web analytics
Connect with us

Radio SMART FM

Hari Air Sedunia : Kedaulatan Perempuan atas Air dan Pangan

Published

on

Senin (22/3/2021) Talkshow Mitra Wacana kali ini mengangkat tema “Kedaulatan perempuan atas air dan pangan” di Radio Smart FM Yogyakarta dengan narasumber Sana Ulaili (Ketua Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta) dan Setyaningsih Darmastuti (Bendahara Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta).

Tema ini diambil bertempatan dengan Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2021. Hari air sedunia diperingati tiap tahunnya untuk mengkampanyekan kesadaran dan upaya mencegah krisis air di masa depan. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan maupun manusia tidak akan bisa bertahan tanpa adanya air sehingga air menjadi kebutuhan primer bagi setiap makhluk hidup.

Persediaan air yang ada di sekitar kita sangat mempengaruhi persediaan pangan kita. Apabila sumber air terganggu maka ketersediaan pangan akan terancam karena dua hal ini sangat berkaitan. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi pandemic yang belum tau akan sampai kapan. Tentunya ini menjadi perhatian kita bersama, bagaimana kita bisa mempersiapkan dan memastikan akan kebutuhan pangan dan air kita tercukupi.

Tema kali ini narasumber membahas terlebih dahulu terkait dengan kedaulatan dan hak- hak perempuan. Menurut Sana Ulaili kedaulatan perempuan kalau dilihat dari perspektif gender atau konstruksi sosial,  perempuan selalu diletakkan didalam ranah domestik. Artinya ranah kerja, peran dan tanggung jawab perempuan hanya seputar urusan rumah saja seperti mencuci, memasak, mengasuh, dan itu masih terjadi di mana-mana. Sehingga masih banyak perempuan yang mengalami problem atas kedaulatannya sendiri.

Kalau berbicara tentang hak-hak perempuan sebagai wujud kedaulatan perempuan itu sendiri seharusnya perempuan mempunyai ruang aman sehingga bebas dari kekerasan baik fisik, psikis, ekonomi maupun seksual. Kemudian perempuan juga harus diakui secara setara, peran dan posisi dimanapun artinya perempuan tidak disubordinasikan / dinomorduakan. Perempuan juga punya hak untuk dihargai hasil kerjanya seperti laki-laki dengan nilai kerja yang sama sehingga terbebas dari marginalisasi ekonomi. Perempuan harusnya juga mempunyai beban kerja yang sama dengan laki-laki sehingga tidak mengalami beban ganda. Perempuan juga berhak untuk dilepaskan dari stigma-stigma yang menghalangi ruang geraknya. Situasi ini lah yang membuat perempuan kehilangan kedaulatannya. Karena didalamnya ada budaya patriarkhi yang lekat dengan kekerasan, subordinasi, marginalisasi ekonomi, beban ganda dan stigma-stigma tersebut.

Kalau berbicaraa terkait kedaulatan perempuan atas air dan pangan, Setyaningsih Darmastuti menyampaikan bahwa perempuan sering sekali ditinggalkan dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan atas air dan pangan. Padahal kita tau bersama bahwa akibat persoalan pangan dan air, perempuan akan mendapatkan dampak secara khusus yang tidak netral gender. Artinya apabila terjadi krisis pangan / air maka perempuanlah yang akan mengalami dampak secara langsung seperti beban ganda karena ditugaskan diranah domestik. Belum lagi kalau dikaitkan dengan kebutuhan air saat mengalami mestruasi / nifas.

Diakhir sesi talkshow Sana Ulaili menekankan bahwa penting sekali untuk mendorong adanya pembagian peran tanggung jawab dalam keluarga yang memberikan ruang lebih kepada perempuan, sehingga perempuan tidak mengalami lagi beban ganda. Sedangkan Setyaningsih Darmastuti menyampaikan bahwa perempuan tidak terlepas dari kebutuhan pangan dan air, apabila terjadi krisis maka perempuanlah yang mengalami dampak paling besar. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Radio SMART FM

Tenaga Kesehatan Sebagai Pahlawan Kemerdekaan

Published

on

Pada Senin (16 Agustus 2021), Mitra Wacana kembali mengadakan Talkshow di Radio Smart 102.1 FM Yogyakarta, dengan tema “Nakes Sebagai Pahlawan Kemerdekaan” bersama narasumber Dr. Abdul Latief (Direktur Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta).

