Rilis
Setiap Anak Berhak Mendapatkan Perlindungan
Published
9 years agoon
By
Mitra Wacana
Mitra Chatting
Tema Pendidikan Anak
Menurut Astriani, staff divisi pendidikan publik Mitra Wacana Women Resource Center (WRC) menyatakan bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan. Pernyataan ini terungkap dalam sesi wawancara pada Jum’at (17/6/16) di kantor Mitra Wacana WRC, Gedongan Baru N0 42 RT 006 RW 43 Pelemwulung Banguntapan, Bantul 55198. Berikut ini adalah petikan wawancara Sophia dengan Astriani.
Sophia: Silahkan anda perkenalkan dulu, siapa nama anda? Di Mitra Wacana bagian apa?
Astriani: Terima kasih. Saya Astriani, saya di Mitra Wacana di bagian divisi penyidikan publik.
Sophia: Sudah berapa lama kerja di sini?
Astriani: Saya bergabung dengan Mitra Wacana dari 2010, pertama kali di Mitra Wacana sebagai relawan untuk mengelola data. Sampai sekarang sudah beberapa kali mengalami pergantian divisi. Saya pernah di divisi support data, media, sekretaris dan saat ini di divisi pendidikan publik.
Sophia: Kenapa mbak Astri bersedia menjadi pegiat Mitra Wacana?
Astriani: Di Mitra Wacana kita bisa belajar banyak, apa itu gender bagaimana mencegah kekerasan seksual, terutama untuk perempuan anak dan kaum marjinal. Kita juga bisa belajar cara mengenali unsur perdagangan orang (trafficking) serta bagaimana melakukan pencegahannya. menarik sekali ketika kita bisa bergabung bersama Mitra Wacana untuk itulah kenapa saya sampai saat ini masih bertahan dan tertarik mendalami isu perempuan dan anak.
Sophia: Menurut anda apa itu pendidikan anak?
Astriani: Menurut saya, pendidikan itu suatu pembelajaran yang diberikan untuk anak-anak tetapi caranya adalah kita memberikan stimulasi atau memberikan rangsangan kepada anak karena itu nanti bisa sebagai upaya persiapan pendidikan lanjutan bagi anak baik itu kesiapan aspek fisik kemudian psikis kemudian motorik. Kemudian aspek sosialnya.
Sophia: Kenapa mbak Astri tertarik dengan pendidikan Anak?
Astriani: Pengalaman saya selama ini, karena dunia anak itu sangat menarik. Unik sekali. Banyak sekali kejutan yang diberikan oleh anak saat kita berinteraksi dengannya. Setiap hari berkembang pemikirannya dan pertumbuhannya jadi saya sangat tertarik dengan dunia anak.
Sophia: Menurut mbak Astri apa Prinsip Pendidikan Anak?
Astriani: Ada beberapa catatan yang saya ketahui mengenai prinsip pendidikan anak, yaitu:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak-anak. Sebagai orang dewasa kita hanya memberikan rasangan dan dorongan untuk perkembangannya.
2. Belajar melalu bermain, anak bisa bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk anak, sehingga anak nyaman untuk belajar. Lingkungan yang aman, nyaman, dan sehat
4. Mengembangkan berbagai kecakapan hidupnya. Ini dengan proses pembiasaan. Sehingga anak bisa disiplin, mandiri dan belajar bertanggung jawab
5. Menggunakan berbagai media yang edukatif dan menarik. Itu bisa kita siapkan atau dengan mengajak anak belajar di lingkungan sekitar.
6. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang supaya anak mudah memahami
Sophia: Apa saja hak anak? Mbak Astri bisa mengelaskan?
Astriani: Secara umum, kami memahami ada empat hak anak
1. Hak hidup, anak punya hak hidup sejak dalam kandungan
2. Hak tumbuh kembang, anak dibiarkan untuk bisa tumbuh dan berkembang sesuai perkembangan usianya
3. Hak perlindungan, orang dewasa memberikan perlindungan untuk anak supaya anak tidak mengalami kekerasan
4. Hak partisipasi, anak didorong untuk bisa menyampaikan pendapatnya. Mengeluarkan aspirasinya. Dan ketika anak sedang berbicara kita harus mendengarkannya
Sophia: Kenapa anak perlu dilindungi dari kekerasan, khususnya kekerasan seksual?
Astriani: Karena, menurut saya mereka (anak-anak) belum bisa melindungi dirinya sendiri seperti orang dewasa, kita harus melindungi anak tersebut terutama dari bahaya kekerasan seksual, maupun kekerasan yang lain. Kita bisa mulai mengajarkan anak untuk bisa sensitive (peka) ketika ada kekerasan. Ketika ada orang asing yang memberikan permen misalnya, kita bisa ajarkan anak untuk menolak/waspada. Kita juga bias memberikan pengetahuan kepada anak untuk berteriak ketika ada orang yang tidak dikenal mencoba menyentuh bagian tubuhnya
Sophia: Apa yang dilakukan Mitra Wacana untuk mencegah kekerasan terhadap anak?
Astriani: Mitra Wacana melakukan kampanye untuk pencegahan kekerasan seksual bagi perempuan dan anak. Hal itu dilakukan dengan sosialisasi ke sekolah–sekolah dan juga mengadakan diskusi bersama orang tua anak untuk belajar apa itu kekerasan seksual dan cara pencegahannya.
Sophia: Apa yang anda pikirkan tentang anak dan pendidikan anak?
Astriani: Biarkan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan usianya. Sebagai orang dewasa tugas kita hanya memfasilitasi anak untuk bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal.
You may like
Berita
BIOSKOP RAKYAT FEST #2 MENJADI AJANG EDUKASI PENCEGAHAN PERDAGANGAN ORANG
Published
2 months agoon
29 September 2025By
Mitra Wacana
Kulon Progo, 27 September 2025 – Demangan Media menyelenggarakan Bioskop Rakyat Fest #2 pada Sabtu (27/9/2025) di Padukuhan Demangan, Kalurahan Demangrejo, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Demangan Media merupakan salah satu media desa dampingan Mitra Wacana yang beranggotakan generasi muda Padukuhan Demangan dengan minat dan potensi di bidang sinematografi. Bioskop Rakyat Fest menampilkan film-film hasil produksi Demangan Media, Mitra Wacana, dan Deduktif.id, yang sarat dengan isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), topik yang menjadi fokus utama Mitra Wacana.
Film yang diputar antara lain Pinjol; Judol (DMC Pictures x Sekolah Vokasi UGM), Galmaling (Konon Katanya Studio), Ater Ater (DMC Pictures), Bundhet (Rofiq Art Studio), Pekerja Migran Indonesia (Media Desa se-Kapanewon Sentolo x Mitra Wacana), Kekerasan Berbasis Gender Online (Nawasena Films x Mitra Wacana), dan Neraka Perbatasan: Jejak Mafia Judol & Perbudakan (Deduktif.id).
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia, Lurah Demangrejo, dan Panewu Sentolo. “Kalurahan Demangrejo ini menyampaikan keresahan sosial masyarakat melalui media yang sangat bagus,” ujar Panewu Sentolo. “Kegiatan ini sangat menarik dan bermanfaat. Melalui media ini, kita bisa mendapatkan banyak hal positif,” tambahnya.

