web analytics
Connect with us

Rilis

Profil Kelurahan Sindurjan Kabupaten Purworejo

Published

on

Kabupaten Purworejo

PROFIL KELURAHAN SINDURJAN

Moto
Dengan tekad pengabdian siap melayani masyarakat dengan ramah, tepat, cepat & Professional

Visi

Profesional dalam membina, melayani danm emfasilitasi menuju kesejahteraan masyarakat

Misi
1) Menyelenggarakan tugas pemerintahan
2) Menyelenggarakan tugas pembangunan
3) Menyelenggarakan tugas kemasyarakatan
4) Menyelenggarakan tugas administrasi pemerintahan kelurahan Sindurjan.
5)Melaksanakan sebagian kewenangan camat purworejo yang di limpahkan padakelurahan

Janji layanan

1) Kami siap melayani masyarakatdengan sikap ramah, sopan, tulus, ikhlas.
2) Kami siap melayani masyarakat dengan secara cepat, benar & maksimal.
3) Kami siap melayani dengan standar waktu cepat.
4) Kami siap melayani masyarakat secara professional dengan memberikan perlakuan yang sama agar masyarakat perduli.

Wilayah : Kelurahan Sindurjan terletak di wilayah kecamatan purworejo, kabupaten purworejo, Jawa Tengah.

Secara administratif terdiri dari 8 RW dan 37 RW

Batas Administrasi Kelurahan Sindurjan

Sebelah utara : Mranti
Sebelah Selatan : Pangen Juru Tengah
Sebelah timur : Purworejo
Sebelah barat : Paduroso

Kelembagaan Pemerintah

1) Lurah : H. Muhamad Komari, SIP
2) Sekertaris : Galuhbakti P.S, STP, Staf : Amat Kulyabi : Indrianinurhanifah A.MD
3) Kasi pemerintahan : Sujoko R.S  ->Staf : Karnoto teguh W
4) Kasi pembangunan : Ana sumiyarsi, SE
5) Kasi kesejahteraan rakyat : NK Ardiningsih, SE
6) Kasi pemberdayaan masyarakat: Zubaedi ->Staf : Sutiyah BSC

Kependudukan

Jumlah penduduk kelurahan Sindurjan menurut jenis kelamin berjumlah 6.570 orang dengan estimasi 3.108 laki – laki dan 3.462 perempuan.

Jumlah penduduk menurut agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa yaitu:

1) Islam : 6.600 orang
2) Kristen : 328 orang
3) Katolik : 266 orang
4) Hindu : 15 orang
5) Budha : 5 orang

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

1) Pensiun :387 orang
2) PNS : 404 orang
3) TNI : 286 orang
4) Kepolisian : 25 orang
5) Perdagangan : 72 orang
6) Petani : 53 orang
7) Peternak :1 orang
8) Perikanan :1 orang
9) Peneliti :1 orang
10) Sopir : 1 orang
11) Wiraswasta :706 orang
12) Karyawan swasta :873 orang
13) Karyawan BUMN : 4 orang
14) Karyawan BUMD : 2 orang
15) Buruh harian lepas : 478 orang
16) Buruhtani : 9 orang
17) Pekerja rumah tanggat : 10 orang
18) Tukang listrik : 2 orang
19) Tukang batu : 2 orang
20) Penata rambut : 1 orang
21) Wartawan : 1 orang
22) Dosen : 2 orang
23) Guru : 122 orang
24) Dokter : 11 orang
25) Bidan : 2 orang
26) Perawat : 14 orang
27) Ibu rumah tangga : 1.046 orang
28) Belum bekerja : 1.382 orang

Kelembagaan Ekonomi

1) Toko : 13
2) Warung : 56
3) Bank : 1
4) Pengacara : 2
5) Supermarket : 2
6) ATM : 1
7) Kios foto copy : 4

Kelembagaan Pendidikan

1) PAUD : 3bangunan
2) TK : 5bangunan
3) SD :3 bangunan
4) SLTP : _
5) SLTA NEGRI : 2 bangunan
6) SLTA SWASTA : 1bangunan
7) Kejarpaket ; 1 bangunan
8) Pondokpesantren : 2 bangunan
9) SLB : 2 bangunan

Sarana Prasarana

Peribadatan
1) Masjid : 1
2) Mushola : 15
3) Gereja : _
4) Vihara : _
5) Pura : –

Prasarana perhubungan

1) Jalan dusun : 7 KM
2) Jalan desa : 2 KM
3) Jalan Ekonomi : 6 KM
4) Jalan protokol : 7 KM
5) Jalan propinsi : 1 KM

Prasarana Pengairan

1) Saluran irigasi : 3 meter
2) Gorong – gorong : 12 buah
3) Pembagian air : 3 buah

Prasarana kesehatan

1) Puskesmas pembantu : 1 bangunan
2) BKIA : 1 bangunan
3) RS bersalin : 1 bangunan

Penyandang masalah kesejahteraan social [PMKS ]

