web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Berlatih Usaha Rumahan, P3A Gendhis Manis Kalurahan Kalirejo Praktek Membuat Sabun Cuci Piring

Published

on

Berlatih usaha rumahan, P3A Gendhis Manis Kalurahan Kalirejo praktek membuat sabun cuci piring.

Sabun cuci piring mungkin bukan kebutuhan pokok, tapi keberadaannya menjadi penting, karena kebersihan peralatan dapur membutuhkan sabun cuci yang satu ini. Untuk mengurangi konsumsi akan sabun ini, termasuk untuk menciptakan peluang usaha Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) Gendhis Manis dan Mitra Wacana mengadakan pelatihan praktek pembuatan sabun cuci piring untuk para anggotanya. Senin, 08/01/2024.

Pelatihan praktek pembuatan cuci piring ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan skill kepada anggota P3A untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Berlokasi di rumah ibu Aminah salah seorang anggota P3A kegiatan praktek pembuatan sabun cuci piring cukup mendapat animo dari para anggota P3A. Setidak ada 10 orang dari 12 anggota yang terdaftar hadir mengikuti kegiatan praktek pembuatan sabun cuci piring ini.

Bagi anggota P3A kegiatan seperti ini jarang dilakukan di kelompok-kelompok lain di dusun, dan ini merupakan kali pertama mereka praktek langsung pembuatan sabun. hal ini senada dengan yang disampaikan Sri rejeki salah seorang anggota P3A, ” saya seneng mas kalau kegiatan praktek begini, saya juga baru pertama lihat dan praktek buat sabun cuci piring, ujarnya saat sesi teori disampaikan.

Kegiatan pelatihan praktek pembuatan sabun cuci piring ini difasilitasi oleh pendamping dari Mitra Wacana. Dimulai dengan sesi teori pengenalan tentang bahan, dan juga fungsi bahan, sekaligus takaran penggunaannya. Sesi ke dua peserta diajak terlibat langsung untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan sabun ini, mulai mencampur bahan, mengaduk sampai produknya siap untuk di pakai.

Setelah sesi praktek selesai peserta diajak untuk melakukan evaluasi dari proses yang dilakukan. Ada beberapa tanggapan bahwa bisa lebih efektif jika alat yang digunakan untuk produksi jauh lebih proper tidak manual seperti penggunaan mixer. Selain tanggapan ada rencana untuk bisa memasarkan produk dilingkungan sekitar kalau produk hasil prakteknya bagus. (mansur)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Workshop DRPPA: Dalam Diskusi Bahas Strategi Pemberdayaan Perempuan di Tengah Efisiensi Anggaran

Published

on

Workshop Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang diinisiasi oleh Mitra Wacana, Senin, (24/3/2025). Kegiatan yang diadakan di Balai Langit, Kalurahan Salamrejo ini merupakan transformasi dari program Rumah Bersama Indonesia (RBI), disesuaikan dengan perubahan kebijakan pemerintah terbaru. Meski berganti nama, komitmen untuk mewujudkan desa yang inklusif bagi perempuan dan anak melalui pemenuhan hak serta perlindungan dari kekerasan tetap menjadi inti agenda.

Acara dihadiri oleh perwakilan tiga kalurahan (Salamrejo, Sentolo, Demangrejo),  dan Mitra Wacana. Denagn tema “Strategi Pemberdayaan Perempuan di Tengah Kebijakan Efisiensi Anggaran” mengemuka, menyoroti dampak kebijakan nasional seperti Inpres No. 1/2025, MBG (Makan Bergizi Gratis) dan efisiensi dana desa terhadap program pemberdayaan.

Dampak Kebijakan Pusat pada Perencanaan Desa
Pak Teguh, Lurah Sentolo, menjelaskan bahwa perubahan kebijakan pusat seringkali mengganggu perencanaan jangka panjang desa. “RPJMKal (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kalurahan) yang disusun 8 tahun harus menyesuaikan instruksi baru, seperti program ketahanan pangan yang tiba-tiba memerlukan penyertaan modal BUMDes. Ini berdampak pada alokasi anggaran untuk pemberdayaan perempuan dan anak,” ujarnya.

Aji Jogoboyo, mewakili Lurah Demangrejo, menambahkan bahwa efisiensi anggaran tidak hanya mengalihkan dana tetapi memotongnya langsung. “Contohnya, anggaran untuk kelompok P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Anak) sempat tertunda, sehingga kami harus berkolaborasi dengan mitra seperti Mitra Wacana untuk menjaga keberlanjutan program,” paparnya.

Suara dari Kelompok Perempuan: Tantangan Nyata di Lapangan
Ibu Sri Hari Murtiati dari Tim Penggerak PKK Salamrejo menyoroti dampak langsung pemangkasan anggaran pada program pemberdayaan perempuan. “Terus terang, dampaknya terasa hingga ke tingkat bawah. Misalnya, program cor blok jalan dua jalur yang tidak ramah bagi ibu hamil atau kurangnya polisi tidur yang aman. Padahal, infrastruktur yang inklusif adalah hak dasar perempuan,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan keprihatinan atas kasus perundungan (bullying) di Sentolo. “Kami berencana mengadakan sosialisasi di sekolah, tetapi anggaran yang dipotong membuat kegiatan ini terancam. Meski begitu, PKK berkomitmen untuk tetap bergerak, sekalipun dengan dana terbatas.”

Lebih lanjut, Ibu Sri menekankan pentingnya membangun ketangguhan perempuan. “Perempuan tangguh bukan hanya mampu mengelola ekonomi, tetapi juga menjadi ‘penyejuk’ dan ‘pemanas’ keluarga. Tanggung jawab kami besar: merawat suami, anak, sekaligus aktif di masyarakat. Karena itu, dukungan untuk PKK sebagai ujung tombak pemberdayaan perempuan dan anak harus tetap menjadi prioritas,” tandasnya.

Strategi Kolaborasi dan Inovasi Lokal
Pak Dani, Lurah Salamrejo, menekankan pentingnya memberdayakan perempuan sebagai kunci pembangunan. “65% penduduk kami adalah perempuan. Mereka adalah garda terdepan dalam pendidikan anak dan penguatan ekonomi keluarga. Kami fokus pada program non-fisik seperti pelatihan dan pendampingan,” tegasnya.

Sementara itu, Alfi dari Mitra Wacana mengapresiasi upaya desa melibatkan perempuan dalam forum diskusi. “Budaya ‘bisu’ pada perempuan masih jadi tantangan. Kehadiran perempuan sebagai pembicara hari ini adalah langkah progresif untuk membuka ruang partisipasi,” ujarnya.

Solusi di Tengah Tantangan
Beberapa solusi yang mengemuka antara lain:

  1. Kolaborasi dengan BUMDes dan Mitra: Memanfaatkan BUMDes untuk program MBG dan usaha lokal seperti peternakan ayam petelur di Demangrejo.
  2. Penguatan Kelembagaan Perempuan: Memastikan kelompok seperti KWT (Kelompok Wanita Tani) dan P3A mendapat pendampingan berkelanjutan.
  3. Advokasi Kebijakan Berperspektif Gender: Mendesak pemerintah pusat mempertimbangkan dampak efisiensi anggaran pada program pemberdayaan.

Workshop ditutup dengan komitmen bersama untuk terus mendorong terwujudnya Generasi Emas 2045 melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Perubahan nama dari DRPPA ke RBI bukanlah hambatan, selama esensi pemenuhan hak perempuan dan anak tetap menjadi prioritas.

Continue Reading

Trending