Perbincangan dimulai dengan pembacaan kutipan dari Presiden Joko Widodo oleh moderator, berisi ucapan terima kasih serta pemberian penghargaan Bintang Jasa yang berkaitan dengan hari kemerdekaan RI, sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap pihak tenaga kesehatan yang telah berjuang dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia.

Adanya dukungan dari pemerintah serta masyarakat tentu saja membuat pihak tenaga kesehatan, yang terdiri dari para dokter dan perawat untuk selalu bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama dua tahun dan sudah banyak pula para tenaga medis dari berbagai rumah sakit, puskesmas, dan klinik yang telah gugur saat menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi. Tercatat sebanyak 17 tenaga kesehatan di RS Pratama Yogyakarta yang telah gugur selama proses penanganan pandemi COVID-19.

Menurut Dr. Abdul Latief, terdapat dua sisi yang perlu dikuatkan oleh para tenaga medis dalam penanganan COVID-19, yakni sisi primer dan sekunder. Sisi primer, yaitu nakes perlu giat melakukan tracing dikarenakan terkadang masih banyak orang yang tidak memeriksakan diri ketika mengalami gejala COVID-19. Sisi sekunder, dari segi rumah sakit sebagai penyedia fasilitas kesehatan perlu melakukan upaya lebih dikarenakan banyak orang yang menolak melakukan tes COVID-19. Fasilitas kesehatan di rumah sakit juga perlu ditingkatkan karena masih banyak terdapat kekurangan APD, tabung oksigen, disinfektan, dll.

Grafik kasus COVID-19 di bulan Agustus 2021 telah menurun jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, dimana sempat terjadi fenomena seperti banyak rumah sakit yang penuh karena banyaknya pasien yang masuk serta adanya kekurangan persediaan oksigen. Peningkatan kasus yang sempat terjadi disebabkan oleh mulai kurangnya kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan, serta munculnya banyak jenis varian baru dari COVID-19. Hal ini kemudian menjadi kendala yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan dalam upaya menangani pandemi. Banyak informasi negatif terkait pandemi COVID-19 yang beredar di internet dan media sosial juga menjadi tantangan tersendiri bagi nakes.

Di DIY, vaksinasi pertama kali telah dilakukan di Rumah Sakit Pratama pada bulan Februari 2021 lalu, dengan menggunakan vaksin jenis Sinovac. Di DIY saat ini terdapat sekitar 150.000 warga yang telah melakukan vaksinasi. Meskipun begitu, target vaksinasi yang ingin dicapai ialah 1.000 orang per hari. Hal ini diperlukan karena apabila vaksin telah diberikan kepada 75% dari total penduduk di Indonesia, maka akan dapat segera mencapai herd immunity (kekebalan kelompok), sehingga pandemi dapat segera berakhir.

Menurut Dr. Abdul Latief, dukungan dari keluarga memberikan semangat dan ketegaran bagi para nakes untuk tidak menyerah dalam menjalankan tugasnya. Dukungan dari sesama rekan tenaga kesehatan juga diperlukan dalam menghadapi beratnya tanggung jawab yang dijalankan, dengan saling menguatkan satu sama lain. Ditambah dengan fenomena banyaknya para nakes yang mengalami kejadian seperti dikucilkan oleh lingkungan tempat tinggalnya ketika pulang dari bekerja, karena ditakutkan akan turut menyebarkan COVID-19.

Dukungan dari masyarakat dengan bersedia mengikuti protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi juga menjadi bentuk dukungan terhadap para nakes, serta sebagai wujud menghargai perjuangan mereka. Adanya penghargaan Bintang Jasa bagi para pihak tenaga kesehatan yang telah gugur juga merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap perjuangan nakes. Dalam hal ini nakes tidak berjuang sendirian, namun bersama-sama dengan berbagai pihak yang tak lain adalah pemerintah dan masyarakat. Semua memiliki peranan dalam menghadapi pandemi COVID-19 supaya pandemi bisa segera berakhir.

Continue Reading

Trending