1) Anak balita terlantar : 21 L 16 P
2) Anak terlantar : 59 L 43 P
3) Anak nakal : 11 L
4) Wanita rawan sosial ekonomi : 73 P
5) Lanjut usia terlantar : 14 L 50 P
6) Anak cacat : 3 L 3 P
7) Penyandang cacat : 73 orang
8) Keluarga fakir miskin : 442 orang
9) Keluarga rumah tak layak huni : 91 orang
10) Keluarga bermasalah sosial : 5 orang

Potensi Kelurahan

1.Pemukiman
Kelurahan Sindurjan memang sangat berpotensi sebagai kawasan pemukiman karena berada di perkotaan dengan sarana prasarana yang relative lengkap & kemudahan akses untuk menjangkau lokasi fasilitas umum yang di butuhkan masyarakat. Walaupun masih banyak rumah – rumah dipinggir rel kereta api, kebanyakan mereka pendatang, sehingga masih banyak terjadi KDRT. Dlm minggu keda bulan maret ada 2 kasus yang sudah melapor ke P2TP2A.

2.Sarana pendidikan
Sarana pendidikan cukup memadaidari PAUD, TK, SD, SLTA, KEJAR PAKET, PONPES & SLB sudah tersebar secara merata di wilayah kelurahan sindurjan.

Kelembagaan

Kelembagaan dari kelurahan, PKK, PNPM, KIM, PLKB, karang taruna sudah terjalin dengan baik sehingga pembangunan dalam bidang bina masyarakat , bina lingkungan & bina usaha dapat berjalan lancar.

3.Perekonomian
Di kelurahan Sindurjan ada beberapa home industri
Home industri yang meproduksi aneka roti bolu dan sudah dapat melayani pesanan ratusan roti. Home industri memproduksi roti tawar dansudah bias memasok hamper seluruh pedagang roti bakar di kabupatenPurworejo.
Distributor mie instan, permen &aneka plastic.

Ada  1 radio “ POP FM “

Kegiatan – kegiatan penting

1) Merti desa masih dilakukan 1 tahun sekali.
2) Pengajian PKK rutin di lakukan tiap bulan.
3) Arisan / perkumpulan PKK kelurahan rutin dilakukan setiap tgl 4.
4) Melalui PNPM sudah melakukan beberapa pelatian diantaranya :menyulam, memasak, computer, bordir.
5) Mengajukan proposal untuk perombakan 20 rumah @ Rp 5.000.000 dengan kriteria: tanah bersertifikat, lantai tanah, dinding bambu.
6) Pertemuan PLKB rutin di lakukan setiap tgl 20 di balai pertemuan Sindurjan.
7) KIM [kelompok interaktif masyarakat ] anggotanya dari semua RW pertemuan sebulan sekali ,tempat bergilir.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita

Kunjungan Volunteer Mitra Wacana ke Desa Hargorejo

Published

on

Oleh India Lewis & Charli Kay

Volunteer Mitra Wacana

Pada Rabu, 5/6/2024, kami, volunteer Mitra Wacana India dan Charli dari Australia, berkunjung ke desa Hargoreja untuk melaksanakan presentasi relasi gender. Kunjungannya merupakan kesempatan khusus untuk membagi pengetahuan lintas-budaya, hingga ada banyak pembelajaran yang terjadi bagi kedua sisi.

Presentasinya mencakup tiga aspek relasi gender, yaitu peran gender di sekolah, peran gender dalam pacaran, dan peran perempuan dalam tenaga kerja. Sebagai pemandu diskusi, kami membahas keadaan isu ini di Australia, sambil bertanya kepada ibu-ibu di sana tentang pengalaman mereka. Kami mencari beberapa kemiripan dan perbedaan antara kedua budaya kita. Ternyata ada cukup banyak kemiripan terkait dengan sekolah. Kami membahas stereotip seperti perempuan yang lebih suka pelajaran humaniora, dan laki-laki yang lebih suka sains dan matematika.

Ibu-ibu dari Hargorejo setuju bahwa ini merupakan masalah di Indonesia yang mencegah perempuan dari bekerja dalam bidang sains dan matematika. Namun, ada cukup banyak perbedaan antara Australia dan Indonesia dalam dunia pacaran dan pernikahan. Rata-rata, perempuan Australia menikah pada usia 27, dan laki-laki pada usia 33. Usia rata-rata ini lebih rendah di Indonesia; 21 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki. Akhirnya, kami membahas beberapa alasan untuk kekurangan jumlah Perempuan yang masuk ke tenaga kerja di kedua negara kita. Salah satunya adalah ketidaktersediaan alat kontrasepsi, dan ibu-ibunya penasaran bertanya tentang metode kontrasepsi di Australia.

Kunjungannya diakhiri dengan percakapan yang lebih kasual, dan tentu saja foto bersama. Untuk saling berbagi budaya masing-masing merupakan aktivitas yang sangat penting dan bermanfaat. Dari sesi ini, kami mendapat perspektif baru terhadap budaya kami berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu Indonesia. Semoga, ibu-ibunya juga bermanfaat dari perspektif kami, dan bisa belajar tentang budaya Australia dan budayanya sendiri.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending