetaraan dan keadilan gender.

P3A ini penting sebagai media belajar bersama, membangun kesadaran kritis, melakukan pendidikan, kampanye serta advokasi berbagai persoalan berkaitan dengan ketidakadilan gender di wilayahnya. P3A bisa melekat pada organisasi perempuan yang sudah ada, atau melekat pada organisasi baru inisiatif komunitas.

Melalui P3A, komunitas akan difasilitasi untuk melihat dan menganalisa berbagai persoalan dan potensi yang ada di sekitar mereka sendiri. Hasil analisa tersebut akan menjadi basis bagi mereka untuk merumuskan agenda perubahan.

Sampai dengan saat ini, lima komunitas telah berhasil menginisiasi terbentuknya P3A. Yakni dua P3A di Banjarnegara Jawa Tengah, dan tiga P3A di Purworejo Jawa Tengah.

Paguyuban Annisa dan Paguyuban Sutralosari merupakan dua P3A yang ada di Banjarnegara. Paguyuban Annisa terletak di Dusun Karangsaga Desa Badamita Kecamatan Banjarnegara. Sedangkan Paguyuban Sutralosari terletak di Kelurahan Kutabanjarnegara Kecamatan Banjarnegara.

Di Purworejo, AKPERAN, Srikandi, dan Gracia merupakan 3 P3A dimaksud. AKPERAN (Aktivis Perempuan Ngaran) terletak di Desa Ngaran Kecamatan Kaligesing. Srikandi terletak di Kelurahan Sindurjan Kecamatan Purworejo, dan GRACIA (Grabag Conseling Ibu dan Anak) terletak di Desa Grabag Kecamatan Grabag.

Anggota dari kelima P3A tersebut kebanyakan terdiri dari perempuan. Keanggotaan P3A terdiri dari perempuan miskin, perempuan korban kekerasan berbasis gender, aktivis perempuan setempat, dan beberapa laki-laki yang peduli terhadap persoalan kesetaraan dan keadilan gender.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banjarnegara

UP TO MAY 2016, 36 CASES OF SEXUAL VIOLENCE REPORTED IN BANJARNEGARA

Published

on

Pertemuan BKBPP Banjarnegara dengan Mitra Wacana WRC, foto Desi

According to the Head of Women’s Empowerment and Protection (Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan or KBPP), Mrs. Pinasti, the Agency for Family Planning and Women’s Empowerment (Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan or BKBPP) Banjarnegara district, recorded 36 cases of sexual violence against women and children from January to May 2016. As for the previous year, 2015, KBPP recorded 64 such cases, most victims were women and children. “This condition is one of the main reasons KBPP wants to create Integrated Service Centres (Pusat Pelayanan Terpadu or PPT) in the villages”, she said, in a meeting with Mitra Wacana at KBPP’s office on Tuesday (14/06/16).

According to Pinasti, PPT presence at the village level is expected to answer the needs of people, especially the victims and families to get the services needed. Pinasti added that the high rate of violence recorded by KBPP is a strong indicator that the community already has a high awareness for being brave enough to report cases. According Fatkhur, KBPP community empowerment staff, there needs to be synergy constantly to promote the existence of services for victims of violence.

During the meeting, the Mitra Wacana team including Desi Wulandari, Nata Eka Saptiana, Dewi Wulansari, Purwanti (community companion), Mansur (field coordinator) and Sony Marsana, discussed the existence of the Learning Centres for Women and Children (Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak or P3A) in Susukan subdistrict (Berta and Karngjati villages) and Punggelan subdistrict (Petuguran and Bondolharjo villages) to be integrated in the KBPP network, according to Desi and Mansur, P3A already have walk-in counselling for victims of violence. (Desi / tnt)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending