Sebanyak 30 warga Ngaran, Kaligesing bekerjasama dengan pemerintah desa setempat menyelenggarakan pelatihan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga sebagai tindak lanjut atas terbentuknya kelompok aktivis ngaran (AKPERAN) yang didampingi oleh mitra wacana wrc Yogyakarta di balai desa Ngaran, Kaligesing Purworejo, Senin (23/2) dimulai 09.00-15.00 WIB. Peserta pelatihan terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa warga desa Ngaran yang umumnya adalah para single parent dan perempuan kepala rumah tangga.
Salah seorang peserta Ngatim dari RT 2 menanyakan, apa yang sebaiknya dilakukan apabila ada korban? “Biasanya korban kekerasan cenderung menyalahkan diri sendiri, oleh karena itu perlu mendapat dukungan oleh orang lain dan kita minimal bersedia menjadi teman curhat”. Demikian Ovi menjelaskan.
Persoalan kekerasan terhadap perempuan bukan hanya tanggung jawab perempuan, namun laki-laki harus pula terlibat aktif dalam melakukan pencegahan, karena perempuan saat ini lebih banyak sebagai korban ketimbang laki-laki. Demikian yang disampaikan oleh Nurudin, kepala desa Ngaran dan berharap kepada mitra wacana untuk terus menerus menularkan ilmu kepada warga Ngaran. Sedangkan menurut Titik Mintarsih, salah satu pengurus P2TP2A kabupaten yang hadir menyatakan bahwa berdasarkan laporan yang masuk di BKBPP sampai akhir februari telah ada 7 kasus dan korbanya sebagian besar adalah perempuan dewasa dengan aduan kekerasan seksual. “saya berharap dengan adanya kelompok AKPERAN akan dapat membantu mencegah terjadinya KDRT” terangnya.(tnt)