Arsip
Mitra Wacana dan Pemkab Banjarnegara adakan TOT Anti Kekerasan

This post is also available in:
Indonesia
Selama bulan Mei-Juni 2012, Mitra Wacana bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam hal ini Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) mengadakan TOT Penanganan Korban Kekerasan Berbasis Gender. TOT ini diikuti oleh PPT Kecamatan di seluruh Kabupaten Banjarnegara. Pelatihan diselenggarakan 4 kali. Pertama, diselenggarakan di Gedung PKK pada tanggal 9-10 Mei 2012 diikuti oleh perwakilan PPT di seluruh kecamatan se- Banjarnegara. Kedua, diselenggarakan di Kecamatan Wanayasa pada tanggal 23-30 Mei 2012 dengan peserta PPT dari kecamatan Wanayasan, Pejawaran, Pandanarum, Batur, dan Kalibening. Ketiga, di Kecamatan Mandiraja pada tanggal 5-6 Juni 2012 dengan peserta PPT dari Kecamatan Purwonegoro, Rakit, Mandiraja, Wanadadi, Susukan, Punggelan, dan Klampok. Sedangkan pelatihan keempat diselenggarakan pada tanggal 12-13 Juni 2012 di Gedung PKK Banjarnegara, dengan peserta PPT di wilayah kota, yakni Kecamatan Pagedongan, Sigaluh, Madukara, Bawang, Banjarmangu, Kutabanjar, dan Pagentan. Jumlah keseluruhan yang terlibat dalam acara tersebut adalah sebanyak 120 orang.
Fasilitator dan narasumber berasal dari Mitra Wacana, BKBPP Banjarnegara, dan BP3AKB Semarang. Para peserta terlihat cukup antusias mengikuti pelatihan. Selain saling berbagi pengalaman, peserta juga melakukan simulasi/ roleplay tentang konseling dan pendampingan korban kekerasan berbasis gender. Roleplay yang dilakukan para peserta cukup menarik, dan mampu memberikan gambaran pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan pada sesi sebelumnya.
Hampir seluruh pelatihan menghasilkan kesepakatan untuk melakukan advokasi anggaran bagi upaya penghapusan kekerasan berbasis gender di level kecamatan sebagai salah satu dari rencana tindak lanjut pelatihan. TOT terakhir yang diselenggarakan di Gedung PKK Banjarnegara sedikit berbeda dibandingkan dengan TOT sebelumnya. Terdapat satu materi tambahan, yakni penggunaan teknologi informasi dalam upaya pencegahan dan reporting kasus kekerasan berbasis gender di Banjarnegara. Materi ini difasilitasi oleh Yossy Suparyo dari Combine Resource Indonesia (CRI). Tambahan materi ini berpengaruh pula terhadap rumusan RTL pelatihan. Selain melakukan advokasi anggaran, mereka sepakat untuk menyelenggarakan pelatihan khusus yang membahas mengenai Teknologi Informasi dalam upaya Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender. (tiks)
Arsip
Mitra Wacana dan Tantangan Kedepan

This post is also available in:
Indonesia
Talkshow Mitra Wacana
Senin (22/2/2021) Talkhsow Mitra Wacana menghadirkan Wahyu Tanoto (Sekretaris Dewan Pengurus Mitra Wacana Yogyakarta) di Sonora 97.4 FM membahas tema “Mitra Wacana dan Tantangan Kedepan” selama 1 jam.
Dalam talkshow tersebut , Wahyu Tanoto mengungkapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan hak yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin. Akan tetapi banyak perlakuan diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin terutama perempuan. Ketidakadilan di masyarakat ini kalau tidak direduksi akan berdampak pada pelanggengan ketidakadilan secara terus-menerus. Hal inilah yang mendasari didirikannya Mitra Wacana Yogyakarta sampai saat ini. Selain itu Wahyu tanoto juga menjelaskan tujuan dan mimpi besar dibentuknya Mitra Wacana Yogyakarta karena ingin memberikan layanan dan informasi seputar perempuan dan anak dan ikut terlibat dalam membangun bangsa. Mitra Wacana Yogyakarta sebagai lembaga yang peduli terhadap perempuan dan anak ini, tidak hanya bergerak wawasan (pemikiran) saja tetapi juga turun langsung menjangkau masyarakat sebagai kekuatan sosialnya.
Sejak dibentuk tahun 1996, Mitra Wacana Yogyakarta sudah mengalami berbagai dinamika lembaga, mulai dari pergantian pengurus sampai dengan penyesuain strategi lembaga dalam pendampingan karena adanya wabah pandemic yang terjadi saat ini. Melihat perkembangan yang terjadi saat ini, Mitra Wacana Yogyakarta juga harus melakukan adaptasi dan strategi baru. Berbagai penataan dilakukan mulai dari peningkatan kapasitas bagi setiap pegiat mitra wacana, melakukan penyusunan standar operasional prosedur untuk setiap kegiatan serta melakukan restrukturisasi agar lebih efisien.
Disela-sela Talkshow tersebut ada sahabat Sonora yang bertanya kepada narasumber terkait bagaiamana caranya berkoborasi dengan Mitra Wacana Yogyakarta. Wahyu Tanoto selaku narasumber mengungkapkan bahwa Mitra Wacana Yogyakarta sangat terbuka untuk berbagai pihak yang ingin melakukan kerja-kerja kolaborasi, baik itu mahasiswa, instansi pemerintah maupun masyarakat umum sepanjang sesuai dengan semangat perjuangan Mitra Wacana Yogyakarta.
Di akhir sesi talkshow, Wahyu Tanoto menekankan bahwa saat ini masih terjadi kekerasan-kekerasan berbasis gender di media social. Kita semua bisa terlibat aktif dalam pencegahan kekerasan berbasis gender ini dengan tidak mengklik, membagikan apalagi membuat gambar / berita yang mengeksploitasi perempuan dan anak.
2 Comments