Acara ini terselenggara atas dukungan dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Mitra acana, BP3MI/KP2MI dan Padukuhan Demangan, Demangrejo sebagai tuan rumah dan penyelenggara atas nama Demangan Media (DMC),” Terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas dukungan dari berbagai pihak atas terselenggaranya Bioskop Fest 2 di Padukuhan Demangan Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo di tahun 2025 ini,” ujar Ketua Panitia Dukuh Demangan Heriyanto.
Rangkaian acara diperkaya dengan sosialisasi, penampilan musik, dan pemutaran film. Sosialisasi pertama menghadirkan Panggah Widiandana, S.Kom., M.Kom., Wicaksono, dan Rokhayati, S.ST., M.Kom., dari Universitas Islam Mulia Yogyakarta. Mereka memperkenalkan aplikasi Pandurejo, sebuah platform digital pendataan untuk Posyandu Balita dan Remaja.
Setelah itu, ditayangkan film Kekerasan Berbasis Gender Online karya Nawasena Films x Mitra Wacana, yang mengangkat kisah nyata perdagangan orang dan scam daring. Pemutaran film ini dilanjutkan dengan sosialisasi bersama Muazim dari Mitra Wacana dan perwakilan dari Badan Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Yogyakarta. Mereka menekankan pentingnya perlindungan pekerja migran, mengingat Demangrejo merupakan salah satu Desa Migran Emas yang mendapatkan akses informasi terkait pekerjaan migran yang adil, aman, dan bermartabat.

Film berikutnya, Pekerja Migran Indonesia Nyaman karya Media Desa se-Kapanewon Sentolo x Mitra Wacana, diikuti dengan sesi berbagi pengalaman dari Muslimah, warga Demangan yang pernah mengikuti program migran ke Jepang pada tahun 2017–2020. Ia memberikan tips penting sebelum bekerja di luar negeri, seperti waspada terhadap iming-iming proses mudah, menyiapkan lima kesiapan (dokumen, keterampilan, fisik dan mental, bahasa, dan budaya negara tujuan), menghindari negara konflik, serta memeriksa legalitas agen penyalur. Ia juga menyarankan penggunaan situs resmi Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mengecek informasi lapangan kerja di negara tujuan.
Pemutaran film dilanjutkan dengan Bundhet karya Rofiq Art Studio, Pinjol karya Demangan Media Channel x Sekolah Vokasi UGM 2024, dan Judol karya Demangan Media Channel x Sekolah Vokasi UGM 2025. Seusai pemutaran, Dr. Supriyono yang merupakan dosen UGM memberikan sosialisasi singkat mengenai modus penipuan daring, khususnya terkait pinjaman online ilegal dan perjudian online. “Penipuan lowongan kerja biasanya menjanjikan gaji tinggi dan proses mudah. Sesuatu yang terlihat terlalu manis, hampir pasti bohong,” tegasnya.

Acara kemudian menampilkan film lokal Ater Ater oleh Demangan Media Channel dan Galmaling karya Konon Katanya Studio. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan meriah melalui penampilan musik dari DJ VWXYZ. ”Acara ini merupakan acara tahunan yang diinisiasi oleh anak muda Demangan, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo, acara tahun ke-2 ini di tahun 2025 menghadirkan bintang tamu dari Mitra Wacana DJ VWXYZ untuk memberikan hiburan unik tersendiri dan berbeda bagi masyarakat desa”, ujar Koordinator kegiatan Aji Saputra Jogoboyo Kalurahan Demangrejo.
(Maria Ingridelsya J. Kolin, Magang UAJY)








