web analytics
Connect with us

Ekspresi

Di Suatu Masa di Masa Lampau

Published

on

Sumber gambar: www.seattleartmuseum.org

Oleh Arif Sugeng Widodo

Di suatu masa di masa lampau
Kami dipandang tak terpelajar
Di suatu masa di masa lampau
Kami dipandang tak berpendidikan

Di suatu masa di masa lampau
kami dipandang tak punya ilmu
Di suatu masa di masa lampau
Kami dipandang tak berakal

Di suatu masa di masa lampau
Kami hanyalah konco wingking
Di suatu masa di lampau
Kami hanyalah pelengkap laki-laki

Di suatu masa di masa lampau
Kami merasa tak bermakna
Di suatu masa di masa lampau
kami terpinggirkan dari denyut nadi kehidupan

Tapi itu di suatu masa di masa lampaU

Kini kami berbeda
Kami bisa membuktikan bahwa…
Kami terpelajar
Kami berpendidikan
Kami berilmu
Kami berakal
Asal kami mendapat kesempatan

Kami tidak hanya konco wingking
kami bermitra dan maju bersama
Kami tidak hanya pelengkap laki laki
Tapi kita saling melengkapi

Saat ini kami punya makna
hidup kami tidak hanya bayang-bayang laki-laki
Kami sekarang adalah bagian dari jantung kehidupan
Kami perempuan masa kini dan masa depan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Ekspresi

Mahasiswa asal Norway Penelitian Isu Kesetaraan Gender di Mitra Wacana

Published

on

Yogyakarta — Mitra Wacana, organisasi yang konsen pada isu kesetaraan gender, menerima kunjungan akademis dari Anja Bulic, mahasiswa S1 Global Development asal University of Agder, Norwegia, pada Senin (3/1/2025). Kunjungan pukul 11.00–12.00 WIB ini merupakan bagian dari penelitian Anja tentang ketidakadilan dan kekerasan berbasis gender di Indonesia yang dilakukan dalam rangka kerja sama antara University of Agder Norwegia dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Anja diterima langsung oleh Wahyu Tanoto (Dewan Pengurus) dan Alfi Ramadhani (Koordinator Divisi Pendidikan dan Pengorganisasian Mitra Wacana).

Sebelum kunjungan, Anja telah mengirim surat permohonan penelitian dilengkapi panduan pertanyaan dan kebutuhan data. Penelitian ini tidak hanya menjadi bahan skripsinya, tetapi juga bagian dari program kolaborasi antar universitas yang memfasilitasi mahasiswa Norwegia untuk melakukan studi lapangan di Indonesia. Fokus Anja adalah menganalisis korelasi konstruksi / peran gender dengan kekerasan berbasis gender, serta dampak sosial-budaya terhadap kesetaraan.

Dalam diskusi, Anja menyoroti tiga aspek utama: gambaran peran gender di ranah domestik dan publik, hubungannya dengan kasus kekerasan berbasis gender, serta pengaruh sosial-budaya dan keberagaman masyarakat terhadap kesetaraan gender.

Wahyu Tanoto menjelaskan, ketimpangan gender di Indonesia masih dipengaruhi kuat oleh struktur patriarki. “Di ranah domestik, perempuan sering dianggap sebagai pengurus rumah tangga, sementara laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah. Ini memicu ketimpangan akses pendidikan dan partisipasi politik,” jelasnya. Sementara Alfi Ramadhani menambahkan, mitos-mitos dan stigma yang berkembang di masyarakat yang justru memperparah kerentanan kelompok marginal.

Anja juga menggali program Mitra Wacana dalam mendorong kesetaraan gender, seperti pelatihan kesadaran gender bagi masyarakat, pendampingan korban kekerasan, dan advokasi kebijakan inklusif. “Kami menggunakan pendekatan multisektor, mulai dari edukasi di tingkat akar rumput hingga kolaborasi dengan pemerintah,” papar Alfi.

Kunjungan ini dinilai strategis untuk memperluas perspektif global terkait isu gender. “Kerja sama dengan akademisi internasional seperti Anja membantu kami mendokumentasikan praktik terbaik dan memperkuat jejaring advokasi,” tutup Wahyu.

Penelitian Anja diharapkan tidak hanya menyelesaikan tugas akademik, tetapi juga memberikan rekomendasi berbasis data untuk mengurangi kesenjangan gender di Indonesia. (ruly)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending