web analytics
Connect with us

Opini

Toleransi Keberagaman

Published

on

Waktu dibaca: 2 menit
Mitra wacana

Ruliyanto

Seluruh umat muslim di dunia dengan suka cita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kita berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan pahala yang berlimpah di bulan yang suci ini. Akan tetapi sering sering sekali kita mendengar berita tentang aksi-aksi main hakim sendiri dari sekelompok masyarakat yang melakukan sweeping. Mereka melakukan sweeping mulai dari mendatangi rumah makan yang buka di siang hari agar menutupnya atau menyampaikan keberatan atas simbol-simbol keagamaan lain dengan dalih toleransi dalam beragama.

Sebetulnya apa sih yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama ? Dilansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia yang dimaksud dengan toleransi beragama adalah sikap saling menghormati, menghargai setiap keyakinan orang, tidak memaksakan kehendak dan menghina agama lain dengan alasan apapun.

Dari devinisi tersebut sangat jelas disebutkan bahwa sikap toleransi yang harus kita tunjukkan dalam bermasyarakat. Setiap orang harus saling menghargai dan menghormati orang lain yang memiliki kepercayaan atau keyakinan yang berbeda dengan kita. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita agar orang lain mengikuti apa yang kita “anggap” benar. Negara telah menjamin kebebasan beragama yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia 1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Tingkat toleransi kita dalam beragama menjadi barometer seberapa dewasa kita dalam menjaga kerukunan umat beragama. Bhineka Tunggal Ika sebagai moto Indonesia harus terus diejawantahkan dalam kehidupan sehari hari. Moto tersebut harus tercermin dalam setiap pola pikir, pola laku dan pola tindakan dalam bermasyarakat. Setiap warga masyarakat yang berkesadaran kebhinekaan harus terwujud dalam cara pandang, sikap dan perilaku untuk menerima, menghargai dan saling menjaga keragaman dilingkungan kita.

Untuk menjaga keharmonisan antar umat beragama dapat kita lakukan dengan membuka komunikasi antar umat beragama. Kita semua tahu bahwa komuniksi merupakan cara yang ampuh untuk lebih mengerti satu sama lain baik secara pribadi maupun kelompok / golongan. Komunikasi menjadi poin penting yang harus dilakukan apabila kita ingin menaikkan level kedewasaan kita dalam beragama. Komunikasi antar umat beragama harus sering dipupuk dan dilestarikan. Dengan komunikasi tersebut kita akan lebih memahami dan menengerti satu sama lain tanpa memaksakan kehendak kita untuk menciptakan keharmonisan dalam keberagaman.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Arsip

P3A Sentolo Gelar Workshop Pembuatan Modul Pembelajaran Komunitas

Published

on

Waktu dibaca: < 1 menit

Pusat Pembelajaran Perempuan dan Anak (P3A) merupakan komunitas yang bergerak dalam pemberdayaan perempuan dan anak. P3A Sentolo terdiri dari dua komunitas, yaitu P3A Rengganis dari Salamrejo dan P3A Srikandi dari Sentolo. Kedua P3A tersebut berada di Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada tanggal 21-22 November 2023, P3A Sentolo bekerja sama dengan Mitra Wacana menggelar workshop pembuatan modul pembelajaran komunitas. Workshop ini diikuti oleh 12 peserta yang merupakan perwakilan dari dua komunitas tersebut.

Workshop ini bertujuan untuk menyusun panduan belajar yang bisa diterapkan di komunitas-komunitas pemerhati perempuan dan anak di desa. Materi yang dibahas dalam workshop ini meliputi:
• Pengenalan tentang HAM dan Hak Asasi Perempuan
• Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang
• Gender
• Pencegahan kekerasan berbasis gender
• Pencegahan pernikahan anak

Workshop ini dilaksanakan di Balai Limasan Njelok, Sentolo.
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan modul yang dapat menjadi pegangan bagi setiap P3A dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Modul ini juga diharapkan dapat disebarkan kepada komunitas-komunitas P3A di wilayah lain atau komunitas-komunitas pemerhati perempuan dan anak lainnya.

Workshop pembuatan modul pembelajaran komunitas yang digelar oleh P3A Sentolo merupakan kegiatan yang meningkatkan kapasitas P3A dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Modul yang dihasilkan dari kegiatan ini juga dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat di lingkungan Kapanewon Sentolo. *

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Twitter

Trending

EnglishGermanIndonesian