web analytics
Connect with us

Berita

Live Talkshow Sinau Sareng #33 “Meningkatnya angka perceraian di masa pandemi”

Published

on

Selasa (30/02/2021), Mitra Wacana mengadakan live talkshow sinau sareng ke-33 di studio Mitra Wacana bertemakan “Meningkatnya angka perceraian di masa pandemi”. Menghadirkan narasumber pegiat Mitra Wacana Yogyakarta dan advokat – Saktya Restu Baskara dan sebagai pembawa acara dari divisi media dan litbang – Arif Sugeng Widodo.

Angka perceraian di tengah pandemi Corona saat ini terus meningkat. Dilansir dari Kompas TV, telah tercatat saat pandemi Covid-19 total angka perceraian sepanjang Maret 2020 hingga Februari 2021 mencapai 5.709 kasus. Dan 3.513 kasus perceraian diantaranya disebabkan oleh faktor ekonomi serta ketidaksiapan mental.

Di sisi lain, Komnas Perempuan lebih berfokus pada motif yang menyebabkan terjadinya perceraian. Misalnya motif disebabkan karena adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pegiat Mitra Wacana – Saktya Restu Baskaar mengatakan, rata-rata kasus perceraian terjadi karena faktor ekonomi dan ketidak harmonisan keluarga. Pihaknya juga sering mendampingi kasus perceraian sebagai advokat di Yogyakarta yang kasusnya juga terus meningkat, dan angka perceraian tertinggi terjadi di daerah Bantul, Sleman, & Kota Yogyakarta. Faktor tertinggi penyebab perceraian di masa pandemi diakibatkan oleh faktor ekonomi.

Restu menghimbau agar timbulnya kesadaran pemahaman adil gender dan saling keterbukaan komunikasi antara pasangan. Mencari solusi terbaik lebih bijak daripada menempuh jalur perceraian yang timbul akibat emosi secara spontan.

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Mitra Wacana Dorong Pemerintah Perkuat Pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia

Published

on

Jakarta, 10 November 2025 — Mitra Wacana turut berpartisipasi aktif dalam Konsultasi Nasional tentang Akses terhadap Pelindungan Sosial yang Layak dan Berkelanjutan bagi Pekerja Migran Indonesia yang diselenggarakan di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Migrant Forum in Asia (MFA) bekerja sama dengan Migrant Care, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dan Solidaritas Perempuan, dengan dukungan dari IOM melalui program Migration, Business and Human Rights in Asia (MBHR Asia) yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Swedia.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan serikat buruh ini bertujuan untuk memperkuat advokasi dan sinergi kebijakan dalam menjamin akses perlindungan sosial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), baik di tahap pra-penempatan, selama bekerja di luar negeri, maupun setelah kembali ke tanah air.

Dalam sesi diskusi, berbagai isu krusial mencuat, mulai dari minimnya akses pendidikan dan lapangan kerja yang layak di dalam negeri hingga praktik perekrutan yang tidak adil dan jeratan hutang yang menjerat calon pekerja migran. Kondisi ini, menurut para peserta, memperlihatkan bagaimana kemiskinan struktural masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

“Ketika pemerintah tidak menyediakan akses pendidikan dan pekerjaan yang layak, masyarakat akhirnya mencari penghidupan di luar negeri. Tapi di sana pun mereka menghadapi eksploitasi dan kekerasan, bahkan ada yang tidak kembali dengan selamat,” ungkap salah satu peserta diskusi yang menyoroti rentannya posisi pekerja migran di berbagai negara penempatan.

Mitra Wacana, melalui perwakilannya Nurmalia, menegaskan pentingnya tanggung jawab negara dalam memastikan perlindungan menyeluruh bagi PMI. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga internasional agar pekerja migran dan keluarganya memperoleh jaminan sosial yang adil.

“Negara harus hadir secara konkret, tidak hanya menjadikan PMI sebagai pahlawan devisa, tetapi juga memastikan mereka terlindungi dari hulu ke hilir. Kami mendesak pemerintah untuk memperkuat kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan perwakilan Indonesia di luar negeri, agar sistem perlindungan berjalan efektif dan tidak ada lagi korban yang dipulangkan tanpa pemulihan yang layak,” tegas Nurmalia, mewakili Mitra Wacana.

Konsultasi nasional ini juga merekomendasikan penguatan kebijakan jaminan sosial lintas negara serta sistem reimbursement yang memungkinkan pekerja mendapatkan layanan kesehatan sebelum dipulangkan. Para peserta berharap hasil diskusi ini menjadi pijakan bagi advokasi regional dalam memperjuangkan kebijakan yang lebih adil, berkelanjutan, dan berpihak pada pekerja migran.

Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperluas jaringan advokasi dan mendorong pembentukan kebijakan yang tidak hanya melindungi pekerja migran, tetapi juga memberikan jaminan kesejahteraan bagi keluarga mereka di tanah air.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending