web analytics
Connect with us

Kulonprogo

Peran Aktif P3A Putri Pertiwi Merespon Situasi Pandemi

Published

on

Sudah 1 tahun ini kita terus berjuang melawan penyebaran Covid-19. Dilansir dari website resmi Satgas Covid-19, angka kasus positif virus corona saat ini mencapai 1.571.824 kasus. Dari jumlah kasus positif tersebut ada 1.419.796 atau 90.3% yang dinyatakan sembuh sedangkan sebanyak 42.656 meninggal dunia. Hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama. Berbagai cara sudah dilakukan pemerintah dalam menekan penyebaran virus ini. Mulai dari membuat protokol kesehatan, membuat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala besar sampai dengan melakukan vaksinasi masal secara bertahap untuk masyarakat.

Pemerintah saat ini telah menetapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh masyarakat untuk mencegah penularan covid-19. Protokol kesehatan yang biasa disebut 5M adalah Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas. Kebijakan ini tidak akan berhasil menekan penyebaran virus covid-19 apabila tidak ada kesadaran masyarakat untuk bersama sama mematuhi prokol kesehatan.

Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 agar tidak memunculkan cluster baru. Masyarakat harus kembali beraktifitas dalam situasi pandemi dengan beradaptasi dengan kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Setiap orang/kelompok masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam pencegahan penyebaran virus. Berbagai cara bisa dilakukan, seperti yang dilakukan Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) Putri Pertiwi Kalurahan Nomporejo, Galur Kulonprogo.

Sabtu(10/4/2021) P3A Putri Pertiwi melakukan persiapan kegiatan sosial untuk membagikan ember cuci tangan yang akan didistrisbusikan ke 8 posyandu di kalurahan Nomporejo untuk mencegah penyebaran covid-19. Bu Supartinah selaku ketua P3A Putri Pertiwi mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai wujud peran aktif P3A di masyarakat. Seluruh anggota P3A Putri Pertiwi berharap dengan adanya ember cuci tangan ini akan bermanfaat untuk posyandu dalam memberlakukan protokol kesehatan disetiap kegiatan yang ada disana.

Dalam kegiatan tersebut hadir pula tim media Kalurahan Nomporejo yang meliput aktifitas P3A Putri Pertiwi. Peliputan ini dilakukan oleh salah satu anggota Media Desa Nomporejo. Hasil peliputan ini nantinya akan diolah menjadi sebuah video yang akan kita sebarkan ke masyarakat lewat media sosial tim media Kalurahan Nomporejo untuk menunjukkan peran aktif organisasi perempuan di desa kepada masyarakat.

(Yngvie A. Nadiyya)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Berita

Mitra Wacana Dorong Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo untuk Wujudkan Kalurahan Ramah Perempuan dan Anak

Published

on

Kulon Progo – Mitra Wacana gelar sosialisasi Kalurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) di tiga kapanewon Kabupaten Kulon Progo. KRPPA merupakan program yang didorong oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama pemerintah daerah, organisasi, dan masyarakat setempat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak.

KRPPA merupakan program nasional yang mendorong setiap kalurahan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan serta anak. Melalui sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk memahami dan berperan aktif dalam penerapan prinsip-prinsip KRPPA di lingkungan mereka.

Sosialiasasi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan komitmen KRPPA yang sebelumnya telah dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan di tingkat lokal, yakni Kalurahan Salamrejo, Sentolo, dan Demangrejo untuk wilayah Kapanewon Sentolo, Kalurahan Tirtorahayu, Nomporejo, dan Banaran untuk wilayah Galur, dan Kalurahan Hargotirto, Hargorejo, dan Kalirejo untuk wilayah Kapanewon Kokap. Pelakasanaan sosialisasi ini dilakukan selama enam hari di tiga kapanewon, masing-masing selama dua hari, yaitu Kapanewon Sentolo pada 20-21 Oktober 2025, Kapanewon Galur pada 22-23 Oktober 2025, dan penutupnya di Kapanewon Kokap pada 27-28 Oktober 2025, yang dihadiri oleh pemangku kepentingan lokal dari pemerintah Kalurahan, unsur penggerak perempuan, tokoh masyarakat dan kelompok P3A (Pusat Pembelajaran Perempuan&Anak) dampingan Mitra Wacana.

Selama dua hari kegiatan, peserta dari berbagai kalurahan di setiap kapanewon mendengarkan empat materi yang dipaparkan oleh pegiat Mitra Wacana. Sebelum sesi pemaparan materi dimulai, hari pertama kegiatan diawali dengan pre-test yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan setiap peserta tentang KRPPA. Selanjutnya, peserta mendapatkan dua materi, yaitu Hak dan Perlindungan Perempuan, serta Hak dan Perlindungan Anak. Kedua materi ini menyoroti pentingnya kesetaraan akses, perlindungan hukum, serta peran masyarakat dalam menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan anak.

Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan materi tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). SAPA merupakan sebuah inisiatif partisipatif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan kekerasan berbasis gender dan perlindungan anak. Di akhir kegiatan, diadakan juga post-test untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi yang telah disampaikan.

Materi tentang Hak dan Perlindungan Perempuan membahas berbagai bentuk diskriminasi berbasis gender, Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) sebagai payung hukum internasional dalam melindungi hak-hak perempuan, serta prinsip dan tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender. Setelah itu, dilanjutkan materi tentang Hak dan Perlindungan Anak membahas tentang landasan hukum dalam melindungi hak anak, serta berdiskusi tentang kasus-kasus pelanggaran hak anak, seperti kasus pernikahan anak, putus sekolah, dan keterbatasan ruang aman dalam bermain.

Hari kedua kegiatan dimulai dengan pemaparan materi Pengarutamaan Gender (PUG) dan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak). Dalam sesi PUG, tim Mitra Wacana menjelaskan kesetaraan gender tidak sekadar memperjuangkan hak perempuan, tetapi meningkatkan kapasitas dan partisipasi aktif perempuan dan laki-laki dalam pembangunan daerah. Tim Mitra Wacana juga menjelaskan indikator keberhasilan PUG meliputi partisipasi pengambilan keputusan, akses ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, keadilan sosial, dan kesadaran terhadap perubahan sosial.

“Kesetaraan gender bukan hanya tentang perempuan, tapi tentang bagaimana laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan,” tegas Alfi Rahmadani, tim Mitra Wacana, pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).

Setelah pemaparan PUG selesai, dilanjutkan dengan pemaparan Panduan Pelaksanaan Gerakan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) oleh Muhammad Mansur, tim Mitra Wacana. Gerakan SAPA menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga layanan, apparat hukum dan masyarakat dalam menciptakan sistem perlindungan yang cepat tanggap dan berkeadilan. Setelah menjelaskan tentang SAPA, Mansur mengajak semua peserta untuk berdiskusi tentang implementasi gerakan SAPA di tingkat kalurahan.

“Melalui gerakan SAPA, kita wujudkan lingkungan aman, setara, dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak,” ujar Mansur pada sosialisasi di Kapanewon Galur, Kamis (23/10/2025).

Melalui kegiatan ini, Mitra Wacana berharap adanya peningkatan kapasitas masyarakat, serta memperkuat pondasi pemahaman dan kesadaran kolektif dalam masyarakat tentang KRPPA. Selain itu, diharapkan proses kolaborasi ini dapat berjalan lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan demi terciptanya kalurahan yang setara, aman, dan inklusif bagi perempuan dan anak.

 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending