web analytics
Connect with us

Rilis

Hingga Mei 2016, Tercatat 36 Kasus Kekerasan Seksual di Banjarnegara

Published

on

Pertemuan BKBPP Banjarnegara dengan Mitra Wacana WRC, foto Desi

Melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan, Ibu Pinasti , BKBPP (Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan) kabupaten Banjarnegara mencatat 36 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak selama Januari sampai dengan Mei 2016. Sedangkan untuk tahun sebelumnya, 2015, KBPP mencatat 64 kasus serupa yang sebagian besa korbannya adalah perempuan dan anak. “Kondisi ini menjadi salah satu pijakan KBPP menginginkan keberadaan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) ada di tingkat desa”, ungkapnya, dalam pertemuan dengan Mitra Wacana Yogyakarta di kantor KBPP pada Selasa, (14/6/16).

Menurut Pinasti, keberadaan PPT di tingkat desa nantinya diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat terutama para korban dan keluarga untuk mendapatkan layanan dasar yang dibutuhkan. Pinasti menambahkan bahwa tingginya angka kekerasan yang tercatat di KBPP menjadi indicator kuat bahwa masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk berani melapor. Menurut Fatkhur, staff bidang pemberdayaan masyarakat KBPP mengungkapkan bahwa perlu ada sinergi yang terus-menerus untuk mempromosikan keberadaan layanan bagi korban kekerasan.

Dalam pertemuan tersebut, tim dari Mitra Wacana masing-masing Desi Wulandari, Nata Eka Saptiana, Dewi Wulansari, Purwanti (pendamping komunitas), Mansur (kordinator lapangan) dan Sony Marsana membahas keberadaan Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) di kecamatan Susukan (desa Berta dan Karngjati), Punggelan (Petuguran dan Bondolharjo) agar dapat terintegrasi dalam jaringan KBPP, terlebih menurut Desi dan Mansur, P3A sudah memiliki bilik konseling bagi korban kekerasan. (Desi/tnt)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita

Kunjungan Volunteer Mitra Wacana ke Desa Hargorejo

Published

on

Oleh India Lewis & Charli Kay

Volunteer Mitra Wacana

Pada Rabu, 5/6/2024, kami, volunteer Mitra Wacana India dan Charli dari Australia, berkunjung ke desa Hargoreja untuk melaksanakan presentasi relasi gender. Kunjungannya merupakan kesempatan khusus untuk membagi pengetahuan lintas-budaya, hingga ada banyak pembelajaran yang terjadi bagi kedua sisi.

Presentasinya mencakup tiga aspek relasi gender, yaitu peran gender di sekolah, peran gender dalam pacaran, dan peran perempuan dalam tenaga kerja. Sebagai pemandu diskusi, kami membahas keadaan isu ini di Australia, sambil bertanya kepada ibu-ibu di sana tentang pengalaman mereka. Kami mencari beberapa kemiripan dan perbedaan antara kedua budaya kita. Ternyata ada cukup banyak kemiripan terkait dengan sekolah. Kami membahas stereotip seperti perempuan yang lebih suka pelajaran humaniora, dan laki-laki yang lebih suka sains dan matematika.

Ibu-ibu dari Hargorejo setuju bahwa ini merupakan masalah di Indonesia yang mencegah perempuan dari bekerja dalam bidang sains dan matematika. Namun, ada cukup banyak perbedaan antara Australia dan Indonesia dalam dunia pacaran dan pernikahan. Rata-rata, perempuan Australia menikah pada usia 27, dan laki-laki pada usia 33. Usia rata-rata ini lebih rendah di Indonesia; 21 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki. Akhirnya, kami membahas beberapa alasan untuk kekurangan jumlah Perempuan yang masuk ke tenaga kerja di kedua negara kita. Salah satunya adalah ketidaktersediaan alat kontrasepsi, dan ibu-ibunya penasaran bertanya tentang metode kontrasepsi di Australia.

Kunjungannya diakhiri dengan percakapan yang lebih kasual, dan tentu saja foto bersama. Untuk saling berbagi budaya masing-masing merupakan aktivitas yang sangat penting dan bermanfaat. Dari sesi ini, kami mendapat perspektif baru terhadap budaya kami berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu Indonesia. Semoga, ibu-ibunya juga bermanfaat dari perspektif kami, dan bisa belajar tentang budaya Australia dan budayanya sendiri.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending